PUISIMU BUKAN PUISI TERAKHIRMU

Mutiara itu tersimpan jauh di dasar samudera pisahkan antarbenua, berhentilah sejenak sudahkah kau lihat kilaunya ?, beningnya ?, indahnya ?, yang mampu membuatmu enggan teteskan air mata karena begitu banyak yang telah hilang dalam perjalanan yang kau tempuh, tersenyumlah wahai sahabat ku.

unknow.

Wiji Thukul pernah menulis puisi ‘puisiku bukan puisi’ 18 juni 1997, setahun sebelum krismon dan berakhir dengan reformasi di negeri ini.

aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa

puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur, tenaga, luka

kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup

aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa


Tentu puisi ini waktu itu, banyak yang tidak peduli, di kamar kost d samping kampus, aku merinding membacanya, lewat surat gelap kami bergerak, menentang rezim orba saat itu, sejak saat itu puisi bagiku sembilu yang mengaduk aduk rasa juangku, setiap detik ku selalu menggores puisi tentang apa saja.

Di Bengkel Narasi, 27 Juli 2021, sebuah karya dari senior Hasbi Latif, cukup sederhana kata dan bentuknya, walaupun maknanya dalam, saya tahu itu lahir dari embrio masa lalu ketika kita sering bersyair dan berorasi d pinggir pinggir jalan di sepi malam atau di pinggir karebosi mangkal di wisma hmi, saya tahu itu puisi spontanitas dari moment ultah bang RIM, kalau diulang bisa lebih sempurna, tapi menurutnya teori puisi itu ketika selesai di tulis dan di bacakan.


Begitu posting di room BN, saya share terus di medsos, tanpa sepengetahuannya, ku share di group alumni aktivis, group yakusa hijau hitam. Hasbi Latif waktu kuliah masuk kategori low profile mirip kak Surahman Azis koment teman aktivis d chat pribadi saya.


Puisi itu bukan puisi tapi kata batin untuk ungkapan kekaguman terhadap sang motivator RIM, sampai detik sekarang sudah terlihat tentu terbaca 1000 lebih tentu bukan hanya warga BN, tetapi di luar sana sebagai bukti mentor dan guru saya Hasbi Latif (HL), masih punya senjata orasi dan bom orator handal.

HL, akan keluar karya imajinatifnya ketika di desak, sama ketika dulu disuruh orasi, tanpa konsep tetapi asap ban yang di bakar di jalan akan membuat libido parlemen jalanannya bangkit.
Puisi berikutnya di tunggu.1000 viewer bukan untuk tenar, karena saya bendera itu telah lama di tancapkan di hati juniornya. Kibarkan kembali senior
Makassar, 7 Agustus 2021.
Jenderal sdm.

(Visited 125 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

One thought on “Puisimu Bukan Puisi Terakhirmu Wiji Thukul”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: