SETANGKAI PENA DI TAMAN PUJANGGA: KEGETIRAN KISAH BUYA HAMKA DALAM MENITI KARIR DARI KELUARGA BIASA-BIASA
|Spesifikasi Buku|
Judul : Setangkai Pena di Taman Pujangga : Novel Pertama dari Dwilogi Buya Hamka
Penulis : Akmal Nasery Basral
Penerbit : Republika
Ukuran : 17 x 24 cm
Tebal : 328 Halaman
Sampul : Soft Cover
ISBN : 978-6237-458449
|Ringkasan|
Hamka yang dikenal oleh rakyat Indonesia adalah sosok ulama, Ketua MUI, penceramah, cendikiawan, mufassir (penafsir Al-Qur’an), bahkan dikenal sebagai sosok sastrawan berpengaruh di Indonesia.
Namun di balik itu, ia juga merupakan sosok anak yang merasakan banyak sakit hati di masa kecilnya.
Perceraian orangtuanya, kerinduan pada ibunya dan hubungan yang tak mulus dengan sang ayah, berpengaruh banyak pada sikap dan kepribadian Hamka dewasa.
Malik, nama kecilnya sebelum ia dikenal sebagai Hamka, juga berhadapan dengan banyak kegagalan dan sakit bati, baik dalam hal pekerjaan dan asmara.
Ia bahkan pernah mendirikan ’bisnis’ majalah sendiri, yang hanya berhasil terbit beberapa edisi.
Dari semua cerita yang tak penuh bunga-bunga indah inilah, kita dapat banyak mengenal sosok Hamka yang lebih manusiawi, yang pernah marah dan kecewa, yang pernah kabur dari rumah dan ngambek pada orangtua, yang tentunya dalam beberapa adegan mirip dengan kita, para pembaca.
Namun secara sederhana, Anda akan menemukan kegetiran perjuangan Hamka dalam meniti karirnya sebagai seorang penulis sekaligus tokoh berpengaruh di Indonesia.
Akmal sebagai penulis berhasil menguasai dan mendalami setiap seluk beluk kehidupan tokoh ini.
Penulis piawai sekali dalam menyusun kisah Hamka dengan perjalanan hidup dari silsilah keluarganya.
Perjalanan Hamka ini akan Anda temui dalam tulisan yang sederhana, ringan dan asyik untuk diikuti setiap lembar demi lembar buku ini.
|Sekilas Tentang Penulis|
Akmal Nasery Basral (lahir 28 April 1968) adalah seorang novelis, penulis, dan mantan wartawan asal Indonesia berdarah Minangkabau yang sudah menulis 24 judul buku.
Dia menerima penghargaan National Writer’s Award 2021 kategori fiksi dari Perkumpulan Penulis Nasional SATUPENA
Dari sepak terjangnya sebagai seorang penulis, Akmal telah melahirkan banyak karya di antaranya: Simfoni Untuk Negeri: Twilite Orchestra & Magenta Orchestra (2011), Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006) Putik Safron di Sayap Izrail (2020), Taman Iman Taman Peradaban (2021, antologi puisi esai 10 tokoh agama di Indonesia), Imperia (2005), Nagabonar Jadi 2 (2007), Sang Pencerah (2010, novel sejarah kehidupan KH Ahmad Dahlan, Presiden Prawiranegara (2011, novel sejarah perjuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara era PDRI), Batas (2011, novel), Anak Sejuta Bintang (2012, novelisasi masa kanak-kanak Aburizal Bakrie), Tadarus Cinta Buya Pujangga (2013, novel sejarah Buya Hamka), Napoleon dari Tanah Rencong (2013, novel sejarah tentang Hasan Saleh), Trilogi Imperia: Ilusi Imperia (2014), Trilogi Imperia: Rahasia Imperia (2014), Trilogi Imperia: Coda Imperia (2018), Dilarang Bercanda dengan Kenangan (2018), Teo Toriatte (Genggam Cinta) (2019), Dilarang Bercanda dengan Kenangan 2: Gitasmara Semesta (2020), Setangkai Pena di Taman Pujangga (2020, dwilogi novel sejarah Buya Hamka), Disorder (2020), Dwilogi Dayon & Sabai: Dayon (2021), Kincir Waktu (2021), Dwilogi Dayon & Sabai: Sabai Sunwoo (2022), Serangkai Makna di Mihrab Ulama (2022, dwilogi novel sejarah Buya Hamka).
Dari karya-karya tersebut, Akmal telah menyabet berbagai penghargaan yang di antaranya sebagai berikut:
1). Longlist Khatulistiwa Literary Award/Kusala Sastra Khatulistiwa (2007)
2). Fiksi Utama Terbaik Islamic Book Fair (2011)
3). Penulis Produktif Republika Penerbit (2020)
4). National Writer’s Award SATUPENA (2021)
5). Nominator Best Crime Story & Best Novel Scarlet Pen Awards (2022)
|Buku ini di rekomendasikan |
Kenapa Anda Harus Memiliki Buku ini?
• Buku ini merupakan novel pertama dari Dwilogi Buya Hamka karya Akmal Nasery Basral. Penulis sangat mengagumi Buya Hamka, sehingga lahir lah buku ini.
• Walau telah banyak buku yang membahas perjalanan hidup Buya Hamka, novel ini mengupas sisi lain yang belum pernah Anda temui dalam buku apapun yang serupa. Dengan kata lain, buku ini lebih intim dan orisinil.
• Kita hanya mengenal Buya Hamka sebagai sosok sastrawan panutan, ulama, tokoh penting di Indonesia, namun dalam buku ini, penulis berhasil mengupas perjalanan Buya Hamka dari kecil, ketika beliau belum dianggap sebagai tokoh besar seperti sekarang.
•Dengan kisah ini, Anda bisa menjadi inispirasi bagi pembaca, bahwa untuk menjadi besar, kita tidak perlu lahir dari keluarga berada, namun semangat dan kegigihan kita lah yang benar-benar menjadi faktor penting penunjang kesuksesan itu sendiri.
[merpatibook.id].
Semoga review singkat ini menjadikan berminat untuk membaca dan memilikinya buku ini jodoh anda.
Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik.
Buya Hamka
Memang agak mahal tapi bagi pembaca buku adalah kebutuhan otak kita [338ribu discount 50%169 ribu], atau kalau terpaksa bisa pinjam punya saya. Asal jangan pakai prinsip jaman kami dulu :
Orang bodoh yang kasih pinjam bukunya, TAPI lebih bodoh yang kasih kembali buku pinjamannya.
Bisa di dapatkan secara online cod, aman saya telah membuktikannya.
Salam literasi
Sudirman Muhammadiyah
Keren…