Pipiet Senja

Kembali menatih ringkih ke ruang putih
Bergerak pelan brankarku didorong

Seorang perawat menyemangati
Sejak pagi sekali
Telah siap menjemputku
Ini operasi ketujuh

Serasa telah biasa hendak berjabat denganmu
Wahai, Malaikatku
Gerangan dimanakah bayangmu?

Kucari-cari sepanjang lorong cinta
Menyibak gemawan kelabu
Tiada sesuatu

Kuminta perawat henti sekejap
Kupandangi langit sembunyi dalam mendung
Gerimis mulai renyai
Seakan mewakili airmata anak cucuku

Berbisik pilu kulempar tanya
Masih adakah hari esok, wahai langitku?
Tiada jawaban
Gerimis telah berganti curah hujan

Bunyi waktu terdengar ngilu
Menusuk kalbu
Tik tik tik tik
Dokter mulai membiusku
Seketika aku masih mampu
Berbisik lirih
:Mohon setelkan sholawat Nabiku, dokter

Ketika sholawat mulai terdengar
Sepasang mata lelah mengatup
Ya Robbana, mohon matikan hamba yang dhaif ini
Dalam husnul khotimah

Laa illaha ilalah Muhammadarasulullah…

RSPAD, 29 Maret 2022

(Visited 27 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Pipiet Senja

Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: