Oleh : Rasdianah*
Bagi kebanyakan orang yang hampir setiap hari bekerja, akhir pekan atau weekend itu biasanya digunakan untuk bersantai di rumah, menikmati kebersamaan dengan keluarga. Hari yang seharusnya dipakai berleha-leha sejenak dengan orang-orang tersayang, tetapi sayangnya itu tidak berlaku bagi kami sebagai petugas POPT yang bertugas di wilayah terpencil.
Seperti hari Sabtu ini (29/7), saya berniat bersantai sebentar di rumah, melupakan sejenak rutinitas yang kadang melelahkan itu. Namun baru beberapa menit meluruskan tulang belakang, tiba-tiba ponsel berdering nada panggilan dari petani yang katanya padinya ada gejala serangan hama. Seketika saya mencoba beranjak, walaupun sangat susah meninggalkan Mode PeWe “Posisi Wuenak” itu, tetapi tugas memanggil dan harus berangkat. Bagaimana pun kepentingan petani dan menyelamatkan pertanaman dari serangan OPT itu adalah segalanya buat kami.
Berangkatlah saya ke Pujananting. Mendengar nama Pujananting mungkin sebagian orang akan merasa ketar-ketir. Betapa tidak, salah satu wilayah di Kabupaten Barru yang lumayan butuh waktu, tenaga dan nyali yang cukup besar untuk sampai disana. Tidak semua petugas bisa menaklukkan tempat ini. Pertama kali menginjakkan kaki di sana saya juga merasakan seperti itu. Takut dan dalam hati bertanya apakah saya bisa? Di sisi lain saya merasa semesta telah memilih saya untuk berada di sini dan yakin saya bisa. Alhamdulillah, sudah lebih 16 tahun saya bertugas di sini dan sedikit demi sedikit sudah bisa berbaur, bersinergi, dan menyatu dengan alam dan penduduk Pujananting yang nyata maupun yang tidak kasat mata.
Hari ini saya memantau, memonitoring dan memberikan rekomendasi kepada petani tadi yang rupanya pertanamannya terserang penggerek batang. Karena serangannya belum melampaui ambang ekonomi, maka saya sarankan memakai Pestisida Nabati dulu, karena bagaimanapun kami harus tetap mengusung prinsip PHT pada pertanaman. Nanti apabila sakitnya berlanjut baru disarankan segera hubungi Dokter (hehehe Dokter tanaman maksudnya).
Untuk sampai ke lokasi pertanaman hari ini cukup panjang dan melelahkan. Harus melewati jalanan jelek lalu lanjut menyebrang sungai, itu pun harus saya lalui sendiri karena petaninya sudah duluan ke lokasinya.Walaupun sedikit ngeri, saya coba menikmati semuanya. Yah, ini cuma secuil cerita tentang perjalanan yang selalu menguji nyali, dan memompa adrenalin petugas-petugas di Pujananting. Terkadang kami harus jatuh bangun di tengah perjalanan. Terguling saat menanjak dan menuruni jalan, kadang terjatuh dan motor terpaksa dilepas dan dibuang saja, dan terkadang luka-luka, bahkan patah tulang pun tidak bisa kami hindari.
Insya Allah kami tetap semangat, walaupun kadang ada segelintir orang yang menganggap remeh dan memandang kami sebelah mata. Mungkin karena saya perempuan yang menurut pandangan mereka tidak bisa berbuat lebih. It’s Okey, itu tidak lantas menyurutkan semangatku, karena saya juga tidak perlu harus berteriak untuk mengatakan bisa melakukannya. Bukankah sejatinya langit tidak harus menjelaskan kalau dia tinggi bukan?
Tetap semangat POPT. Kita bisa!! Never give Up!!
*POPT Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Wanita hebat luar biasa,semangattttt
Hebat Pejuang Bersayap Sebelah