Pipiet Senja

Langit memerah saga
Semburat api sang naga
Angkara murka tiada tara
Cinta membara patah tanpa jejak

Sayap-sayap berguguran
Tertiup angin utara
Sepasang mata meredup
Menapak jejak cinta
hanya kenangan semayup

Andai masih bergenggam tangan
Matahari dan rembulan mewarna
Denting kecapi dan tiupan seruling
Tembang rindu warisan leluhur
Merasuk kisi-kisi
Romansa dua hati
Berpagut asmara
Duhai, betapa indah

Bumi gonjang-ganjing
Langit kelap-kelip
Sang naga membelah jagatraya
Meliuk dan mengerkah penuh seluruh
Petir membalun gelombang
Semesta menggigil
Merobek sukma
Luluh-lantak tiada sisa

Sepasang mata lelah
Membasah tak henti
Ingin melebur dalam lautan api
Ada gumam bara
Dari kerak gemawan
Cinta duniawi tiada abadi
: Mari, Kekasih, kita jumpa di alam kelanggengan

RS Bhayangkara Brimob, akhir Juli 2023

(Visited 16 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Pipiet Senja

Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: