Pipiet Senja

Urusan mengubah pekerjaan di KTP. Ini dengan perjuangan juga.

Saat diundang ke Mesir, 2005, daku baru menyadari. Ternyata di KTP
kolom pekerjaan: Ikut Suami.

Hadeeeh, kapan pernah gw ikut ikutan Suami? Kerjaku di rumah saja; tukang masak, tukang cuci, tukang nulis deelel.

Pergilah daku ke Kelurahan dengan semangat senimanlah.
Saat kuminta perubahan di Kelurahan, terjadilah dialog sbb:

“Tolong ganti yà Mbak. Pekerjaan saya penulis,” pintaku dengan pedenya.

“Ooh, juru tulis ya,” sahut pegawai perempuan dengan bedak menor. “Juru tulis di mana tuh?”

“Haiiiish, bukan, juru tulis. Pengarang, ya Mbak, pengarang,” tukasku tegas.

“Oooh, tukang mengkhayal toh?” ujarnya dengan entengnya, di kupingku terdengar tak nyaman banget.

Beberapa jenak aku garuk-garuk jilbab yang tak gatal.

Tiba-tiba tuiiing!
“Tulis saja: Seniman, ya Mbak. Seniman,” kataku sambil nyelipin duit ke tangannya.

Eng ing eng…. beres deh hingga kini. Pekerjaan: Seniman.

Ingat, bukan ikutan Suami yeeeeh. Lagian gw mah gak punya laki lagi kaleeee…

Merdekaaaa!

(Visited 4 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Pipiet Senja

Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: