Pipiet Senja

Mengenang empat tahun silam
Bersama barisan emak-emak militan
Indonesia

Kami datang dari pelosok negeri

di barisanku ada dari Makassar

Bengkulu dan Tasikmalaya

Langkah ringkih mendadak tegap
Tubuh lansia seketika perkasa

Telah kurayu dokter tampanku
Agar melepas infus di tanganku
Nanti petang janji akan kembali
Melanjutkan agenda transfusi

Seperti biasa
Bergabung bersama sosok-sosok
Cut Nyak Dhien masa kini

Lihatlah, serasa tangguh langkahku
Bagaikan kepak garuda
Bukan pipit kecil lansia yang kian senja

Lihatlah, sosok-sosok
di sekitarku
Menguar semangat bersatu
Demi perubahan negeriku

Lihatlah, spanduk pun bertebar
Bendera berkibar-kibar
Semua menautkan asa
Di tangan para anggota dewan
Yang terhormat di Senayan

Emak-emak berbaur dengan mahasiswa
Tak sedikit anak-anak esteem
Banyak pula abang Ojol dan buruh
Semua sempat berharap penuh seluruh

Kiranya Pilpres jangan curang
Kiranya KPU adil
Kiranya Bawaslu amanah
Dhuaaaar!

Ternyata sejarah kemudian mencatat
Para pengkhianat
Mereka yang tega kolaborasi
Dengan Oligarki
Menjual aset negeri

Apakah akan tetap bungkam, saudara seperjuangan?
Hanya ada dua pilihan
Jika diam dibungkam mati
Jika gerak melawan
Pahala surga untukmu

Mari, jihad fi sabilillah, saudaraku sebangsa dan setanah air
NKRI harga mati
Allahu Akbar
Merdeka!
Akhir Agustus 2023

Note: Barisan emak-emak saat itu akhirnya pulang esok paginya. Situasinya tidak kondusif. Banyak korban semburan gas airmata diangkut ke rumah sakit terdekat. Manini lanjut ngedrakulinya, pasang muka badak, habis diomeli dokter. Heuheu.#Korban08

(Visited 11 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Pipiet Senja

Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: