Pada hari Jumat, tanggal 8 september 2023, di aula Merkadu Lama Munisipiu Lautem, Dubes Korea bersama Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, secara resmi meluncurkan Kompor Manual dari Korea pertama kali. Kompor manual ini akan dibagi pada semua lapisan Masyarakat di Timor dalam lima tahun mendatang.
Pada kesempatan ini, Administrador Munisipiu Lautém Sr.Domingos Sávio, dengan bangga dan senang menyambut duta besar Korea dan Presiden RDTL dengan rombongannya di Munisipiu Lautém untuk meluncurkan pembagian kompor manual masak kualitas ini.
Ia mengatakan bahwa, ia sangat bersyukur dan berterimakasih pada pemerintah Korea yang telah membantu masyarakat kami dengan kompor manual berkualitas ini, agar dapat menkorservasi ekosistem di Munisipiu Lautém, supaya para masyarakat tidak boleh sembarang menebang kayu. Ia meminta pada team NGO yang membantu membagi kompor ini, untuk mensosialisasikan pada masyarakat, agar mereka dapat menggunakan kompor ini dengan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam jangka waktu yang Panjang.
Pada kesempatan lain, Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, mengatakan bahwa, donasi dubes Korea dengan Perusahaan SK Kehutanan ini sangat penting bagi negeri kita dan bagi dunia global. Sebagai contoh, di Thailand, pada 30 tahun yang lalu terdapat 70% hutan, namun kini hanya tinggal 30% saja.
Menurutnya bahwa, sejak dari mandat pertamanya sebagai presiden ia selalu menekankan bagi semua orang untuk selalu menanam pohon, supaya tidak merusak ekosistem air. Karena hanya hutan saja yang dapat melindungi air tanah, ketika musim kemarau tiba dapat menyelamatkan air bawah tanah. Namun di Timor Leste ketika kita menanam pohon (reboisasi), binatang yang merusak dan memakannya.
Dulu pada tahun 1975 ketika populasi Timor masih sedikit, Timor hijau, tetapi sekarang populasi bertambah, banyak orang membuat rumah dimana-mana, tidak ada lagi kebersihan dan perlakuan bagi air kotor, sehingga air mulai terkontaminasi dengan beraneka ragam bakteri. Karena air juga merupakan sub-nutrisi, bukan hanya dari makanan saja tetapi juga dari air, namun ketika air, makanan, buah-buahan, sayur-sayuran dipenuhi oleh bakteri, akan berdampak pada kesehatan manusia. Pintanya lagi.
Selanjutnya ia, mengapresiasi dan memberikan, terima kasih banyak pada pemerintah Korea melalui Perusahaan SK yang telah membantu kompor masak berkualitas ini pada kita, untuk meminimalisir menebang kayu kering untuk masak, karena Korea merupakan teman terbaik Timor Leste yang mempunyai relasi yang baik dan kuat. Kita berharap bahwa, dua tahun mendatang, Ketika Timor Leste sudah produksi gas (on shore) baik di darat maupun di laut, kita dapat membagi kompor gas pada semua keluarga di negeri ini untuk masak dengan gas.
Untuk itu ia menghimbau agar, selalu ada kampaine reboisasi pada masyarakat Timor Leste agar dapat menarik perhatian mereka supaya mencintai pohon, karena dengan hutan akan muncul mata air, tidak ada hutan maka air juga akan kering, sehingga minta pada masyarakat supaya tidak boleh menebang kayu sebarang. Ujarnya.
Pada kesempatan lain, Perusahaan Korea SK juga berkomitmen bahwa, mereka dapat membagi kompor masak ini, karena atas kerja sama dengan AND TL dan NGO GCS yang berada di Munisipiu Lautém, sebagai langkah pertama dalam mendistribusi kompor ini bagi seluruh lapisan masyarakat di Timor Leste pada lima tahun mendatang. Pada tahap kedua akan adakan reboisasi bagi pohon mangrove dan lamtoro di Timor Leste.
Dia menambahkan bahwa, ketika para masyarakat menggunakan kompor masak ini, merupakan sebuah perubahan kecil bagi kehidupan sehari-hari, dimana dapat membawa lingkungan positif bagi alam dan iklim kita di masa depan nanti.
Pada kesempatan lain, dubes Korea, mengatakan bahwa, Timor Leste khususnya Lospalos merupakan relasi spesial dengan Korea, karena pada tahun 1999 militer Korea “ever green” pretama kali menempatkan pasukan perdamainnya di Lospalos, untuk misi perdamaian, begitu pula pada Perusahaan SK meluncurkan distribusi kompor masak pertama kali di Lospalos, melalui program “Semaul Undo” dengan NGO GCS yang telah lama menyatu dengan komunitas di Lospalos.
Menurutnya bahwa, Timor dan Korea ada kemiripan dan kesamaan, dulu Korea setelah paska kolonisasi, semua orang beramai-ramai menebang kayu untuk masak dan menghangatkan ruangan, sehingga gunung-gunung menjadi gundul. Ketika mereka setelah merdeka pemerintah berinisiatif berkampaine nasional bagi reboisasi nasional, sehingga sekarang Korea menjadi hijau kembali. Untuk dapat meminimalisir menebang kayu dan memperkenalkan batu bara sebagai pengganti kayu bakar.
Untuk itu ia mengangap bahwa, Timor Leste seperti Korea yang dulu pada tahun 1960 dan 70an dengan periode sekarang. Untuk itu ia mau mengimplementasikan pengalaman ini di Timor Leste dengan membantu reboisasi nasional untuk menyelamatkan pepohonan, sehingga meminta masyarakat supaya tidak boleh menebang kayu sembarang.
Karena dengan proyek reboisasi ini dapat membantu konservasi air tanah, pariwisata, dan konservasi taman nasional supaya dapat hijau kembali. Begitu juga mempunyai nilai ekonomi bagi para komunitas, meminimalisir iklim global melalui proyek agroflorestal.
Untuk itu ke depannya Korea ingin selalu bekerja sama dengan pemerintah Timor Leste dari berbagai pihak supaya dapat mengimplementasikan proyek reboisasi nasional di Timor Leste ini.
By Aldo Jlm
Edisi Lpls-BN, 090923