Pipiet Senja
Mengapa saya pancangkan bendera merah putih setengah tiang, hari ini?
Ya, hari ini 30 September. Ada peristiwa berdarah, pengkhianatan PKI.
Tujuh Pahlawan Revolusi dibantai oleh pekai, terkenal dengan peristiwa G30S/PKI.
Saya anak pejuang 45, cucu seorang LASWI, diperundung dahsyat oleh anak-anak PKI. Hingga telapak kaki cacat permanen, dampak didorong ke empang dan menginjak batu runcing.
Penyebabnya karena saya anak prajurit Siliwangi, cucu Ulama NU.
Diperundung anak-anak PKI merupakan luka jiwa, luka hati sepanjang hayat. Trauma itu pula yang membawaku bergabung dengan Barisan Ganyang PKI, diketuai oleh Ustad Alfian Tanjung.
Maka tiap 30 September, saya pancang setengah tiang merah putih.
Matilah selamanya komunis dari NKRI.
Merdeka!
Allahu Akbar!
Tak apa dianggap aneh, ditanya Erte; ada apa bendera setengah tiang? Ketika dijawab alasannya, kudengar dia menggumam;
“Pekai, halah basiā¦.”
Demikianlah banyak generasi muda yang tak tahu sejarah negerinya, bangsanya. Padahal NKRI sudah tergadai, sebagian malah terjual.
Sementara generasi Now banyak yang tenang-tenang saja, joget-joget, tiktokan, bercanda.
Jasmerah, wahai anak anak bangsaku!