Oleh: Ghinda Aprilia

Cuaca di Hong Kong akhir-akhir ini panas dan tentu ini ada efek samping pada Sailo, juga sudah lama dia tidak minum obat penenang. Selama di rumah ini, baru kali ini pakbehe (ngamuk) lumayan  lama. Pemicunya dia menginginkan pergi ke dokter hari Sabtu tanggal 7 Oktober, sementara di jadwalnya tanggal 11. 

Di hari Jum’at setelah pulang kerja, dia sudah mulai pakbehe (ngamuk) dilanjut paginya. Singsang berangkat kerja, tinggal saya yang jadi sasaran amukannya Tangan saya ditarik, badan saya di dorong-dorong, tenaga saya kalah kuat dengan Sailo yang masih muda. Sore hari dan malam ngamuk lagi, singsang pulang kerja kena imbasnya.

Merasakan badan kurang fit, tapi menghindari dari amukan Sailo, saya memilih libur tapi tidak berani jauh-jauh karena kabarnya akan ada Typhoon 8 di siang hari. Pergi dengan hati yang tidak menentu di saat melangkahkan kaki sudah Typhoon 3, dengan hujan dan angin lumayan kencang.

Hanya mondar-mandir di jembatan Mongkok, sambil melihat teman-teman yang sedang sibuk bercanda dan tertawa sambil menikmati makanan yang mereka beli atau bawa dari rumahnya. Sambil tetap keliling berharap uluran tangan teman-teman, itulah kegiatan saya di hari minggu, sambil sosialisasi Pemilu, karena mereka masih belum ada yang tahu kapan pemilu dilaksanakan.

Sambil keliling hati tetap tidak tenang, melihat ponsel sudah ada signal T8. Pukul 14.00 duduk dengan pedagang nasi, sambil menikmati bekal yang saya bawa. Ingat ada janji mau ketemu bunda Amirah, mau mengantar jilbab yang dipesannya. Bismillah, memberanikan diri pergi ke hotel Chungking Mansion, Tsim Sha Tsui yang dia sewa untuk belajar teraphy.

Entah kenapa sesampai di sana, malas mau balik, mengingat badan terasa remuk, akhirnya saya putuskan minta diterapi, dengan hati was-was yang saya sembunyikan, sambil sekali-sekali bercanda bersama teman-teman. Inilah kumpulan orang-orang yang bisa menggunakan waktunya supaya lebih bermanfaat, belajar therapy.

Sehabis bekam, yang belajar teraphy beres, kami makan bersama, bergegas pulang. Di antara mereka ada yang ditelpon majikannya supaya pulang awal karena MTR akan tutup & sinyal T9 sudah nampak di ponsel saya.

Benar juga, jika saya telat, mungkin tidak bisa pulang. Melihat teman-teman di FB banyak yang live tidak bisa pulang. Bus tidak beroperasi, MTR ditutup, sedikit Taxi yang lewat itupun dengan tarif tinggi. Teman-teman banyak yang nginep di MTR, saya menyaksikan di TV, pihak MTR cepat tanggap mereka dikasih air mineral dan makanan.

Saya tidak menyalahkan teman-teman yang nekad libur di saat T8, mungkin mereka tidak punya kamar sendiri, juga majikan yang tidak mengerti mengharuskan PRTnya tetap bekerja. Efeknya berita yang berseliweran di FB ada yang diinterminit. Saya ambil hikmahnya saja, ke depan saya harus lebih hati-hati. Info lengkap ada di HKFP. 

Topan Koinu: Sinyal T8 dan hujan hitam di Hong Kong berlaku, setelah ratusan orang terjebak di bandara – sinyal T3 pada pukul 11.40

25 warga telah mencari perawatan medis selama periode topan. Terdapat sembilan laporan mengenai pohon tumbang, dua kasus banjir, dan tanah longsor. 286 orang telah mencari perlindungan di tempat penampungan.

Observatorium mengganti sinyal badai T9 dengan peringatan T8 pada hari Minggu pukul 23:50, saat Topan Koinu mulai melemah.

Siklon Tropis  Observatorium.

Observatorium mengatakan bahwa curah hujan lebat masih mempengaruhi wilayah tersebut: “Secara lokal, curah hujan lebih dari 100 milimeter tercatat di sebagian besar wilayah sejak tengah malam, dan curah hujan bahkan melebihi 200 milimeter di wilayah perkotaan, Tseung Kwan O dan Pulau Lantau.”

Pemerintah mengeluarkan peringatan badai hujan hitam pada pukul 4 pagi, yang berarti curah hujan yang melebihi 70 milimeter dalam satu jam telah turun, atau diperkirakan akan turun.

Topan Koinu mengitari Hong Kong pada Minggu, 8 Oktober 2023. 

Sinyal Angin Kuat T3 akan menggantikan sinyal T8 pada pukul 11.40, tambahnya.

Dalam siaran pers hari Senin, pemerintah mengatakan bahwa 25 orang telah mencari perawatan medis di ruang gawat darurat selama periode topan. Terdapat sembilan laporan pohon tumbang, dua kasus banjir terkonfirmasi, dan satu laporan tanah longsor. 286 orang telah mengungsi di tempat penampungan sementara. Sekolah, lapangan, pusat olah raga, semua pusat penitipan anak, pusat layanan lansia dan unit rehabilitasi harian, serta layanan pemerintah lainnya akan tetap tutup pada Senin pagi. Pengiriman feri ke pulau-pulau terpencil akan tetap ditangguhkan.

MTR menjalankan layanan terbatas pada Senin pagi, setelah ratusan orang terdampar di bandara pada dini hari. Sekitar 90 penerbangan telah dibatalkan, kata Otoritas Bandara. Ia menambahkan bahwa penumpang diminta untuk tetap berada di terminal demi alasan keamanan.Wisatawan menunggu berjam-jam untuk mendapatkan taksi, karena jalur kereta Airport Express dihentikan. Namun, dibuka kembali sekitar tengah malam hingga jam 3 pagi untuk menghapus simpanan.

Kedatangan Topan Koinu terjadi sebulan setelah kota itu dilanda peristiwa cuaca ekstrem yang menurut para ahli terkait  dengan krisis iklim. Hong Kong mengalami  sinyal badai T10 pertama sejak 2018  pada awal September ketika Topan Super Saola membawa angin kencang ke wilayah tersebut. Seminggu kemudian, kota ini dilanda  curah hujan yang memecahkan rekor  yang mengakibatkan mobil-mobil terdampar di jalan yang terendam banjir dan seluruh pintu keluar stasiun MTR terendam air. Kota ini juga pernah  mengalami musim panas terpanas sepanjang sejarah. Cuaca akan membaik pada pertengahan minggu, dengan akhir pekan yang cerah.

Ketika sinyal No. 8 dikeluarkan, angin kencang atau badai akan mempengaruhi, atau diperkirakan akan mempengaruhi, Hong Kong.

Observatorium Hong Kong akan membuat pengumuman khusus dalam waktu dua jam sebelum sinyal dipasang. Sebagian besar kantor dan tempat usaha kemudian akan tutup dan orang-orang yang tidak memiliki alasan khusus untuk keluar rumah diharapkan untuk pulang. Semua kelas di sekolah dan sebagian besar layanan pemerintah akan dihentikan.

Layanan feri akan memberikan pemberitahuan kapan mereka akan berhenti beroperasi, sementara sebagian besar rute bus akan berhenti dalam waktu dua jam setelah sinyal dikeluarkan.

Kereta MTR akan berjalan normal kecuali kondisi cuaca memburuk.

Warga sebaiknya kembali ke rumah atau tinggal di tempat yang aman, dan menghindari daerah dataran rendah yang rawan banjir.

Tempat penampungan sementara akan dibuka di gedung-gedung pemerintah bagi orang-orang yang tidak memiliki tempat berlindung yang aman.

(Visited 56 times, 1 visits today)

By Ghinda Aprilia

Sebaik-baik hidup bisa berguna untuk diri sendiri dan orang lain.

One thought on “Topan Koinu”
  1. Hati hati jo di negeri rantau,semoga semua selamat tanpa kurang apapun,bgm respon KBRI terhadap kejadian spt itu terhadap WNI yg bekerja di Hong Kong?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.