Pipiet Senja

Serius, mendadak senyap dari penawaran penerbitan, sejak sebelum Pandemi, 2019.

Banyak penerbit kolaps. Tersilih oleh era digital. Termasuk toko buku banyak yang tutup, bangkrut.

Bahkan sekelas Toko Gunung Agung sekalipun akhirnya tutup. Betapa banyak kenangan masa kecilku di toko buku satu ini.
Beberapa kali kuajak adikku ke toko milik mualaf Masagung. Naik bus Pelita Mas Jaya bayar jigo, dari Tegalan ke Kwitang.

Kebanyakan bukan beli buku, melainkan numpang baca alias gratis. Maklum, aku dan adikku yang kini mukim di Belanda, sudah kecanduan buku saat itu.

Masa itu, kami berdua sering pula ke kawasan Pasar Pramuka. Pusat grosir berbagai barang, harga jauh lebih murah.
Atau berebut buku baru di kios Taman Baca, sewa berbagai buku. Termasuk buku bacaan kesukaan Emak dan Bapak.

Pengalaman nyandu buku saat kanak-kanak itu sangat membekas, bahkan mempengaruhi karakter kami.

Adikku tetap nyandu buku, kini mampu berbagai bahasa dunia. Selain bahasa Indonesia: Belanda, Perancis, Jepang, Jerman dan Mandarin.

Sedangkan aku menjadi penulis profesional. Berkelana dengan karya ke berbagai negara. Di Hongkong sampai digelari: Teroris, Tukang Teror Menulis.

Di era digital kini aku hanya bisa memajang karya di platform. Lebih kutujukan sebagai titip karya untuk anak cucu kelak. Jika neneknya ini telah tiada masih ada warisannya berupa: buku di jagat literasi Indonesia.

Teryata kini karyaku hanya menghasilkan cuan recehan saja di platform seperti; KBMAPP, Joylada dlsb.
Tidak mampu mengimbangi postingan yang jadi hits masa kini.
Beda visi dan misi, beda karakter dan nuansanya.

Pembaca kini lebih suka postingan genre; selingkuhan, pelakor, Cinderella, pornoliterasi.
Tak mengapalah, nenek nenek harus tahu diri.
Utamanya tetap menulis hingga detak jantung berhenti.

Terima kasih dari lubuk hati terdalam, kepada Luxima Media yang masih berkenan menerbitkan buku anak-anak karya Manini Qania. Rencananya ada semua provinsi Indonesia.
Semoga serial Jelajah Nusantara laris manis.

Sudah bisa PO melalui WA 08119948212 atau langsung ke Penerbit Luxima.

Ini sambil menuju RSUI nengok putriku yang sedang dapat ujian Sang Maha Pengasih.
Mohon doakan ya sahabatku yang baik.

Terima kasih dan salam Literasi Indonesia.

(Visited 6 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Pipiet Senja

Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: