Oleh: Lantip Rido Eisy, Lantip Gugun*
Bila mendengar frase ‘lanjut usia’, manusia merasa seperti mendengar sesuatu yang mencemaskan, sesuatu yang penuh dengan ketidakpastian, sesuatu yang penuh dengan kesepian, dan lain sebagainya. Pada dasarnya memasuki ‘lanjut usia’, seolah-olah sesuatu yang tidak menyenangkan. Jika saja bisa dikendalikan, manusia inginnya masih di usia sekitar 20 s.d. 59 tahun saja selamanya. Karena itulah usia produktif pada manusia normal.
Akan tetapi, Tuhan sudah mengatur kehidupan manusia. Dari hasil penelitian mendalam tentang daur hidup. Maka, ditemukan bahwa daur hidup manusia Indonrsia sementara ini, adalah sebagai berikut.
- Kurang dari 5 tahun adalah kelompok bayi dan balita,
- Diantara 5 s.d 9 tahun termasuk kelompok umur anak-anak,
- Di usia 10 s.d 19 termasuk kelompok remaja,
- Usia 20 s.d 59 masuk pada kelompok usia produktif, dan
- Di usia 60 +, masuk pada kelompok lanjut usia.
Di kelompok ‘lanjut usia’ inilah, tidak bisa dipungkiri, banyak dari individu yang tidak siap untuk menghadapinya. Tetapi, itu pasti terjadi. Karena manusia bukan ular, yang bisa berganti kulit setiap tahun, dan tampil menjadi muda lagi. Tetapi, manusia adalah makhluk yang diberi potensi yang lengkap, yang tidak diberikan kepada makhluk yang lainnya. Manusia diberi potensi akal, diberi potensi hatinurani, dan diberi potensi syahwat. Yang kelengkapan ini tidak diberikan kepada malaikat, jin (setan), binatang, maupun kepada tumbuhan. Hanya kepada manusia, Tuhan memberikan potensi yang hebat tersebut.
Jika ular, dapat berganti kulitnya setiap tahun. Ular memiliki kemampuan itu, karena diberi oleh Tuhan. Dapatkah manusia lanjut usia (lansia), kulitnya menjadi muda kembali seperti ular, tentu saja bukan hal yang mustahil. Telah terbukti dengan kehebatan akalnya, para lansia dapat mengubah kulitnya yang mulai keriput menjadi muda kembali. Seperti ularkah manusia melakukannya..? Tentu tidak, dengan akalnya, ditemukan metode operasi plastik (oplas), agar kulit-kulit yang kendor menjadi kencang kembali. Kemudian ada sebagian manusia, yang memelihara fisiknya lewat metode olah tubuh, termasuk di dalamnya olah pernapasan.
Tidak sampai di wilayah fisik saja. Dengan potensi yang hebat yang ada pada manusia, kegundahan-kegundahan bathin ‘lansia’ dicarikan metodena agar terlatih menghadapi keadaan yang sebenarnya. Maka, ditemukan berbagai pelatihan meditasi, baik melalui pengendalian pernapasan, atau melalui pendekan agama. Atau bisa jadi di antara keduanya, pendekatan agama dan olah pernapasan.
Bagaimana dengan potensi yang ketiga, yaitu syahwat. Dengan bekal potensi ini, manusia berkeinginan untuk mewujudkan berbagai hal yang terbaik bagi dirinya. Maka, dengan didukung oleh akal dan hati nurani, syahwat manusia mewujudkan berbagai hal yang positif di dalam hidupnya. Tetapi dengan syahwat, manusia dapat juga melahirkan hal yang negatif, jika tidak dikendalikan oleh akal dan hati nurani.
Begitu kuat usaha manusia untuk tetap eksis di usia lanjut. Tetapi, tetap bahwa usia itu tidak dapat dibohongi. Fisik dan mental bisa dilatih, tetapi usia tetap berjalan menurut waktu, dan waktu inilah yang akan menfonis, apakah masih berjalan, atau sudah habis waktunya. Karena, yang menciptakan dan menguasai waktu adalah Tuhan.
Di masa ‘lansia’ inilah, manusia mengupayakan agar waktu yang masih diberikan tidak tersia-siakan. Maka, munculah pikiran cerdas dan perasaan sehat, agar di periode ‘lansia’ ini apa yang manusia kerjakan tidak sia-sia, tetapi masih bermanfaat untuk dirinya dan untuk lingkungannya. Lewat pemikiran cerdas dan perasaan yang sehat inilah. Maka ditetapkan, bahwa ‘lansia’ harus menjadi makhluk aktif dan produktif, agar hidupnya bermanfaat hingga di akhir waktu. Terbentuklah suatu komunitas Lanjut Usia yang Aktif dan Produktif, atau Lansia Aktif dan Produktif, yang akronimnya menjadi ‘LANTIP’.
Menyitir penjelasan Kementerian PKM, bahwa upaya kesehatan lanjut usia dilakukan sejak seseorang berusia 60 (enam puluh) tahun serta ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat, berkualitas, dan produktif sesuai dengan martabat kemanusiaan. Demikian pun, penjelasan Sekretaris LANTIP Jawa Barat, Sulwan Kosasih: LANTIP “adalah sebuah perkumpulan orang berusia 60 ke atas tapi masih aktif dlm berbagai profesi dan kegiatan.” Jadi tidak salah, jika kita behimpun di dalam komunitas ini. Siapa tahu di usia senja ìni, kita masih dapat menyumbangkan hasil-hasil pemikiran yang kreatif dan inovatif, untuk kemaslahatan kita bersama, dan orang lain yang membutuhkan. DPD LANTIP Jawa Barat, berencana akan melaksanakan pelantikan pada tanggal 22 Oktober 2023. Semoga seluruh pengurus LANTIP DPD maupun DPP, diberi kesehatan dan panjang umur.
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
*Bidang Komunikasi dan Informasi.