Oleh: Rosita Samad*

Hasil hutan baik berupa kayu maupun bukan kayu merupakan produk yang menyumbang perekonomian bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Sebut saja rotan, damar, getah pinus, olahan nira aren dan jasa lingkungan serta berbagai produk hasil hutan lainnya yang banyak d usahakan oleh masyarakat. Produk lain yang cukup dikenal yaitu kopi yang berasal dari kawasan hutan yang dikelola masyarakat sekitar kawasan hutan.

Indonesia merupakan penghasil kopi. Untuk wilayah Sulawesi Selatan terdapat beberapa jenis Kopi dengan cita rasa dan aroma yang beragam tergantung ketinggian tempat dan agroklimat tumbuhnya.

  1. Kopi Toraja dengan cita rasa khas di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.
  2. Kopi Kalosi di Kabupaten Enrekang yang pernah merupakan primadona perdagangan sektor perkebunan di Kabupaten Enrekang.
  3. Kopi manipi Sinjai yang dihasilkan dari daerah perbatasan Kabupaten Sinjai, kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa drngan aroma harum dan rasa pahit yang khas.
  4. Kopi Rumbia Jeneponto dihasilkan lereng Gunung Lompobattang pada ketinggian sekitar 1.300 meter diatas permukaan laut dengan sensasi rasa yang khas.
  5. Kopi Kahayya dihasilkan pada dataran tinggi Desa Kahayya Kabupaten Bulukumba dengan rasa kopi yang khas
  6. Kopi Bisang Luwu dihasilkan dari fermentasi metabolisme hewan endemik Sulawesi yaitu Bisang dan kopi yang dihasilkan hampir sama dengan kopi Luwak dari Sumatera.

Potensi produk dari sektor kopi saja sudah sangat beragam dan teridentifikasi di Sulawesi Selatan ratusan kelompok usaha dengan luas areal lebih dari 17 ribu Hektar. Mengapa belum berdampak signifikan karena belum tertata mulai dari proses budidaya, pasca panen dan pemasaran yang butuh sentuhan para pihak yang merupakan stakeholder dari peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan dan masyarakat desa pada umumnya.

Potensi lain yang telah pudar popularitasnya yaitu rotan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat dan inovasi yang belum maksimal pada produk ini. Namun beberapa Kabupaten cenderung menunjukkan peningkatan produksi rotan dan penatausahaan hasil hutan bukan kayu ini.

Potensi lainnya dari sektor kehutanan yaitu jasa lingkungan seperti pemanfaatan kawasan hutan untuk ekowisata, jalur pendakian, pemanfaatan air bersih, camping ground dan banyak lagi yang lain. Teridentifikasi lebih dari enampuluh kelompok yang mengelola jasa lingkungan dalam kawasan hutan melalui perhutanan sosial seperti wisata Dante pine di Enrekang, agrowisata Kalibambang di Palopo, ekowisata Mattabulu di Soppeng, Hutan pinus Buntu Datu di Tana Toraja dan beberapa yang belum sempat saya sebutkan.

Melalui ruang ini saya ingin mengajak untuk melirik potensi besar kita ini sesuai dengan bidang tugas kita masing-masing. Terkhusus buat sahabat penyuluh kehutanan dan pendamping perhutanan sosial, apresiasi dan hormat saya selaku orang yang senantiasa mendampingi kelompok menuju kemandirian. Permohonan maaf bila ada khilaf dan salah dalam tulisan ini, semata menuangkan ide dan gagasan sebatas keterbatasan saya.

Makassar, 9 Oktober 2023
*Staf DLHK Provinsi Sulawesi Selatan

(Visited 194 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.