Oleh: Muhammad Sadar*

Kata harapan dalam terminologi bahasa Inggris disebut hope. Hope bisa diartikan sebagai pikiran imajinatif seseorang untuk menggapai sesuatu yang dicita-citakan melalui ikhtiar yang dilakukan.
Namun ejaan kata harapan adalah sebuah nama desa di antara 54 desa/kelurahan dalam wilayah administratif Pemerintah Kabupaten Barru.

Wilayah Desa Harapan berada di Kecamatan Tanete Riaja yang diapit oleh beberapa desa antara Kecamatan Barru di sebelah timur dan bersebelahan Kecamatan Pujananting di bagian barat.
Sedangkan di sisi utara berbatasan langsung Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone di sisi selatan.
Desa Harapan memiliki luas 53 kilometer persegi yang merupakan desa terluas ke-4 setelah Desa Nepo, Pujananting, dan Pattappa serta termasuk dalam 25 desa/kelurahan yang tidak memiliki wilayah pesisir pantai dan dihuni penduduk sebanyak 3.682 jiwa yang tersebar pada 6 dusun (Monografi Desa
Harapan, 2023).

Secara geografis, Desa Harapan berada pada ketinggian 700-1.000 meter di atas permukaan laut, range suhu udara 20-30 derajat Celcius. Curah hujan tahunan antara 2.556-5.112 mm dengan sebaran 6 bulan basah, 4 bulan lembab, dan 2 bulan kering. Topografi desa ini didominasi dataran menengah pegunungan, kawasan hutan lindung, dan hutan produksi terbatas dengan kombinasi lahan berkontur bukit berjajar sedikit berpadang savana (Dinas Pertanian Barru, 2022).

Berdasarkan peta zona agroekologi Provinsi Sulawesi Selatan (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementan, 2013), Desa Harapan secara umum termasuk dalam zona beriklim basah-kering dengan pemanfaatan lahan berbasis tanaman tahunan (perkebunan, hortikultura, dan palawija) dengan arahan pengembangan komoditas kopi, kakao, cengkeh, durian, jeruk, vanili, manggis, alpukat, nangka, sukun, lengkeng, pisang, jagung serta aneka kacang dan umbi. Klasifikasi tanah tergolong hapludex, eutrudepts, dan haplustepts dengan kemiringan lereng 8-15%.

Berdasarkan indikasi geografis tersebut di atas, diperkirakan sejak setengah abad yang silam penduduk Desa Harapan telah memulai usaha tani perkebunan rakyat terutama komoditas kopi. Bibit kopi awalnya didatangkan dari Desa Umpungeng Kabupaten Soppeng berjenis Liberika. Jenis kopi inilah yang berstatus sebagai kopi indukan yang dikembangkan secara tradisional hingga masuknya berbagai jenis tanaman kopi melalui usaha mandiri petani maupun intervensi program pengembangan budidaya kopi dari pemerintah walaupun secara parsial berupa bantuan bibit tanaman kopi.

Jenis kopi yang dibudidayakan petani hingga saat ini di antaranya arabika, robusta, dan liberika. Luas areal tanam sudah mencapai 300 ha yang terbagi dalam tanaman menghasilkan seluas 210 ha, tanaman belum menghasilkan 70 ha, dan tanaman tua kurang produktif seluas 20 ha. Produktivitas mencapai 63 kg/ha/tahun, sementara total produksi ekuivalen 13.230 kg/tahun dari luas tanaman menghasilkan. Luas pertanaman tersebut lebih didominasi jenis kopi arabika kemudian robusta dan liberika.

Budidaya tanaman kopi di Desa Harapan yang melibatkan 370 orang petani dilakukan di sela-sela tanaman hutan sebagai penaungnya antara lain pohon aren, pinus, dan tanaman perkebunan lainnya seperti cengkeh. Pengusahaan tersebut secara spot-spot, bukan hamparan yang menyatu, sehingga cita rasa kopi Harapan terbentuk dan dipengaruhi oleh pohon pelindungnya (BPP Tanete Riaja, 2022).

Sekilas tentang gambaran kinerja kopi nasional bahwa produktivitas baru mencapai 0,6-0,7 ton/ha/tahun sementara produksinya sebesar 778.000 ton dengan ekspor sebanyak 476.374 ton senilai 604,4 juta USD ke-75 negara tujuan. Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia selama periode 2022-2023 dengan total produksi sebesar 11,85 juta kantong berukuran 60 kg (Data Indonesia, 2023).

Menurut International Coffee Organization (ICO, 2021), Indonesia tergolong sebagai negara dengan konsumsi kopi terbesar kelima di dunia pada periode 2020-2021, jumlahnya mencapai 5 juta kantong berukuran 60 kg serta memiliki 39 jenis kopi berdasarkan indikasi geografis.

Sektor perkebunan sebagai salah satu pilar penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, pemenuhan konsumsi domestik, serta sebagai bahan baku industri food and beverage.

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi pengolahan biji kopi dan komoditas ini menjadi minuman favorit sebagian masyarakat Indonesia dan dunia serta trendbudaya dan gaya hidup di zaman sekarang, maka di Desa Harapan mengorbitlah seorang pemuda milenial bernama Syarifuddin selaku penggerak usaha pengolahan kopi biasa disebut rumah produksi atau coffee shop yang memproduksi
premium coffee powder and house blend coffee.

Berawal tahun 2019, Syarifuddin merintis usaha ini dengan melakukan kerja sama pendanaan dari BRI unit Tanete Riaja melalui skema inkubator bisnis UMKM dan bantuan alat pengolahan kopi sekaligus mendirikan badan usaha legal yang diberi nama CV. Agro Harapan Mandiri. Di bawah bendera usaha tersebut Syarifuddin menciptakan brand kopi sendiri yang bertitel “Coffee Harapan”. Kemudian Syarifuddin melakukan orientasi bisnisnya dengan menyerap hasil panen kopi petani di desanya sekaligus mengedukasi cara panen dan pascapanen kepada petani kopi. Selanjutnya, dilakukan pengolahan biji kopi, pemasaran, hingga penyajian dan pelayanan minum kopi di outlet-nya.

Sebagai seorang enterpreneur muda di bidang usaha kopi, Syarifuddin belajar secara autodidak dalam meracik bubuk kopi. Pada proses kelas kopi green bean dan red cherry yang dibeli dari petani, diolah dengan cara roasting bean yang akan menghasilkan kopi powder grade I dan grade II untuk segmen pasar warung kopi, kafetaria, hotel, dan restoran baik sebagai bahan tester maupun tujuan komersial. Wujud produksi dalam processing roasting tersebut berdasarkan order para konsumen dalam kemasan kopi premium pure arabika atau kombinasi robusta dan liberika yang berspesifikasi light, medium, dan dark. Khusus produk house blend coffee yang berkomposisi antara liberika 70% dan arabika 30% ditujukan untuk pasar umum.

Pangsa pasar kopi olahan Syarifuddin sudah menjangkau beberapa wilayah di tanah air seperti Makassar, Surabaya, Jakarta, hingga Jayapura dan beberapa kota di Kalimantan. Di samping kebutuhan pasar lokal Barru dan sekitarnya serta pelayanan minum kopi di kedai Coffee Harapan milik Syarifuddin.

Berdasarkan laporan hasil uji cita rasa kopi Harapan jenis arabika dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia-Jember 2019, karakteristik pengujian meliputi fragrance, flavour, aftertaste, acidity, body, uniformity, balance, clean cup, sweetness, dan overall. Semua parameter ujicoba tersebut memperoleh skor citarasa antara 7-10, yang bernilai Good dan Excellent. Sedangkan final total score notation mencapai 83,75 dari standar nilai 10-100 dengan keterangan rasa antara caramelly,sweet potato aroma,
spicy and nutty.

Menurut Syarifuddin, kualitas cita rasa kopi dipengaruhi oleh agroekosistem budidayanya, terutama ketinggian tempat, paparan cahaya dan temperatur serta manajemen nutrisi. Komponen perlakuan sebagai penentu cita rasa yang tak kalah pentingnya adalah cara panen dan pascapanen yang diterapkan oleh petani. Selebihnya adalah proses roasting biji kopi dan penyajiannya yang turut berperan dalam membentuk cita rasa kopi.

Pada tampilan kemasan produk dijelaskan, Coffee Harapan merupakan kopi hasil perkebunan rakyat dengan konsep agroforestri di bawah naungan berupa tegakan pohon cengkeh, aren, dan vegetasi hutan lainnya yang telah disortir dua tahap sehingga menghasilkan kopi berkualitas premium dengan cita rasa yang khas dan unik.

Penulis hendak mengajak kepada para petualang, penggemar, pecinta dan pegiat kopi, jika dalam perjalanan darat dari arah kota Makassar atau daerah lain menuju Kabupaten Soppeng via Barru maupun arah sebaliknya, dalam melengkapi touring tersebut maka sudilah kiranya mengaso sejenak di kedai Coffee Harapan untuk menjajal seduhan kopi ala barista Syarifuddin. Di kedai tersebut akan disuguhkan dan atraksi penyajian varian cita rasa brand kopi Harapan baik arabika, robusta, atau liberika dan kombinasinya. Formulasi original yang homogen atau heterogen ini akan diemulsikan dengan pemanis alami organic liquid palm sugar produksi lokal Desa Harapan dan bisa juga ditambahkan ice cream atau chocolate powder sebagai topping. Secangkir Coffee Harapan bersama snack roasted peanuts Yassiberui
(brand kacang tanah varietas lokal Kabupaten Barru) dengan memandang view hamparan bumi harapan yang beraltitude 700 meter di atas permukaan laut sambil menyaksikan sunset di batas cakrawala ufuk barat seakan memberi efek kejut ekspektasi penuh rona dan makna berupa hope yang diikhtiarkan selama ini.

Desa Harapan, 20 Mei 2024

*Warga Bengkel Narasi Indonesia, Jakarta.

(Visited 222 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.