Grup Perjuangan – Aminah Mustari.- Ed. PS

Dua puluh tiga tahun yang lalu,
Faris Audah ditembak mati.

Dia berdiri sendirian, melempar batu ke arah tank Israel yang menggusur rumah-rumah penduduk Palestina di Jalur Gaza.

Foto ini diambil oleh seorang jurnalis Associated Press pada 20 Oktober 2000. Delapan hari setelah itu, Faris ditembak tepat di lehernya. Ia syahid seketika.

Washington Post menyebut Faris Audah “adolescent daredevil” atau remaja pemberani. Ia kerap melakukan “atraksi” berbahaya; melompati celah-celah berjarak 6 kaki di antara atap-atap bangunan bertingkat dua hingga empat.

Hari ini tanggal 18 Oktober 2023. Lihatlah apa yang terjadi dua puluh tiga tahun setelah penembakan Faris Audah berlalu.

Alih-alih berhenti, tanah Faris Audah tak hanya dirampas, melainkan dibumi hanguskan, diratakan bukan hanya dengan tank, tapi rudal. Penggusuran yang “amat sangat efektif” . Bangsa Faris Audah dibantai. It happened to be a massacre!

Namun Faris Audah hidup hingga hari ini. Tinggal dalam jiwa-jiwa yang bertahan di tanah air mereka hingga detik ini.

Lihatlah Faris-Faris kecil di jalan-jalan bertahun kemudian. Tangan-tangan kecil mereka melempari kerikil untuk mengusir penjajah, membela tanah ibu, ayah, dan kakek mereka.

Hiduplah terus, Faris Audah. Jadikan jalan ini menjadi mimpi buruk bagi para perampas iman, tanah, dan bangsamu.

Ingat dan bawalah Faris Audah dan saudara-saudaramu dalam doamu malam ini.

(Visited 32 times, 4 visits today)
Avatar photo

By Pipiet Senja

Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: