PASAR MODERN VS PASAR TRADISIONAL
(Gaya old di era millenial, cultural shock)

Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual lokal dengan pembeli untuk mengadakan suatu transaksi disertai tawar menawar sehingga tercapai kesepakatan harga.
Belakangan ini, pasar tradisional mulai tersingkirkan akibat makin banyaknya minimarket dan supermarket.
Bahkan sampai ditempat-tempat terpencil. Tidak heran, keberadaan pasar tradisional mulai dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Menjamurnya supermarket di pedesaan dan lorong2 kota, membuat kita terasa teralienasi sosial. Interaksi sosiologis kita berkurang.
Padahal belanja di pasar tradisional banyak keuntungannya. Kamu bisa tawar menawar, produknya lebih segar, dan kamu juga bisa berinteraksi secara langsung dengan para pedagang lokal.
Selain itu, banyak lagi keuntungan yang kamu dapat kalau belanja di pasar tradisional.
1). Bisa tawar menawar
Tidak seperti di supermarket yang harganya tidak bisa ditawar. Kalau belanja di pasar tradisional kamu bisa bebas menawar harga sesuka kamu. Semakin kamu jago menawar maka semakin murah pula harga barang yang kamu dapat. Di sinilah letak seninya. Walaupun terdengar mudah, padahal tawar menawar nggak mudah.
2). Lebih lengkap dan banyak pilihan
Barang-barang yang ada di pasar tradisional juga jauh lebih lengkap daripada di supermarket apalagi minimarket.
Hampir semua kebutuhanmu ada di pasar tradisional, mulai bahan mentah, sayur mayur, buah-buahan, alat rumah tangga, sampai pakaian dalam pun ada.
Selain bisa nawar dan lebih murah, kalau beli di pasar tradisional itu barangnya jauh lebih lengkap, barang yang nggak ada di supermarket biasanya tersedia di pasar tradisional.
3). Membeli produk dalam negeri berarti cinta produk Indonesia
Kalau kamu cinta Indonesia, berarti sudah saatnya kamu mencoba untuk mulai belanja kebutuhanmu di pasar tradisional.
4). Produk lebih segar
Selain lebih lengkap, produk yang ada di pasar tradisional biasanya lebih segar. Itu terjadi karena para pengepul selalu menyetok barang pagi-pagi sekali untuk dijual pada hari itu juga, sehingga barang lebih segar. Dan proses itu berlangsung setiap hari.
5). Tidak perlu dandan atau pakai baju bagus
Alasan yang satu ini khusus buat kamu yang cewek yang biasanya males dandan atau malas ganti baju. Kalau belanja di pasar tradisional, kamu cukup pakai daster aja rasanya nggak jadi masalah.
6). Jam buka lebih pagi
Tidak seperti supermarket, pasar tradisional biasanya buka jauh lebih pagi. Ini memudahkan bagi mereka yang mempunya usaha kuliner untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan.
7). Pasar tradisional nggak kalah nyaman
Pandangan masyarakat jika mendengar pasar tradisional adalah tempatnya berantakan, sampah berserakan, becek kalau hujan.
Tapi sekarang sudah banyak pasar tradisional yang tertata rapi dan bersih.
8). Harga barang lebih murah
Belanja di pasar tradisional jauh lebih murah, karena selain bisa kamu tawar, barang yang dijual juga hasil pribumi. Dan yang pastinya bebas PPN
9). Bisa lebih akrab dengan pedagang
Kalau kamu sering belanja di pasar tradisional, biasanya para pedangang akan ingat kalau kamu adalah pelanggan tetap. Tentunya ini menjadi keuntungan tersendiri buat kamu.
10). Membeli di pasar tradisional berarti kamu mendukung usaha kecil.

Semakin banyaknya minimarket dan supermarket menyebabkan pendapatan pedagang di pasar tradisional sedikit menurun.
Seperti yang kita tahu, pedagang di pasar tradisional biasanya adalah pedagang kecil. Jika para pedagang kecil ini omsetnya menurun, otomatis para produsen seperti petani dan peternak juga terkena dampaknya.
Perbedaan itu semakin membuat pasar tradisional semakin hari semakin hilang tergerus zaman. Pasar tradisional tidak merubah manajemennya sementara super market selalu upto date.
Memang super market tidak bisa tawar menawar tapi mereka merubah konsep menjadi berbagai macam promo, misal buy 1 get 2, Purchase with purchase, porongan harga dll.
Sekarang sudah ada konsep one stop shopping, semua kebutuhan ada, mulai untuk segmen umur, pria atau wanita, bahkan arena bermain anak
Pasar modern lebih banyak produk dalam negeri daripada luar negeri, ini karena adanya regulasi dibatasi aturan dan bahkan ada kewajiban pemberdayaan UMKM.
Sudah ada pasar modern yg memang khusus fresh food, atau ada segmen yg lebih banyak fresh food nya.
Pasar modern dengan konsep mini market yang merambah ke lorong lorong, perkampungan membuat masyarakat tidak mesti dandan,
Super market sudah ada yg buka 24 jam, biasanya kebanyakan mini market
Pasar tradisional susah meninggalkan image kumuh, becek, kotor, bau dll. Padahal itu bagian dari pelayanan
Kalau kita jeli harga di pasar tradisional atau di toko klontong lebih banyak yang murah, tetapi coba perhatikan di pasar modern ada produk tertentu yg mereka sengaja jual lebih murah untuk menarik konsumen, terutama buah buahan dll.
Dengan masuknya mini market ke kampung lorong lorong membuat tradisi belanja bulanan berubah menjadi mingguan bahkan harian, akhirnya tetangga mini market tersebut bisa akrab karyawan toko, bahkan semua pasar modern memiliki member card
Dengan adanya regulasi kewajiban permberdayaan UMKM akhirnya pasar modern berdalih mereka juga mendukung usaha kecil.
Lalu kalau sudah seperti ini apa yg harus dilakukan untuk memberdayakan pasar tradisional warung warung? Tentunya selain membeli produknya pastinya. Lebih baik belanja di warungnya. Jangan kalau tanggal muda belanjanya di mini market, Kalau tanggal tua utang di warung.
Suatu saat kita akan rindu suasana alamiah dari manual tradisional ke outo serba digital kini belanja online susah terbendung karena praktis efisien.
Kerinduan barang barang seperti maja(bila) tergantikan gayung plastik, dulu bungkus ikan dari daun jati, kini tergantikan plastik, dulu makan dengan daun pisang kini dengan piring.

Suatu era kita rindu back of natural. Setrika dengan pk arang, masak dengan tungku, seppung bambu di tiup, aroma minyak tanah di hidung gegara pion lampu pelita, waktu ke kampung sdh sangat jarang ketemu penyu, pararang, kacumbari, jana, burung elang kao kao, entah lenyap ke mana semua itu. Rinduu suasananya.
Rasa dan makna itu hanya tinggal kenangan, memory akan menyimpannya.

Soppeng November 2022.
Kenangan menciptakan pengalaman, pengalaman menciptakan kekuatan.
sudirman Muhammadiyah
Sudirman Muhammadiyah
Sangat menarik dan inilah realita di desa kami, bahkan sudah mulai masyarakat merasa bangga berbelanja di minimarket ketimbang belanja dipasar tradisional, dan yang menyedihkan menurut saya karena ketika masyarakat punya cukup uang maka mereka memilih belanja di minimarket tpi kalau kekurangan uang barulah belanja diwarung sekalian mengutang sama warung tetangganya