Oleh: Fani Oscalia
Beberapa kali mungkin di antara kita pernah dikritik oleh seseorang. Entah itu kritikan terhadap sikap dan perilaku kita, gaya hidup, serta penampilan kita. Tapi tak banyak di antara kita menanggapinya dengan positif kritikan tersebut. Ada yang menanggapinya dengan marah, kesal, atau ikut membalas balik orang yang memberikan kritik tersebut.
Tapi tahukah Anda, Epictetus mengingatkan kita yang ditulis Henry Manampiring dalam buku Filosofi Teras. Epictetus mengingatkan adanya kemungkinan lain saat kita merasa tersinggung oleh perkataan dan tindakan orang lain, yaitu bahwa orang tersebut tidak bermaksud menyakiti kita, tetapi justru dia melakukannya untuk “kebaikan” menurut sudut pandang dia.
Kritikan tidak melulu mengarah kepada hal buruk saja tetapi kritikan dapat membantu seseorang berkembang melalui kritikan tersebut. Seperti ketika seseorang menciptakan suatu karya, dan karyanya itu dikritik oleh ahlinya tentu itu sebuah keberuntungan bagi yang dikritik.
Akibat dari kritikan kita tau di mana kesalahan kita, kekurangan karya kita dan itu dapat membantu mengembangkan baik karya, penampilan, serta sikap kita sendiri.
Apa jadinya jika tidak ada kritikan atau komentar. Tentu itu membuat kita selalu merasa benar dan merasa tidak pernah salah. Banyak sekali sisi positif dari sebuah kritikan orang lain, tetapi kita justru menanggapinya tidak baik. Cobalah untuk berterima kasih kepada orang yang sudah memberikan sebuah kritikan.
Mantap bu terus menulid