Oleh: Aldo Jlm

Masa kecilku yang tak bahagia, kini terusik kembali. Masa-masa dimana harus bermain bersuka ria. Layaknya anak-anak masa kini. Menikmati indahnya masa kecil. Tanpa problem, tanpa beban pikiran. Yang selalu menghantui kehidupan kita sekarang. Masa di mana bebas berkeliaran sesuka hati. Bermain sepuas hati hingga lupa makan dan minum


Namun di kala zamanku. Di zaman penjajahan Portugis. Di zaman perang saudara. Di era tetangga menginvasi negeri buaya. Berlari bersama Keluarga tercinta. Special bapakku yang selalu berdoa tanpa henti siang dan malam. Agar terhindar dari peluru nyasar. Dan selamat sampai tujuan


Hidup ala nomaden dari satu tempat ke tempat lain. Mengikuti arus politik partai pro-kemerdekaan FRETELIN. Membohongi masyarakat luas hingga ke gunung Matebian. Tuk meraih kemerdekaan di gunung Matebian dan Kasgol. Alhasil impiannya kabur dan tak tercapai. Kekuatan Sang invator melebihi kekuatan militer FALINTIL. Hingga bubar di kaki gunung Matebian. Untuk menyambung hidup dan terus berjuang meraih kemerdekaan TL


Ku dibesarkan dalam alam kekerasan dan peperangan. Makan, minum, belajar seadanya. Menyita waktu kecilku ‘tuk bermain bersuka ria. Harus berjuang bersama keluarga antara hidup dan mati. Bekerja keras membanting tulang, layaknya orang dewasa. Demi memenuhi kebutuhan dalam keluarga. Belajar dengan alam, dan di kebun koperasi. Demi membantu memenuhi kebutuhan para pejuang kemerdekaan.


Kini masa kecilku terusik kembali. Ingin rasanya bermain, bersenda gurau, bersama kawan-kawanku. Bermain bebas di alam raya, menghirup udara segar. Layaknya makhluk berakal budi yang hidup di alam bebas. Terhindar dari beban aneka problem hidup. Yang tak kunjung henti, bergelut dalam kehidupan ini. Jiwaku, perasaanku, niatku, tak pernah jadi dewasa. Karena masa kecilku yang tak bahagia kini terusik kembali di kalbuku.


By Aldo Jlm’23

Edisi, 190123

(Visited 21 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Aldo Jlm

Elemen KPKers-Lospalos,Timor Leste, Penulis, Editor & Kontributor Bengkel Narasi sejak 2021 hingga kini telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan ke BN, berupa cerpen, puisi, opini, dan berita, dari negeri Buaya ke negeri Pancasila, dengan motonya 3S-Santai, Serius dan Sukses. Sebagai penulis, pianis dan guru, selalu bergumul dengan literasi dunia keabadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.