Kejadian di hari 29/09/2015
Suatu ketika ada dua pasangan remaja yang menikah di usia 18 tahun . Ayah dari sang remaja perempuan tidak menyetujui hubungan anaknya bersama dengan sang pacar. Namun, putrinya memiliki alasan tersendiri. Ia tak ingin lanjutkan kuliah usai tamat SMA . Pada akhirnya sang putri berpikir ia harus membuktikan pada sang ayah apabila pilihannya benar.
Hubungan rumah tangga yang membuat gadis manja itu dijauhi oleh teman sebayanya juga teman-teman akrabnya. Pada akhirnya usia perkawinan mereka menjelang 15 tahun mereka di karunia seorang putra dan seorang putri.
Suatu ketika istrinya berpikir ingin mencoba untuk melamar di salah satu media swasta. Ketika seleksi berkas usai ia di telefon dari kantor Media tersebut untuk di wawancarai tepatnya tanggal 29/09/2015. Bahagia bertaburan air mata pada pagi itu karena apa yang menjadi cita-citanya bisa terwujud kali ini meskipun sulit. Ia mencoba mempersiapkan diri untuk diwawancarai pagi.
Sebelum berangkat ke kantor tersebut untuk wawancara, ia dan sang suami masih pergi ke mini market sang istri bekerja. Istrinya hanya berdoa dalam hati semoga ia bisa lulus tes wawancara agar bisa mengapai cita-citanya untuk jadi seorang jurnalis. Wajah yang begitu ceria ketika mereka tiba di mini market. Sang suami berkata, okey tunggu aku 15 menit atau 30 menit karena aku masih menunggu kakek untuk kasih uang demi memperbaiki mobil. Sang istri tersenyum dan menjawab baik jika waktunya tiba aku akan menelfon. Siap bos ujar, sang suami. Begitu percayanya ia pada sang suami selama masa pacaran hingga menjadi pasangan suami istri.
Usai berkata demikian Sang suami juga berlalu hingga ia pergi ke belakang rumah untuk mengambil uang dari kakek. Sang istri melanjutkan pekerjaannya dan hanya menunggu waktu. Akhirnya sang istri menunggu hingga tinggal beberapa menit. Janji sang suami berlalu hanya sebentarpun tak kunjung datang. Istrinya mulai menelfon ,namun ia tak menjawab. Ada apa gerangan?
Pada hal tadi ia berkata hanya beberapa menit. Tak lama kemudian istrinya mulai persiapan dan hendak menutup mini market tersebut. Pada akhirnya sang istri call sekali lagi, tapi jawaban tetap saja sama. Sang istri yang malang ingin ke belakang, tujuan untuk memanggil sang suami tiba-tiba feelingnya ngak baik hari itu. Hatinya seperti telah teriris menjadi dua. Sang istri menyenangkan batin sejenak lalu mulai berjalan menuju halaman belakang rumah di mana ia bekerja.
Pada saat sampai ke pintu pagar, tidak ada siapa-siapa bahkan suaminya. Ia heran apakah sesuatu telah terjadi pada sang suami di dalam rumah itu? Sang istri memanggil tiga kali tapi tak ada yang menjawab termasuk sang pembantu yang bekerja di rumah kakek tersebut.
Akhirnya sang istri mendobrak pintu langsung masuk dengan tujuan menuju kamar mandi di belakang rumah siapa tahu dia ada di sana. Tiba-tiba saja sang pembantu rumah tangga itu pun lari keluar dari kamar mandi. Tiba -tiba sang pembantu wanita itu langsung saja mengintip dari balik dinding kamar mandi. Hati sang istri sangat tergoncang. Tiba-tiba pembantu wanita itu hanya mengeluarkan wajahnya mengintip sang istri. Ia lari ke dalam kamar mandi entah kenapa menyembunyikan badannya dari balik dinding. Ketika sang istri mendekat ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Sang istri bertanya apakah kita melihat suami aku. Nafas yang masih begitu tinggi sang pembantu hanya menjawab sebentar dari balik kamar mandi. Istrinya langsung merasa hatinya di sambar petir ternyata bukan hanya pembantu yang ada di dalam melainkan juga sang suami dimana ia sedang berhubungan intim sama pembantu itu di kamar mandi. Saat istrinya tiba sang suami baru mau memakai celananya. Sang istri tanpa berkata apa-apa. Ia tak ingin menangis atau meneteskan air mata sedikitpun pada tindakan suaminya.
Pembantu itu akhirnya berjalan menuju dapur. Istrinya masuk ke kamar mandi belakang. Okey bagus perbuaatan kalian, aku baru sadar kenapa hubunganku denganmu tak direstui oleh orang tuaku. Suaminya pura-pura menimba air di baskom dan membawanya pada sang istri. Istrinya hanya tersenyum di balik kehancuran hatinya. Kamu bukannya tinggal di rumah ini sudah lama? Bukankah kamu tahu jika kamar mandi yang ada di rumah ini sudah lengkap dengam air? Sang suami yang masih keringatan sehabis sex membuat istrinya sadar bahwa, rumah itu bukan rumah Tuhan tapi rumah setan dimana orang-orang yang menyalahgunakan kata-kata Tuhan saja yang liar di dalam rumah itu.
Istrinya hanya diam dan sambil menelfon kepada adiknya. Sang adikpun menjawab ada apa kakak? Aku baru menyadari satu hal adik, ternyata pria yang aku nikahi adalah seorang penipu. Adiknya hanya menjawab kakak, kami semua jauh dari kakak dan ibu. Kakak sadar tidak sampah yang kita buang bersama tentu suatu hari akan membusuk dan baunya akan tercium dimana-mana, jadi apapun dan siapapun dia semua akan terungkap kakak. Aku kerja dulu jaga diri kakak, ujar sang adik langsung mematikan callnya.
Kakaknya membuka pintu pagar lalu kembali ke mini market sang suami pun turut berlari mengikutinya. Sang istri ambil tas dan langsung naik taksi menuju kantor media untuk wawancaranya. Suaminya berlari mengikutinya, Sang istripun menjawab, hanya orang bodoh yang bertekuk lutut kepada kakekmu yang katanya profesinya sebagai seorang pastor, tapi aku tidak akan sebodoh kalian. Ternyata rumah ini rumah setan bukan rumah para pengikut Tuhan. Aku baru sadar bahwa kami di bohongi, lalu kalian seenaknya menikmati hasil uang sumbangan kami sebagai orang beriman, lalu kalian buat rumah istana megah dan bersanding berdua di balik pagar. Kau dan kakekmu sama semua. Istrinya langsung naik taksi dan pergi meninggalkan sang suami tanpa menutup mini market tersebut.
Tiba di kantor dimana sang istri di wawancarai ternyata di sana ada salah seorang teman sang istri yang dulu menjadi ketua osis dan ia adalah sekretarisnya pun berada di sana. Sang kakak kelas itu langsung menyambut hangat temanya dan berkata, ibu tadi aku membaca nama kamu juga ada, aku nunggu nhii dia datang atau tidak. Ah bercanda, ujar kakak kelassnya. Ia tak konsen lagi. Jam pun hanya beberapa menit wawancara akan di mulai. Sang suami tiba-tiba menyusul, namun sang istri tak peduli lagi, ternyata selama 15 tahun ini ia justru berbahagia di atas penderitaanku.
Tanpa menjawab apa-apa sang suami pun malu dan pulang. Sang istri hanya menunggu giliran untuk segera di wawancarai. Ternyata ketika wawancara sang istri tidak fokus lagi. Usai wawancara sang istri langsung pulang ke mini market demi lanjutkan pekerjaannya. Menjelang jam 8 malam sang istri pulang kerja dengan berjalan kaki karena ia merasa jijik melihat suaminya yang bisa berhubungan intim pada wanita itu.
Tiba di rumah setelah mandi dan usai makan, sang istri memanggil sang suami dan berkata mau kamu apa? Jika ingin menikah lagi okey tapi ijin dulu, karena kita manusia dan bukan hewan. Aku berterima kasih kepada suamiku. Aku kini sadar total bahwa aku telah memperoleh jawaban dari rasa takut ayahku ke aku saat aku memilihmu. Ayah tidak mau bahkan tak setuju karena tidak mengenal siapa kamu dan darimana latar belakang keluarga kamu, tapi hari ini aku telah memperoleh jawaban itu dan aku berterima kasih pada kalian tapi jangan lupa jika aku tulus mencintaimu.
Mungkin sudah saatnya aku harus mengenal kamu secara real tapi jangan lupa jika aku akan selalu ada buat kamu karena kamu aku telah melanggar aturan ayahku, chamkan itu baik-baik. Kamu tahu mengapa aku sabar meskipun selama ini kamu menyiksa fisikku dan psikisku baru saja terjawab pada hari bertepatan dengan saat dimana aku ingin mewujudkan impianku, agar membuat ayahku terseyum kembalipun kamu hancurkan lagi karena aku tidak fokus menjawab wawancara tadi. Tapi kamu harus sadar bahwa aku telah memaafkan kamu karena Tuhan mengutus aku untuk menjadi patner kamu agar kita saling melengkapi satu sama lain, jadi aku harap ini yang ke terakhir kali karena kekuranganmu adalah kelebihanku dan ke kelebihanmu adalah kekurangan aku ujar sang istri.
Akhirnya mereka berdamai dan menjelang masa perkawinan mereka, istrinya memutuskan untuk bercerai karena apa yang di anggap sudah berlalu terjadi lagi, jadi itu bukan menjadi sang istri lemah melainkan ia ingin bercerai agar menjadi diri sendiri adalah keputusannya dan orang-orang tak percaya tapi istrinya hanya terseyum itulah kuatnya wanita berpotensi jangan jatuh pada kata klasik untuk memilih tetap bertahan hanya demi percaya kata cinta, karena yang terjadi bukan cinta tapi pengkhianatan selama ini. Aku jadi wanita kuat untuk menceraikan suami karena aku dididik dengan cinta bukan menangis ketika di sakiti itulah kata sang istri. Hanya aku mencintai orang yang salah.
Jika aku tahu dari awal perlakuanmu seperti ini, mungkin saja kamu bukan pria pilihanku pikir istrinya saat memutuskan untuk menceraikan sang suami. Aku tidak butuh orang menilai aku dari aspek tatapan mata, mengapa aku menceraikan suamiku yang menurut semua orang dia adalah suami terbaik bagiku. Itu hanya penilaian semua bukan permanen sedangkan yang hidup bersamanya aku bukan orang-orang yang bermulut congkak.
Jika memilih menceraikannya, itu berarti aku menghargai komitmenya agar yang merasa bebas mencintai siapapun karena bagiku, aku sudah banyak menyembunyikan duka di balik senyuman bukan karena dia tapi karena aku telah salah memilih dan mengkhinati cinta ayahku bagi diriku.
Jika aku tidak mengambil keputusan hari ini, maka aku bukan wanita kuat karena aku berprinsip mencintai berarti sanggup melepaskan seperti dulu aku melepaskan cinta ayah dan ibuku dan lebih memilih dia daripada keputusan ayahku.
By Bu Dev’24