A. Tentang Sosiolog Pierre Bourdieu.
Pierre Bourdieu (1930-2002) adalah seorang sosiolog Prancis yang terkenal karena kontribusinya dalam memahami struktur sosial, kekuasaan, dan budaya.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang Pierre Bourdieu:
- Latar Belakang: Bourdieu lahir di Denguin, Prancis, dan menempuh pendidikan di École Normale Supérieure. Ia kemudian menjadi profesor sosiologi di Collège de France.
- Teori Sosiologi: Bourdieu dikenal karena teori sosiologinya yang menekankan pentingnya struktur sosial, kekuasaan, dan budaya dalam membentuk perilaku individu dan masyarakat.
- Konsep Utam*: Beberapa konsep utama yang dikembangkan oleh Bourdieu antara lain:
- Habitus: seperangkat disposisi dan kecenderungan yang diperoleh melalui pengalaman sosial.
- Modal: sumber daya yang dapat digunakan untuk memperoleh kekuasaan dan status sosial, termasuk modal ekonomi, budaya, sosial, dan simbolik.
- Doxa: seperangkat keyakinan dan asumsi dasar yang tidak dipertanyakan lagi dalam suatu masyarakat atau kelompok sosial.
- Karya-Karya: Beberapa karya terkenal Bourdieu antara lain “Outline of a Theory of Practice” (1972), “Distinction” (1979), dan “Language and Symbolic Power” (1991).
- Pengaruh: Teori Bourdieu telah berpengaruh luas dalam berbagai bidang, termasuk sosiologi, antropologi, pendidikan, dan kajian budaya.
Pierre Bourdieu dikenal karena pendekatannya yang kritis dan reflektif dalam memahami struktur sosial dan kekuasaan. Ia juga dikenal karena upayanya untuk memahami bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Doxa adalah seperangkat keyakinan yang paling dalam dan paling tidak disadari, yang diterima sebagai kebenaran yang tidak dapat dipertanyakan lagi.
- Pierre Bourdieu
B. Konsep DOXA Pierre Boirdieu
Pierre Bourdieu’s teori doxa merupakan konsep penting dalam sosiologi yang menjelaskan bagaimana masyarakat membentuk dan mempertahankan struktur sosial melalui proses internalisasi norma dan nilai. Doxa adalah seperangkat keyakinan dan asumsi dasar yang tidak dipertanyakan lagi dalam suatu masyarakat atau kelompok sosial.
Konsep Utama:
- Doxa sebagai Kekerasan Simbolik: Doxa dapat menjadi bentuk kekerasan simbolik ketika masyarakat menerima dan menginternalisasi norma dan nilai yang tidak adil atau diskriminatif tanpa menyadarinya.
- Pembentukan Struktur Sosial: Doxa berperan dalam mempertahankan struktur sosial dengan membuat masyarakat menerima hierarki sosial sebagai sesuatu yang alami dan tidak dapat diubah.
- Peran Habitus dan Modal*: Habitus dan modal (ekonomi, budaya, sosial, dan simbolik) mempengaruhi bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan doxa dalam masyarakat .
Penerapan Teori Doxa: - Analisis Sosiologi: Teori doxa digunakan untuk menganalisis bagaimana struktur sosial dan kekuasaan beroperasi dalam masyarakat.
- Pendidikan: Doxa dapat membantu menjelaskan bagaimana pendidikan mereproduksi struktur sosial yang ada.
- Kritik Sosial: Teori doxa dapat digunakan untuk mengkritik norma dan nilai yang tidak adil atau diskriminatif dalam masyarakat.
Dalam konteks Indonesia, teori doxa telah digunakan untuk menganalisis bagaimana struktur sosial dan kekuasaan beroperasi dalam masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan dan sastra.
C. Sejarah perkembangan teori Doxa
Sejarah perkembangan teori doxa Pierre Bourdieu dimulai dari latar belakang sosiologis dan antropologisnya.
Berikut adalah garis besar perkembangan teori doxa:
- Latar Belakang: Bourdieu terinspirasi oleh teori strukturalisme dan fenomenologi, serta pengalaman lapangannya sebagai antropolog di Aljazair.
- Konsep Doxa: Bourdieu memperkenalkan konsep doxa dalam karyanya “Outline of a Theory of Practice” (1972), yang menjelaskan bagaimana masyarakat membentuk dan mempertahankan struktur sosial melalui proses internalisasi norma dan nilai.
- Pengembangan Teori: Bourdieu terus mengembangkan teori doxa dalam karya-karyanya selanjutnya, seperti “Distinction” (1979) dan “Language and Symbolic Power” (1991).
- Penerapan Teori: Teori doxa telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk sosiologi, antropologi, pendidikan, dan kajian budaya.
Perkembangan teori doxa mencerminkan upaya Bourdieu untuk memahami bagaimana struktur sosial dan kekuasaan beroperasi dalam masyarakat, serta bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada.
D. Kritik Teori Doxa
Konsep doxa Pierre Bourdieu telah mendapat kritik dari beberapa ahli. Berikut beberapa kritik:
- Determinisme: Beberapa kritikus berpendapat bahwa konsep doxa Bourdieu terlalu deterministik, yaitu bahwa individu tidak memiliki kemampuan untuk mengubah struktur sosial yang ada.
- Kurangnya Aktor Sosial: Kritik lain adalah bahwa Bourdieu tidak memberikan cukup perhatian pada peran aktor sosial dalam membentuk dan mengubah struktur sosial.
- Sifat Statis: Beberapa kritikus berpendapat bahwa konsep doxa Bourdieu terlalu statis, yaitu bahwa struktur sosial tidak dapat berubah secara signifikan.
- Kurangnya Perhatian pada Resistensi
Kritik lain adalah bahwa Bourdieu tidak memberikan cukup perhatian pada resistensi dan perlawanan terhadap struktur sosial yang ada.
Namun, konsep doxa Bourdieu tetap menjadi salah satu teori sosiologi yang paling berpengaruh dan banyak digunakan dalam analisis sosial.
Beberapa ahli yang telah mengkritik konsep doxa Bourdieu antara lain:
- Michel Foucault: Foucault berpendapat bahwa kekuasaan tidak hanya beroperasi melalui struktur sosial, tetapi juga melalui diskursus dan pengetahuan.
- Judith Butler: Butler berpendapat bahwa identitas dan struktur sosial tidaklah statis, tetapi dapat dibentuk dan diubah melalui performativitas.
Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa konsep doxa Bourdieu masih menjadi topik perdebatan dan diskusi dalam bidang sosiologi.
E. Kesimpulan
Kesimpulan teori doxa Pierre Bourdieu adalah:
- Doxa sebagai seperangkat keyakinan: Doxa adalah seperangkat keyakinan dan asumsi dasar yang tidak dipertanyakan lagi dalam suatu masyarakat atau kelompok sosial.
- Kekuasaan simbolik: Doxa dapat menjadi bentuk kekuasaan simbolik yang beroperasi melalui internalisasi norma dan nilai yang tidak adil atau diskriminatif.
- Struktur sosial: Doxa berperan dalam mempertahankan struktur sosial yang ada dan membuat individu memahami dan berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada.
- Habitus dan modal: Doxa terkait dengan habitus dan modal, yang mempengaruhi bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada.
Dengan demikian, teori doxa Bourdieu membantu memahami bagaimana struktur sosial beroperasi dan bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada.
Teori doxa juga memiliki implikasi penting dalam berbagai bidang, seperti:
- Pendidikan: Memahami bagaimana doxa beroperasi dalam sistem pendidikan dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang bagaimana struktur sosial mempengaruhi hasil pendidikan.
- Politik: Memahami bagaimana doxa beroperasi dalam politik dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang bagaimana kekuasaan simbolik digunakan untuk mempengaruhi opini publik.
- Kajian budaya: Memahami bagaimana doxa beroperasi dalam budaya dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang bagaimana norma dan nilai budaya mempengaruhi perilaku individu.
Dengan demikian, teori doxa Bourdieu merupakan kontribusi penting dalam memahami bagaimana struktur sosial beroperasi dan bagaimana individu memahami dan berinteraksi dengan norma dan nilai yang ada.
Mari belajar dan mengkaji terus teori Sosiologi, merawat ingatan. Bersama Lemari Literasi Sosiologi [L2S]©
Makassar, 4 Juni 2025
Diberdayakan :
Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si.

Referensi Rujukan :
- Bourdieu, P. (1972). Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press.
- Bourdieu, P. (1979). Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Harvard University Press.
- Bourdieu, P. (1991). Language and Symbolic Power. Harvard University Press.
- Jenkins, R. (2002). Pierre Bourdieu. Routledge.
- Swartz, D. L. (1997). Culture and Power: The Sociology of Pierre Bourdieu. University of Chicago Press.