Oleh: Muhammad Sadar*
Bangsa Indonesia mungkin telah ditakdirkan oleh penguasa alam memiliki hari-hari bersejarah sepanjang masa. Memperingati waktu lahir suatu kejadian atau peristiwa yang membawa perubahan bagi bangsa ini. Legalitas penetapannya terkadang melalui keputusan presiden atau peraturan pemerintah maupun kebiasaan yang sudah menjadi acara seremonial setiap tahun. Pelaksanaan event yang kerap kali dimaknai secara tersirat dan konvensional.
Pada masa pemerintahan orde baru dengan arah penyelenggaraan pembangunan pada sistem perencanaan top down dan pola program berjangka yang disebut repelita/pelita. Pembangunan Lima Tahun-an/Pelita pertama antara tahun 1969-1974 yang menetapkan salah satu fokus bidang pembangunan yaitu peningkatan produksi dan ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat Indonesia.
Pada pelita pertama hingga kelanjutan periodesasi berikutnya, pemerintah tetap konsisten dalam menggiatkan pembangunan sektor pertanian. Sistem pelita sebagai peletak dasar dalam perencanaan pembangunan nasional merumuskan setiap tahapan prioritas. Adapun sektor lain dalam aktivasinya turut serta dalam menopang pembangunan pertanian. Kapitalisasi dan sumber daya alam maupun sumber daya manusia sebagai basis penguatan pembangunan terus digali dan dimanfaatkan.

Dalam pelaksanaan pembangunan pertanian pada masa pelita pertama, pemerintah memandang pentingnya penetapan suatu hari dimana semua tindakan pertanian yang memberikan dampak perubahan, penemuan teknologi dan penerapan inovasi pertanian dijadikan suatu momentum bersejarah untuk diperingati setiap tahun. Pemerintah terus mendorong terciptanya kreatifitas warga negara untuk melakukan berbagai metode dan upaya yang memungkinkan meningkatnya produktivitas pertanian.
Atas latar pertimbangan reputasi maupun manajemen yang mengubah suatu budaya pelaku pertanian dan mengarah kepada perubahan paradigma atau cara pandang kemajuan bangsa, baik yang bersifat karya fisik atau temuan formula budidaya, serta kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan para pelaku pertanian, hingga transformasi ilmu dan teknologi pertanian, maka pemerintah pada tanggal 21 Juni 1972 menetapkan sebagai Hari Krida Pertanian.

Hari Krida Pertanian yang setiap tanggal 21 Juni diperingati, dan tahun 2025 telah memasuki usia peringatan lebih setengah abad, oleh Kementerian Pertanian menyampaikan berbagai kategori penghargaan kepada para penyelenggara usaha pertanian berprestasi. Beberapa golongan yang biasa memperoleh atensi khusus antara lain usahawan pertanian yang dikenal agribussinesman atau petani milenial mandiri dalam merintis dan mengembangkan usaha taninya serta petugas pertanian yang berdedikasi dan memiliki prestise yang membanggakan atau melebihi panggilan tugas.
Korporasi dan usaha kemitraan bidang pertanian biasa juga turut memperoleh apresiasi dari pemerintah pada sikap konsistensi dalam penyediaan pasokan sarana produksi pertanian, kredit atau talangan modal usaha tani. Penghargaan yang diberikan baik pada lembaga ekonomi swasta, lembaga penelitian, perguruan tinggi, pemerintah daerah, BUMN atau perorangan yang memiliki peran di dalam capaian kemajuan pembangunan pertanian atau agen of change sektor pertanian.
Apresiasi pemerintah kepada pihak yang berkompetensi pada hari krida pertanian adalah merupakan wujud perhatian dan penghargaan negara terhadap para penyelenggara pembangunan pertanian baik di pusat maupun di daerah. Di pelosok negeri, transaksional barang dan jasa pertanian bergerak memasok berbagai kebutuhan trade and free market, food and beverage industry serta hilirisasi lainnya. Political economy of agriculture menjadi basis leading sector untuk kepentingan ekonomi dan politik domestik hingga global.

Pada lazimnya, produk pertanian yang dihasilkan dari wilayah tropis memiliki keunikan yang kurang dikuasai negara lain. Komoditas perkebunan sawit negeri ini misalnya, merupakan terbesar di dunia baik dari sisi luas lahan kebun, penggunaan modal dan tenaga kerja maupun produksinya. Produk CPO Indonesia mendominasi pangsa pasar ekspor dunia dan tak ada negara yang mampu menyamainya. Namun demikian, produk sawit Indonesia tak lepas dari kampanye negatif terhadap isu lingkungan (bahkan konon, CPO Indonesia mengalami moratorium ekspor ke Uni Eropa). Padahal sesungguhnya sawit estate adalah industri karbon planet bumi dan penyangga tatanan vegetasi hutan baru atau disebut new biodiversity.
Demikian halnya dengan produksi karet alam, kakao, kopi, cengkeh, lada, tembakau, vanili, dan aneka produk penyegar lainnya seperti nilam, pala, kayu manis, teh atau hasil biofarmaka yang bernilai ekspor tinggi dan memiliki segmentasi di pasar dunia. Produk tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan juga tak kalah pentingnya yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi melalui industri pengolahan, jasa perdagangan, dan angkutan serta belanja konsumsi rumah tangga domestik dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, dan mineral.
Trading Economics, Mei 2025, mencatat PDB sektor pertanian di Indonesia meningkat menjadi 36.150 miliar IDR pada kuartal pertama 2025 dari 32.940,30 miliar IDR pada kuartal keempat 2024. PDB dari sektor pertanian Indonesia rata-rata sebesar 68.202,90 miliar IDR dari tahun 2010 hingga 2024. PDB mencapai puncak tertinggi sebesar 96.785,80 miliar IDR pada kuartal kedua 2020 dan terendah sebesar 32.708,90 miliar IDR pada kuartal pertama 2024.
Sedangkan BPS, 2025 melaporkan bahwa kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan
PDB nasional selama 2013-2024 rata-rata 13,1 persen. Peran strategis area pertanian sebagai kontributor terbesar ketiga dalam struktur PDB setelah industri pengolahan dan perdagangan. Walaupun terkadang mengalami kontraksi dan fluktuasi beberapa tahun terakhir, namun bidang pertanian tetap sebagai penggerak ekonomi nasional terutama dalam penyediaan pasokan bahan pangan, arena pekerjaan penduduk atau pencipta lapangan kerja dalam mengentaskan kemiskinan, jasa lingkungan dan sumber devisa negara.
Hajatan besar Hari Krida Pertanian tahun 2025 adalah perwujudan rasa syukur atas capaian pelaku pertanian utamanya petani sebagai aktor yang setiap waktu dan musim dengan segenap pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya menyelenggarakan pekerjaan fisik bertani untuk terus memproduksi komoditas pertanian baik untuk konsumsi lokal, domestik hingga tujuan ekspor. Begitu pula terhadap organik petugas pertanian, tanpa lelah dengan kapasitas dan kemampuan profesionalitas dalam mengawal program pemerintah untuk menggapai optimalisasi produksi pertanian.
Hari Krida Pertanian adalah manifestasi dan ungkapan rasa terima kasih pemerintah kepada setiap komponen negara dalam memberi perhatian pembangunan pertanian secara umum. Semangat hari krida juga sekaligus sebagai panggung evaluasi terhadap kinerja sektor pertanian serta ajang mediasi untuk kolaborasi dan kerjasama kepada semua pihak dalam memajukan moderasi pertanian. Penghargaan pada hari besar bagi mintakat pertanian sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan cita-cita nasional bangsa yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial berdasarkan amanah konstitusi negara.
Di zona pentas kehormatan Krida Pertanian tahun 2025 dengan segenap parade kesaksian raihan report produktif dan sinergi petani bersama petugas organik pertanian di seluruh seantero negeri, komunitas Pena Pertanian Kabupaten Barru menyampaikan selamat Hari Krida Pertanian ke-53, semoga ekosistem pertanian Indonesia terus berjaya menjadi sokoguru perekonomian nasional menuju pembangunan bioindustri berkelanjutan dan circular bioeconomy dunia.
Barru, 30 Juni 2025
*Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru