Sumpah Pemuda Gen-Z
Oleh: Tammasse Balla Ada tiga sumpah sakral yang pernah diucapkan anak-anak muda negeri ini, 28 Oktober 1928, hampir seabad lalu. Pertama, bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Kedua, berbangsa satu,…
Menulis sambil memeluk kemanusiaan. Menulis sambil mengurus kehidupan. Menulis sambil berbagi.
Oleh: Tammasse Balla Ada tiga sumpah sakral yang pernah diucapkan anak-anak muda negeri ini, 28 Oktober 1928, hampir seabad lalu. Pertama, bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Kedua, berbangsa satu,…
Oleh: Tammasse Balla Setiap nama adalah doa, tapi seringkali juga lelucon Tuhan yang diselipkan di antara harapan manusia. Begitu pula dengan namaku—Tammasse. Nama yang lahir bukan dari kebetulan, tapi dari…
Oleh: Tammasse Balla Cemburu adalah racun yang disajikan dengan cangkir kesombongan. Ia diminum perlahan-lahan oleh jiwa yang lemah, hingga tubuhnya terlihat gagah, padahal dalam dirinya sedang sekarat oleh api iri.…
Oleh : Tammasse Balla Ada saat ketika manusia menunduk dalam kelelahan, merasakan kepedihan karena usahanya runtuh di tengah jalan. Namun sesungguhnya, kegagalan itu bukanlah akhir dari mimpi, melainkan jendela yang…
Oleh : Tammasse Balla Di tepi Pantai Bira, aku pernah berjalan seorang diri. Angin laut menyapu wajahku, membawa bisikan yang terdengar seperti rahasia waktu. Pasir putih terhampar luas, menjadi kanvas…
Oleh : Tammasse BallaEmbun adalah tamu paling sunyi yang datang menjelang fajar. Ia hadir tanpa suara, menempel lembut di daun, menyapa bunga, dan singgah di ujung rerumputan. Ia kecil, nyaris…
Oleh : Tammasse Balla Hidup seringkali menyimpan rahasia yang tak disangka-sangka. Ejekan yang kita dengar hari ini bisa saja menjadi kenyataan indah di kemudian hari. Sekitar medio 1980, saya pernah…
Oleh : Tammasse Balla Sebuah lagu relegius selalu menaklukkan bulu romaku tiap mendengarnya: Sepohon Kayu, ciptaan Ustads Jeffry Al Buchori: sepohon kayu daunnya rimbunlebat bunganya serta buahnyawalaupun hidup seribu tahun…
Oleh : Tammasse Balla Di sebuah dusun yang jauh dari hiruk-pikuk kota, seorang ayah menanamkan benih mimpi di dada putranya. Ia menatap wajah anaknya seperti seorang petani menatap pucuk muda…
Oleh : Tammasse Balla Macet di jalan raya adalah wajah paling jujur dari sebuah kota besar. Di Makassar, misalnya, kemacetan bukan lagi sekadar peristiwa lalu lintas, tetapi semacam “upacara” harian…