Hari Batik Nasional merupakan salah satu peringatan tahunan yang diselenggarakan dengan tujuan memaknai batik sebagai kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.

Indonesia yang di kenal dengan kekayaan budayanya yang melimpah tentu perlu di jaga terus menerus kelestariannya agar tidak punah dan terlupakan begitu saja.

Salah satu wujud usaha pelestarian kekayaan budaya di Indonesia adalah dengan adanya peringatan Hari Batik Nasional yang di selenggarakan setahun sekali.

Waktu peringatan Hari Batik Nasional dijelaskan secara ringkas dalam buku berjudul Hari-hari Penting Internasional yang di tulis oleh Nina Rahmawati (2010: 58) yang memaparkan bahwa peringatan Hari Batik dirayakan di Indonesia pada tanggal 2 Oktober setiap tahunnya.

Perayaan Hari Batik Nasional di mulai sejak UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi.

Peringatan Hari Batik Nasional

Peringatan Hari Batik Nasional ini rupanya di selenggarakan dengan tujuan khusus. Sebagaimana yang di paparkan dalam buku berjudul Kebanggaan Indonesia Batik Menjadi Warisan Dunia.

Buku yang di susun oleh Dodi Mawardi (2021:41) yang menyebutkan bahwa penetapan peringatan Hari Batik Nasional ini dilakukan agar batik lebih bermakna sebagai warisan budaya Indonesia.

Dalam buku ini juga menjelaskan bahwa peringatan Hari Batik Nasional juga merupakan hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi yang diberikan oleh UNESCO pada tahun 2009.

Peringatan Hari Batik Nasional yang akan kita jumpai dalam hitungan hari ke depan ini membuat masyarakat berbondong-bondong untuk mempersiapkan diri merayakannya.

Maka dari itu, untuk ikut memeriahkan perayaan Hari Batik Nasional kita dapat mulai mencari-cari tema Hari Batik Nasional 2021 yang akan sesuai dengan peringatan tahunan ini.

Kita dapat menggunakan pakaian batik dalam hari peringatan Batik Nasional 2021 sebagai upaya mempromosikan batik kepada masyarakat umum.

Tak hanya itu, dengan menggunakan pakaian motif batik dalam keseharian juga dapat di gunakan sebagai wujud kebanggaan kita terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia.

Sejarah Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional diperingati pada 2 Oktober setiap tahun. Pada peringatan tahun pertamanya, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta seluruh elemen masyarakat untuk menggunakan batik setiap tanggal 2 Oktober sebagai bentuk perayaan Hari Batik Nasional.

Peringatan ini dilakukan sejak 2009, saat batik memperoleh pengakuan dunia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk budaya Lisan dan Non-Bendawi oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Menurut UNESCO ICH dalam Iwearbatik, batik memiliki makna keragaman budaya, identitas masyarakat, serta kelompok individu yang harus dihormati seutuhnya. Nilai-nilai yang melekat pada batik di antaranya:

  1. Teknik produksi;
  2. Ekspresi budaya dan makna sosial budaya;
  3. Aturan pemakaian khusus;
  4. Kuatnya karakter pemberdayaan sosial dalam tradisi membatik.

Kain katun maupun sutra yang digambar dan diwarnai langsung menggunakan lilin dengan canting disebut juga sebagai batik. Kerajinan batik merupakan identitas budaya masyarakat Indonesia. Makna simbolis dari desain serta warna mengekspresikan kreativitas dan spiritualitas.

Sejarah Batik

Istilah “batik” berasal dari bahasa Melayu yang dirangkai dari kata ‘amba’ yang memiliki arti kain yang lebar dan ‘tik’ yang berasal dari kata ‘titik’. Dengan demikian, batik merupakan titik-titik yang digambar pada kain yang lebar hingga membentuk suatu pola indah.

Periode Pertama (5000 SM-Abad ke-5)

Tekin pewarnaan menggunakan lilin telah digunakan di sepanjang jalur perdagangan di Mesir dan India. Kain nila lilin yang berada di makam Firaun pada 5 SM menandakan bahwa penggunaan lilin dalam produk tekstil telah ada pada zaman kuno. Kain batik tertua di Indonesia ditemukan di Kabupaten Toraja di Pulau Sulawesi.

Periode Kedua (Abad ke-5 -Abad ke-8)

Berdasarkan dari beberapa temuan arkeologis tekstil, teknik pewarnaan wax-resist juga digunakan di beberapa daerah di Asia, seperti Cina dan Jepang. Teknik pewarnaan wax-resist diadopsi secara besar-besaran oleh pengrajin tekstil kuno selama periode Nara (710-785) dan Periode Heian (795-1195).

Periode Ketiga (Abad ke-8 – Abad ke-15)

Jalur perdagangan Gujarat, India ke Selat Malaka (perbatasan Indonesia dan Malaysia) dibangun pada abad ke-8. Pada abad ini, banyak kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia yang melakukan perdagangan tekstil. Dalam kitab Kakawin Ramayana Jawa Kuno (Hindu-Budha periode 870 M), batik tersusun dari kata “tika”, yang berarti lukisan suci. Batik juga berasal dari kosakata bahasa Jawa, yakni “amba” berarti lebar, dan “titik” berarti (membuat) titik-titik untuk membentuk garis. Batik juga memiliki arti lain yang mengacu pada ungkapan Jawa: “Mbatik Manah”, yang berarti melukis dengan sepenuh hati.

Periode Keempat (Abad ke-15-Abad ke-19)

Munculnya kerajaan-kerajaan Islam memengaruhi konsepsi motif batik serta filosofi maknanya.

Periode Kelima (Abad ke-19)

Persebaran batik selama berabad-abad membuat adanya hubungan antar negara di Asia Tenggara (Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Brunei, Myanmar (Burma), Kamboja, dan Laos). Motif-motif pada batik terinspirasi dari pengaruh Jepang, India, Cina, dan Belanda, yang menghasilkan kekayaan warna dan motif. Seni batik kemudian menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia, dan kemudian ke Semenanjung Malaya. Meskipun sebagian besar kain batik sekarang dihias dan dijahit dengan mesin, masih ada keinginan untuk tekstil tradisional yang berkualitas tinggi dan buatan tangan. Saat ini, para perajin terampil, program pendidikan seperti yang dimulai pada tahun 2005 oleh Museum Batik di Kota Pekalongan, Indonesia, serta pameran serupa, terus mentransmisikan warisan budaya batik, yang membantu melestarikan warisan Jalur Sutra.

Sumber:
https://www.menit.co.id/lifestyle/hari-batik-nasional-2021-dan-sejarah-awal-mulanya.html
https://tirto.id/gjZj

(Visited 694 times, 3 visits today)
Avatar photo

By Iyan Apt

Sosiopreneur, Writerpreneur & Book Publisher

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.