Bapak dan ibu, berbahagia sekali pada kesempatan yang istimewa ini–dalam rangkaian Peringatan Hari Guru Nasional 2021–saya dapat memperkenalkan sebuah produk literasi berupa buku yang terinspirasi dari aktivitas rutin saya, selain tugas utama sebagai PNS, yaitu sebagai instruktur senam.
Pada suatu hari, saya mendapat “tantangan” dari Kanda Ruslan Ismail Mage–seorang inspirator dan penggerak, founder Bengkel Narasi yang akrab dipanggil Bang RIM–untuk menerjemahkan “mens sana in corpore sano” atau “dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” menjadi sebuah produk literasi dengan brand “Senam Jiwa”.
Tentunya hal ini tidak mudah bagi saya. Untuk menuliskan tentang senam dan manfaatnya bagi kesehatan fisik/raga sepertinya tidak begitu sulit. Namun, ketika membahas tentang kaitan antara senam dan kesehatan jiwa/mental, sepertinya saya perlu partner untuk brainstorming.
Selang beberapa waktu, secara tidak sengaja saya berdiskusi melalui WhatsApp dan telepon dengan Kang Iyan, co-founder Bengkel Narasi. Saya sangat terkesan dengan gagasan-gagasannya ketika kami berdiskusi tentang kesehatan jiwa/mental. Dari situ, saya meminta kesediaan beliau untuk berkenan mendampingi saya sebagai penulis dalam merampungkan naskah buku “Senam Jiwa” ini. Alhasil, tidak lama kemudian–kurang dari satu bulan–naskah buku “Senam Jiwa” ini pun rampung.
Melalui buku ini, kita akan paham bawa kesehatan mental dan fisik adalah komponen yang sama pentingnya secara keseluruhan. Penyakit mental–terutama depresi–meningkatkan risiko berbagai jenis masalah kesehatan fisik, terutama kondisi jangka panjang seperti strok, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Demikian pula adanya kondisi kronis dapat meningkatkan risiko penyakit mental.
Selanjutnya, dengan jiwa yang sehat, kita akan mampu untuk:
- Mengenali potensi diri; mengenali kemampuan diri, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki.
- Mampu menghadapi stres sehari-hari;
- Produktif atau mampu menghasilkan sesuatu secara terus-menerus; dan
- Bermanfaat untuk lingkungannya atau orang lain.
Bapak dan ibu, dirancang dalam tiga bagian, buku “Senam Jiwa” ini tersusun dengan baik. Di bagian pertama, kami menyajikan edukasi tentang pentingnya kesehatan jiwa/mental. Wacananya menjadi sangat kekinian ketika kesehatan jiwa/mental diangkat dalam realita masa pandemi COVID-19.
Sebagaimana kita ketahui, berapa jenis gangguan yang bisa dialami dalam masa pandemi antara lain kecemasan, gangguan panik, dan/atau depresi. Di sini, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pemulihan melalui proses pendampingan atau perawatan. Hal ini harus dilakukan bekerja sama dengan tenaga kesehatan jiwa profesional.
Upaya-upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) merupakan hal penting guna mencegah masalah kesehatan jiwa. Keduanya bisa dilakukan melalui keterlibatan (intervensi) berbasis keluarga. Keluarga sebagai lingkungan terdekat memiliki peranan sangat penting dalam mendidik dan membentuk generasi kuat dan sehat.
Di bagian kedua, kami menyajikan “how to” olahraga, khususnya senam, bisa membentuk membentuk pribadi yang disiplin, kuat, lincah, tangguh, dan bermental juara. Kajian ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga dipadukan dengan sentuhan psikologi personal development menjadikan bagian kedua ini sangat aplikatif.
Di bagian ketiga, kami menghadirkan sudut pandang islami dalam memaknai kesehatan jiwa/mental. Setelah gerakan “pemanasan” pada bagian pertama dan gerakan inti “high impact” di bagian kedua, kami mengajak pembaca untuk menjalani tahap “pendinginan” dengan perspektif kesehatan jiwa/mental yang menyejukkan hati.
Bapak dan ibu, akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas dukungannya sehingga kami berhasil mewujudkan produk literasi “Senam Jiwa” ini. Tidak berhenti di sini, kami berharap “Senam Jiwa” bisa menjadi sebuah gerakan bersama, khususnya di tengah-tengah masyarakat Kolaka Utara untuk mewujudkan visi Kabupaten Kolaka Utara yang Madani.
Melalui “Senam Jiwa”, diharapkan masyarakat Kolaka Utara dapat saling bekerja sama membangun ikatan sosial, jaringan produktif, solidaritas kemanusiaan, persatuan, dan integrasi sosial. Semua didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan.
Salam sehat, bugar, dan produktif bersama Bengkel Narasi dan gerakan “Senam Jiwa”.
Andi Chairul Ichsan Parani & Kuspriyanto
Keren….