Di tahun 2024 ini, tepatnya tanggal 20 agustus, Falintil Forsa Defesa Timor-Leste (F-FDTL) atau “Angkatan Bersenjata Pertahanan Timor Leste”, layaknya ABRI di Indonesia, hari ini merayakan ultahnya yang ke-49 sejak ia berdiri pada tahun 1975. Angkatan Bersejata ini dulu pada zaman perang dinamakan Falintil, namun setelah Timor Leste merdeka, namanya berubah menjadi F-FDTL. Falintil menjadi guide rakyat tetapi tidak boleh buta terhadap rakyat.

Pada tahun ini, Falintil merayakan ultahnya ke-49 dengan temanya, “Dengan Spirit Patriotisme, Siap sedia  dalam Perang demi Mempertahankan Tanah Air dan Rakyat ”, tema ini jadi bahan refleksi seiring waktu dan perubahan. Bertambahnya usia seiring berjalannya waktu tetapi masih banyak halangan, rintangan dan tantangan yang menghalanginya namun ia selalu siap sedia menghadapinya, siap dengan prinsipnya untuk membela rakyat dan tanah air. Dari tahun ke tahun F-FDTL selalu ada perubahan sedikit demi sedikit untuk mencapai kekuatan yang professional. Pada zaman perang ia mempunyai filosofi bahwa, “Falintil bagaikan ikan, dan rakyatlah airnya untuk menghidupinya”. Filosofi ini mewakili ketergantungan angkatan bersenjata pada rakyat di masa perang.

Pada zaman kemedekaan Falintil jadi pembela kedaulatan RDTL dengan menangkal ancaman eksternal menurut Konstitusi RDTL, pasal 49 mengatakan tentang pertahanan kedaulatan tanah air, pada ayat pertama berbunyi, “semua lapisan masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk membela kemerdekaan kedaulatan dan integritas Negara. Pada ayat kedua berbunyi, “jabatan militer taat pada hukum yang berlaku”.

Tetapi pada masa pembangunan di F-FDTL belum maksimal tetapi masih sangat minim, F-FDTL selalu berdiri kokoh untuk mempertahankan ancaman luar yang akan mengancam kedaulatan negara RDTL ini. F-FDTL memiliki tiga angkatan antara lain; “Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara”. Pada masing-masing angkatan belum dikembangkan secara maksimal terlebih alusista militer yang masih sangat minim.

Angkatan Laut, yang menjadi pembela maritime, tetapi belum ada kapal modern untuk mengontrol dan membela laut yang luas. Angkatan laut ini, baru memiliki beberapa perahu patroli, meskipun ada satu atau dua kapal tapi sudah mulai rusak karena tidak beroperasi. Masalah ini menjadi halangan bagi angkatan laut untuk beroperasi di laut Timor yang ombaknya sangat besar.

Menurut direktur Fundasaun Mahein bahwa, pada tahun-tahun mendatang kita memerlukan dua kapal laut untuk memperkuat angkatan laut untuk menjaga perairan kita, di bagian lain pemerintahan sebelumnya telah berkolaborasi dengan negara donatur lainnya, tetapi pada pemerintahan aktual mencancelnya.

Menurut Komandan Angkatan Laut, Komodor Igino das Neves mengenali dirinya bahwa, pembangunan angkatan laut masih sangat minim. Pemerintah sebelumnya telah melakukan kerja sama dengan pemerintah Australia, untuk memberikan dua kapal pada tahun 2017, ada yang melanjutkan studinya di Australia, programnya mau diserahkan tahun ini. Untuk itu pemerintahan konstitusional  ke-8 sudah alokasikan dana untuk membeli dua kapal, tetapi pemerintahan ke-9 menkancelnya, dengan alasan diprioritaskan dulu konstruksi pelabuhan kapal di Hera Metinaru. Setelah pelabuhannya siap baru membeli kapal untuk berlabuh dan beroperasi. Angkatan Laut baru memiliki anggota sebanyak 76 personil.

Pada angkatan udara, baru memiliki tiga pilot dari F-FDTL, dan satu pilot dari PNTL. Angkatan udara juga baru memiliki dua pesawat kecil (avioneta) dengan merek CSNA 172 dan CNSA 2006. Kedua pesawat kecil ini, yang pertama dihibahkan oleh putra Timor bernama Lourensu Atauru pada tahun 2018, dan pesawat kecil yang kedua didonasikan oleh USA, yang dilengkapi dengan kamera yang berfungsi untuk memotret kekayaan laut dan hutan belantara, yang hanya mampu ditumpangi oleh tiga orang yakni, pilot, cameramen dan mekanik. Sedangkan  avioneta CSNA 172 juga hanya ditumpangi oleh 4 orang. Pemerintah sudah menginvestasi pada sumber daya manusia, tetapi belum membeli pesawat karena harganya yang sangat mahal.

Menurut Menteri Pertahanan TL Sr.Donaciano bahwa, harga satu helicopter berkisar antara 56 miliar dolar amerika. Itu adalah dana setahun untuk kementrian pertahanan TL, jika kita pakai untuk membelinya maka pintu kementrian pertahanan dengan tiga angkatan bersenjata kita harus ditutup alias tidak beroperasi, jika kita membeli satu helicopter.

Angkatan Darat jumlahnya baru mencapai 900 personil lebih, tetapi perkembangannya berjalan sangat lambat, meskipun demikian pemerintah bekerja keras supaya F-FDTL jadi angkatan bersenjata yang modern dan professional. Menurut bapak Mentri Pertahanan bahwa, para lider bekerja keras supaya semua angkatan bersenjata untuk menjaga kedaulatan negeri kita maka melahirkan ketiga angkatan ini yakni, angkatan darat, laut dan udara. Bagaimanapun angkatan bersenjata bisa menjalankan tanggung jawabnya untuk mempertahankan ruang kedaulatan nasional kita.

Pada tahun ini, perjuangan Falintil hanya satu yaitu, berjuang bersama rakyat pada referendum, perjangannya dulu berbeda dengan sekarang, dimana bukan hanya menggunakan senjata melainkan juga berperan sebagai politikus untuk memenangkan perjuangan kita. Tema kita kali ini jadi motivator bagi F-FDTL untuk mengikuti prinsip dan instruksi atau guide bagi pemuda-pemudi masa kini untuk mengikutinya. Menurut jendral Falur Rate Laek bahwa, kita harus memodernisai mentalitas veteran kita dari pikiran lama menjadi baru mengikuti arus masa kini melalui pelatihan militer, asimilasi kritikan terhadap hukum militer dengan sistemnya, dan dipraktekannya dalam kelakuan kehidupan sehari-hari supaya dapat menghidupi militer kita.

Falintil didirikan karena rakyat, karena kebenaran, ia juga lahir sebagai pengayom dan pembela rakyat dan negara kita. Kita perlu sebuah transformasi pada kelakuan geriliawan kita menjadi militer yang professional. Sudah waktunya agar Falintil tidak boleh jadi buta terhadap rakyat, berarti bahwa, pada masa perang, Falintil yang jadi guide bagi rakyatnya dari para invasor/penjajah. Pada masa kemerdekaan ini Falintil seharusnya sudah memiliki alusista untuk membela dan menjaga kedaulatan rakyat dan kekayaan negeri ini, dari ancaman luar. Itulah tujuan Falintil, supaya jangan buta terhadap rakyat dan negara pada era kemerdekaan ini. Ketika Falintil tidak memiliki alusista militer laut, darat dan udara, bagaimana F-FDTL bisa menjaga dan mengontrol di darat, di laut dan udara Timor Leste ini?

Sudah hampir lima dekade keberadaannya di antara rakyat, Falintil dari rakyat dan besar, dengan rakyat untuk menjaganya, bersama rakyat membela dan mempertahankan kedaulatan negeri ini dari ancaman luar. Saat ini F-FDTL tidak memiliki kapal perang dan pesawat tempur modern, dia hanya memiliki dua avioneta (pesawat kecil), yang melakukan patroli menurut kemampuannya, tetapi dia menganggap dirinya sebagai baja untuk menantang angin liar, badai ombak yang ganas, yang mencoba untuk mengancam territori Timor Leste, sudah menjadi prinsipnya yang telah tertanam sejak pada masa perang demi mempertahankan negeri ini hingga kini.

Edisi special HUT F-FDTL ke-49

(Visited 7 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Aldo Jlm

Elemen KPKers-Lospalos,Timor Leste, Penulis, Editor & Kontributor Bengkel Narasi sejak 2021 hingga kini telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan ke BN, berupa cerpen, puisi, opini, dan berita, dari negeri Buaya ke negeri Pancasila, dengan motonya 3S-Santai, Serius dan Sukses. Sebagai penulis, pianis dan guru, selalu bergumul dengan literasi dunia keabadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.