Sesungguhnya banyak anak-anak yang gagal mewujudkan impian bukan karena keterbatasan perekonomian orang tua akan tetapi karena gagalnya usaha mereka untuk sukses.
Sukses itu bukan harus memiliki harta benda, memiliki uang milyaran atau segala yang berhubungan dengan uang.
Sukses sesungguhnya kita sudah lama menuju karena tuntutan akan haus ilmu pengetahuan dan kita sudah balik ke diri kita untuk melakukan pekerjaan dengan menyiapkan sendiri irigasi untuk memperoleh apa yang kita idamkan impian itu.
Karena itu aku berharap kepada generasi muda bahwa sesungguhnya Kesuksesan itu milik semua orang bukan karena dia anak orang kaya atau tidak akan tetapi ia mampu berjuang dengan komitmen atau tidak karena kesuksesan adalah milik semua anak -anak dalam suatu negara.
Banyak anak-anak yang ternyata sukses dan menjadi panutan bagi banyak masyarakat bukan karena anak orang kaya tapi karena kegigihannya dalam perjuangan dengan usaha yang sungguh-sungguh.
Hal itu terbukti dan satu kebanggaan secara pribadi oleh saya adalah tentang kisah seorang Prof.Dr. Tasrifin Tahara,MSi yang kini sukses menjadi guru besar di bidang antropologi dari salah satu universitas ternama di Indonesia khususnya di Sulawesi yakni (UNHAS) yang memiliki kisah perjuangan yang bisa memotivasi banyak generasi khususnya generasi muda di Timor-Leste.
Dulu saya hanya seorang kutu buku, saya hanya pribadi yang suka baca kisah -kisah orang sukes dan saya pikir saya tidak bisa mewujudkan impian karena ayah stop kerja ketika usai perang saudara pada tahun 1999.
Pemikiran saya seperti anak-anak yang Alin dengan konsep ekonomi tidak mendukung. Diam-diam saya memutuskan untuk menguburkan impian saya sendiri dan memilih menikah di balik seragam putih abu-abu karena alasan yang sama.
Pada akhirnya saya sadar ketika saya menemukan sosok ayah pada pribadi orang lain yang hadir dan menyapa saya melalui via internet yakni Ir. Jumari Haryadi dengan singkat kata, Dev kamu sadar tidak, kalau ada anak yang mau naik kelas ia harus buat apa? Mencoba berpikir untuk memperoleh jawaban setelah vakum terlalu lama dari duni pendidikan, aku jawab ia harus ikut ujian pak ! Benar jawab Ir,J. Haryadi.
Ada pertanyaan ke dua yakni jika seorang anak yang naik kelas ingin mendapatkan juara A harus buat apa? Aku langsung jawab belajar yang rajin. Benar ujarnya lagi.
Jika kamu bisa menjawab dua hal ini maka sesungguhnya kamu telah lulus dari ujian yang di berikan oleh Tuhan dan hanya selangkah lagi kamu bisa memperoleh juara yakni mewujudkan impian kamu Dev jadi Novelis, tanpa menunggu aku mulai menulis lalu ada pertanyaan berikutnya lagi, Dev apa yang jadi motivasi kamu sehingga kamu memutuskan untuk jadi penulis ? Hmm kisah kehidupan ayahku pak. Okey segeralah menulis apa yang ada di benakmu jangan takut salah.
Langsung belinan air mata aku segera menulis akhirnya semangat menggali lagi impian yang sudah terkubur lamapun mulai hadir lagi di benak.
Dengan mewujudkan impian meskipun belum memperoleh harta aku justru bangga karena dengan profesi menulis aku justru mengenal banyak orang-orang sukses seperti Ir. Jumary Harayd, Pak Bambang Purwanto, Pak Vandha, Pak Roy Wijaya, Pak Prof Dr.Rusland, Pak Prof Dr.Zulkarnain Hamson, Pak Achmad Tavip Syah, Pak Prof.Dr.Phil,Ikfan Haris, Pak Ahmad Taufik, Pak Andoyo, Pak Fajar, Pak Robby, Pak Dubes KBRI serta Sang Istri dan banyak sastrawan Indonesia karyanya melalui tulisan.
Akhirnya tadi aku mencoba mencari nama seorang ketika mendengar namanya sorang prof.Dr.Tasrifin Tahara MSi, yang kisahnya mencapai gelar Prof luar biasa. Dari kisah beliau aku sadar apabila Kesuksesan adalah milik semua anak bangsa tanpa memandang latar belakang kehidupan keluarga namun berbasis pada hasil perjuangan dari setiap komitmen seorang anak.
Salut buat seorang guru besar Prof. Dr.Tasrifin Tahara MSi, yang kini jadi seorang Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Timor-Leste dan kisah beliau adalah kisah inspiratif bagi banyak generasi muda di Timor-Leste.
By Dev Seixas’25