Alam imajinasiku. Selalu hadir menemaniku. Di kala senja. Ku seorang diri. Di bilik kecilku. Ditemani memori klasikku.

Ia bagai CCTVku. Yang selalu merekam. Segala peristiwa kehidupanku. Sejak aku hadir di bumi ini. Hingga detik ini.

Mengingatkanku akan masa kecilku. Di sebuah dusun kecil. Di lembah nan asri Fuat. Udaranya segar bagai Taman Eden surgawi.

Aku mulai belajar literasi. Dari abjad portu. Mengeja huruf demi huruf. Hingga dapat membaca dan menulis dengan lancar.

Aku ditemani kedua orang tuaku. Menjelajahi hutan belantara. Mengungsi ke tempat yang aman. Dari serangan invasi tetangga. Yang datang dari berbagai sudut.

Kami mengembara hingga gunung Matebian. Menangkis serangan invasi. Dari udara, laut dan darat. Kami bertahan di bukit berkarang. Antara hidup dan mati. Kami pasrahkan diri pada Yang Maka Kuasa.

Tuhanpun menunjukkan jalan terbaiknya. Menyerahkan diri pada sang invasor. Yang menguasai tanah air kami Timor Leste. Selama 24 tahun bersama mereka.

Belajar literasi dari SD-SMP-SMA. Literasi beraneka ilmu. Dari ilmu sosial dan exata. Kami pelajari semuanya. Kini aku menikmati hasilnya. Bersama invasor Indo. Kini aku jadi mercusuar. Bagi anak cucu kami.

Mencerdaskan mereka. Dengan literasi yang kuketahui. Mentransfer pada generasi muda. Di bumi Lorosa’e Timor Leste. Agar dapat membangun negeri tercinta. Timor Leste setara dengan negeri lainnya

By prof EdoSantos’25

(Visited 10 times, 10 visits today)
Avatar photo

By Aldo Jlm

Elemen KPKers-Lospalos,Timor Leste, Penulis, Editor & Kontributor Bengkel Narasi sejak 2021 hingga kini telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan ke BN, berupa cerpen, puisi, opini, dan berita, dari negeri Buaya ke negeri Pancasila, dengan motonya 3S-Santai, Serius dan Sukses. Sebagai penulis, pianis dan guru, selalu bergumul dengan literasi dunia keabadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.