Oleh: Eliyusman*

Pada posisi terakhir dimana setelah pengumuman oleh Ketua Adat Nagari Jorong Tantaman bahwasanya semua Ninik Mamak dan Imam Khatib nan berempat yang terundang oleh kaum Pili Datuk Muncak agar langsung menuju Balai Adat untuk mengikuti prosesi lanjutan terkait mengantarkan Siriah di carano ke Sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tantaman.

Selanjutnya setelah sampai di Balai Adat Nagari Jorong Tantaman semua Ninik Mamak yang Enam belas dan Imam Khatib nan berempat disilakan duduk sebagaimana idealnya duduk seorang Ninik Mamak di Minangkabau yakni Duduk Bersila dan Anak cucu kemenakan Kaum Suku Pili beserta Bapo dan bundo yang hadir dengan mengelilingi Snack dan makan siang yang terlebih dahulu telah disiapkan dan terhidang oleh Kaum Suku Pili Dt. Muncak.

Untuk kita ketahui, di Minangkabau sudah menjadi tradisi dan kebiasaan bahwa sebelum acara dimulai harus diawali dengan makan atau minum terlebih dahulu bak pepatah Minangkabau mengatakan ; “Galik batanyo salapeh arak, Galik barundiang salapeh minum jo makan”, artinya bahwa ; rapat dan rundingan bisa dimulai setelah makan dan minum.

Kemudian setelah ada sinyal dari Ketua Adat Nagari Jorong Tantaman bak pepatah Minang mengatakan “Pandangan dakek lah ditukikkan pandangan jauh lah dilayangkan, dicaliak rupo nan lah nampak dan dihitung jumlah nan lah datang” bahwasanya rapat telah memenuhi qorum dan acara telah boleh dimulai, maka salah seorang Bapo dari Suku Pili langsung mengambil alih forum Sidang Ninik Mamak mengantarkan sembah kepada Ninik Mamak nan Enambelas dan salam kepada Imam Khatib nan berempat, Alim Ulama Cadiak Pandai yang hadir pada sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tantaman Tigo Koto Silungkang melalui Dt. Sinaro Nan Panjang bahwa titah yang disampaikan dari silang nan bapangka karajo nan bapokok bahwa air nan talatak minta diminum dan juadah nan katangah mintak diparenai artinya air yang terletak minta di minum dan hidangan yang udah ada di tengah minta dimakan.

Selanjutnya Dt. Sinaro Nan Panjang sebelum kato di jawek karano awak duduak basamo baduo jo batigo, di elo sakatiko untuk mancari picak yang satapiak bulek yang sagolong, kok picak lah buliah dilayangkan, kok bulek lah buliah golongkan, maaf di pintak. 

Kemudian Dt. Sinaro Nan Panjang melempar lagi kepada Ninik Mamak lain secara bergiliran dan terakhir sampailah persembahan makan dan minum tersebut pada A. Dt. Tuah selaku Sekretaris Kerapatan Adat Nagari Jorong Tantaman, maka Dt. Tuah tidak langsung juga jawab sembahan tersebut tetapi karena beliau duduk berdekatan dengan Ketua Adat Nagari Jorong Tantaman dan beliau langsung bicarakan dengan Ketua Adat Nagari Jorong Tantaman.

Mengingat situasi dan kondisi saat itu semua Ninik Mamak yang hadir baru pulang dari Masjid menunaikan Ibadah Sholat Jum’at sudah barang tentu lapar semua, maka Dt. Tuah tidak lagi memperpanjang persembahan tersebut tetapi langsung putuskan dan menyetujui bahwa terkait dengan titah Air minta diminum dan Juadah yang ke tengah minta di parenai, maka dibawah komando Ketua Adat Nagari Jorong Tantaman mengajak semua Ninik Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai yang hadir membacakan Bismillah dan langsung menyantap makan dan minuman serta kue-kue ringan yang tersedia.

Selanjutnya, setelah makan dan minum selesai dengan membacakan Bismillahirrahmanirrahim Ketua Adat Nagari Jorong Tantaman langsung Membuka Acara Rapat Adat Salingka Nagari, Alam Batampuak Bumi Batangkai dilingkungan Jorong Tantaman, Kenagarian Tigo Koto Silungkang, Kec. Palembayan, Kabupaten Agam.

Mengawali rapat tersebut salah satu Ninik Mamak Suku Pili yang telah ditunjuk yaitu Dt. Bandaro Kuniang sebelum menyampaikan maksud dan tujuan siriah minta di cabiak, pinang minta di gatok dan rokok minta di hisok terlebih dahulu beliau menyampaikan sembah dan meminta sifat kepada seluruh Ninik Mamak, Alim Ulama Cadiak Pandai satu persatu yang hadir dengan kata-kata ; minta sifat, seperti dibawah ini.

Inyiak Datuk Sinaro Nan Panjang, Iyoo sabuik lah, Sambah ditibokan ka Inyiak Dt. Sinaro Nan Panjang bari maaf ambo barundiang sapatah di hadapan Inyiak Datuk, kalau gawa beribu kali maaf.

Inyiak Datuk Mangkudun, Iyoo sabuik lah, Sambah ditibokan ka Inyiak Dt. Mangkudun, bari maaf ambo barundiang sapatah di hadapan Inyiak Datuk, kalau gawa beribu kali maaf, dan seterusnya sampai Ninik Mamak yang terakhir.

Kemudian Dt. Bandaro Kuniang melanjutkan persembahannya langsung menuju Dt. Sinaro Nan Panjang dengan minta izin untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tanataman ini kepada seluruh Ninik Mamak, Alim Ulama Cadiak Pandai yang hadir tentang khususnya membicarakan pelaksanaan mengantarkan Siriah ke Sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tantaman pada hari ko :

“Satantang carano nan lah katangah, nan barisi siriah jo pinang sarato gambia jo sadahnyo

Nan kandak dari pado pihak sipangka kiniko 

Kok siriah mintak dicabiak

Kok pinangnyo mintak digatok

Kok rokok minta dihisok 

Itu kabanaran nan disampaikan ka Inyiak datuk”.

Selanjutnya Dt. Sinaro Nan Panjang menjawab bahwa Karano kito ado duduak basamo dua jo batigo, di elo sakatiko untuk mancari picak yang satapiak bulek yang sagolong, kok picak lah buliah dilayangkan, kok bulek lah buliah golongkan, maaf di pintak. Kemudian Dt. Sinaro Nan Panjang melanjutkan persembahannya langsung menuju Dt. Palimo dan menyampaikan maksud dan tujuan dalam sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tanataman ini tentang pelaksanaan mengantarkan Siriah Datuk Muncak Suku Pili ke Sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tantaman pada hari ko yakni ;

Kok siriah mintak dicabiak

Kok pinangnyo mintak digatok

Itu kabanaran nan disampaikan ka Inyaik Datuk

Kemudian Dt. Palimo juga menyampaikan titah di atas kepada Ninik Mamak yang lain dan intinya seluruh Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak pandai yang hadir secara bergiliran dan bergantian harus menerima titiah maksud dan tujuan dalam Sidang Kerapatan Adat Salingka Nagari ini dan akhirnya sampai kepada Ketua Adat. Ketua Adat berputar-putar dulu dengan gurindam adatnya dan akhirnya menerima maksud dan tujuan yang disampaikan oleh Dt. Bandaro Kuniang bahwa Siriah dalam carano yang di antarkan oleh Dt. Muncak minta dicabiak pinang minta digantok dan rokok minta di hisok.

Selanjutnya Siriah dalam carano tersebut diputar ke sekeliling Ninik Mamak yang hadir bahwa Siriah tersebut untuk dicabiak, pinang untuk digatok dan rokok minta dihisok oleh seluruh Ninik Mamak yang hadir.

Setelah Siriah di cabiak, pinang di gatok dan rokok dihisok oleh seluruh Ninik Mamak yang hadir, maka prosesi selanjutnya adalah pemasangan pakaian adat. Dalam Pemasangan baju adat tersebut seharusnya dipakaikan oleh Datuk sebelumnya karena metode yang kita pakai dalam penyelenggaraan penggantian Datuk Muncak ini adalah Hiduik Bakarilahan. Tetapi berhubung Datuk sebelumnya tidak bisa lagi melaksanakan tugasnya bak Pepatah Minangkabau ; “Kok Bukit Indak Tadaki, Kok Lurah Indak Taturuni” dan yang bersangkutan berhalangan hadir saat pemasangan baju adat tersebut, maka pemasangan baju Adat Dt. Muncak dilakukan oleh salah seorang Datuk Suku Pili yang hadir dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Dt. Bandaro Kuniang.

Setelah pemakaian baju Adat oleh Dt. Bandaro Kuniang kepada Dt. Muncak yang baru tersebut terakhir untuk pemasangan Saluak dilakukan oleh Ketua Adat sendiri dengan terlebih dahulu menjelaskan dengan gurindam adat arti dan makna apa itu baju datuk, apa itu selendang, apa itu keris, bagaimana cara pemasanganya dan apa itu Saluak serta menyampaikan beberapa Kewajiban dan larangan bagi seorang Ninik Mamak di Minangkabau. Terakhir mengantar siriah ke sidang Kerapatan Adat Nagari Jorong Tantaman ditutup dengan pembacaan doa. (Bersambung).

*Pemerhati budaya Minang dan pencinta literasi menulis.

(Visited 248 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.