aisyah

Hadis menerangkan, “Siapa yang mati karena tenggelam, maka dia mati dalam keadaan syahid.” (HR. Muslim 1915)

Sitti Aisyah, namamu Indah. Nama istri Nabi Muhammad saw. Di dunia ini, engkau pemilik nama itu, adikku. Kita lahir dari rahim yang berbeda, tetapi rasa kita seolah saudara sekandung, adikku.

Aisyah, menjelang azan sebagai pertanda masuknya waktu salat Asar, seketika ponsel berdering. Spontan langsung kuterima telepon yang pikirku akan membawa kabar bahagia tentangmu. Tetapi, yang ada berita duka; duka kami, luka kami.

Sungguh ajal adalah rahasia Allah. Tiada seorang pun yang bisa mengetahui kedatangannya. Selamat jalan, adikku. Semoga akhir hayatmu dalam keadaan husnul khotimah.

Kini, aku hanya bisa menatapi jasadmu yang kaku dan dingin sedingin salju. Wajahmu pucat pasi. Tiada tertahan air mata ini, tetap selalu mengalir membasahi pipi.

Semakin ku menatapmu, semakin rasa ini tidak bisa melepaskan. Tetapi, hati dan jiwa insan berimanku harus mengikhlaskan kepergianmu. Tenanglah di tempat yang abadi, adikku. []

(Visited 78 times, 2 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.