Oleh : Gusnawati Lukman
- Latar Belakang
Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan. Seringkali permasalahan dengan murid berkaitan dengan komunikasi antara murid dengan guru, terutama ketika murid melanggar suatu aturan dengan alasan tidak mengetahui adanya aturan tersebut. Kurang adanya komunikasi ini menyebabkan relasi murid dan guru menjadi kurang baik.
Untuk mempelajari lebih mendalam mengenai kesepakatan kelas, mari kita renungkan dua pertanyaan berikut ini: Apakah selama ini kita sudah menerapkan pemberian kesepakatan kelas di sekolah Anda? Siapa saja yang turut berperan dalam menentukan kesepakatan kelas?
Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.
Dalam menyusun kesepakatan kelas, guru perlu mempertimbangkan hal yang penting dan hal yang bisa dikesampingkan. Murid dapat mengalami kesulitan dalam mengingat banyak informasi, jadi susunlah 4 – 8 aturan untuk setiap kelas. Jika berlebihan, murid akan merasa kesulitan dan tidak mendapatkan makna dari kesepakatan kelas tersebut. Kesepakatan harus disusun dengan jelas sehingga murid dapat memahami perilaku apa yang diharapkan dari mereka.
Kesepakatan yang disusun sebaiknya mudah dipahami dan dapat langsung dilakukan. Oleh karena itu, dalam kesepakatan kelas gunakan kalimat positif seperti, “Saling menghormati” ,“Berjalan jika berada di lorong kelas”. Kalimat positif lebih mudah dipahami murid dibandingkan kalimat negatif yang mengandung kata seperti, “dilarang” atau “tidak”.
Kesepakatan perlu dapat diperbaiki dan dikembangkan secara berkala, seperti setiap awal semester. Untuk mempermudah pemahaman murid, kesepakatan dapat ditulis, digambar, atau disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan disadari oleh murid. Strategi lain adalah dengan mencetaknya di setiap buku laporan kegiatan murid. Hal ini menjadi strategi yang baik untuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.
- Deskripsi Aksi Nyata
Sebagai langkah awal dalam penerapan budaya positif dapat dimulai dengan membuat kesepakatan kelas. Dalam pelaksanaanya, kesepakatan kelas ini harus melibatkan guru dan peserta didik. Penerapan kesepakatan kelas sebenarnya bukanlah hal yang baru. Membuat kesepakatan kelas selalu dilakukan pada awal semester di kelas. Namun, selama ini dalam penerapannya memang tidak melibatkan peserta didik secara awal. Biasanya, pada awal semester, hanya menyampaikan aturan-aturan dan hal-hal yang harus dilakukan oleh peserta didik. Selanjutnya, peserta didik diminta mengikuti aturan tersebut. Setelah mendapatkan materi tentang penerapan budaya positif berupa langkah-langkah penerapan kesepakatan kelas dari Program Pendidikan Guru Penggerak, penerapan kesepakatan dilakukan di dalam kelas yang diajar. Pembuatan kesepakatan kelas awalnya saya mulai pada kelas yang saya ajar. Kesepakatan kelas yang disusun benar-benar menggali ide-ide peserta didik akan kelas yang mereka inginkan. Sehingga kesepakatan kelas tersebut sangat membantu dalam menciptakan kelas yang nyaman dan efektif dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah berhasil menyusun dan menjalankan kesepakatan kelas pada kelas yang saya ajar, selanjutnya saya merencanakan untuk membagi praktik baik ini kepada guru mata pelajaran yang lain di sekolah. Langkah awal yang saya lakukan yaitu menyampaikan ide untuk membudayakan kesepakatan kelas di semua kelas di SMP Negeri 1 Watansoppeng kepada bapak Kepala Sekolah SUPRIYADI USMAN, S.Pd, M.Pd. Beliau menyambut dengan baik dan memberikan kesempatan kepada saya untuk mensosialisasikan hal ini kepada rekan guru di sekolah. Selanjutnya saya berkoordinasi dengan Wakasek kesiswaan untuk mensosialisasikannya dengan pengurus OSIS dan anggotanya. Dan pada akhirnya semua pemangku kepentingan di sekolah menyetujui program tersebut.
- Hasil Aksi Nyata yang Dilakukan
Ketika melakukan sosialisasi praktik baik tentang penerapan budaya positif di sekolah yaitu membuat kesepakatan kelas terdapat beberapa kendala yang saya hadapi terutama dari rekan guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai sebagai wali kelas. Kendala tersebut mulai dari mereka yang meragukan tentang efektivitas dari penerapan kesepakatan kelas untuk diterapkan di kelas. Akan tetapi, ada beberapa pula rekan sejawat yang memberi dukungan dan tertarik untuk mencoba menerapkan kesepakatan kelas di kelas yang mereka mampu sebagai bagian dari penerapan budaya positif di sekolah. Khusus di kelas 8.6 telah dibuat kesepakatan kelas. Pada praktiknya, jika ada beberapa siswa yang melanggar kesepakatan kelas maka kesepakatan kelas ini kembali dibagikan untuk mengingatkan peserta didik tersebut. Namun, ketika sudah beberapa kali diingatkan masih ada yang tidak mematuhi, langsung dihubungi yang bersangkutan. Akhirnya didapatkan bahwa siswa yang bersangkutan sedang mengalami masalah dengan gawai yang digunakannya. Sedangkan yang lainnya ketinggalan informasi bahwa di awal semester ganjil ini ada perubahan grup belajar.
- Pembelajaran yang Didapatkan dari Pelaksanaan
Sebelum pemberlakuan PJJ lagi, masih ada waktu sedikit untuk melaksanakan kesepakatan kelas yang sudah disusun. Namun karena adanya pandemi Covid-19 yang semakin meluas dan berdampak luar biasa, maka pembelajaran daring pun menjadi solusi yang terbaik lagi. Dan memang tidak bisa dipungkiri hal tersebut turut berdampak dalam proses pelaksanaan dan penerapan kesepakatan kelas sebagai bagian dari budaya positif di sekolah. Ketika proses pembelajaran daring seperti yang dijalani saat ini, ada beberapa poin kesepakatan kelas tidak begitu efektif diterapkan, terutama terkait menjaga lingkungan sekolah. Namun dalam praktiknya, ada beberapa peserta didik yang dilibatkan untuk hadir ke sekolah menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Demikian juga untuk penanganan siswa yang melakukan pelanggaran kesepakatan kelas selama pembelajaran daring. Masih banyak aspek yang menjadi pertimbangan guru dalam penerapannya, termasuk latar belakang ekonomi anak, kekuatan signal, kuota, dan sebagainya. Diharapkan kendala ini bisa diminimalisir ketika penerapan kesepakatan kelas ini dilakukan secara tatap muka.
- Rencana Perbaikan di Masa yang Akan Datang
Agar penerapan dan pelaksanaan kesepakatan kelas sebagai bagian dari penerapan budaya positif di sekolah bisa berjalan dengan efektif maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan melibatkan semua peserta didik yang diampu agar kesadaran untuk berbuat lebih baik datang dari dalam diri peserta didik bukan karena terpaksa. Hal ini diharapkan dapat dilakukan ketika berlangsungnya proses pembelajaran secara tatap muka. Meskipun demikian, ketika berlangsungnya pembelajaran secara daring seperti saat ini setidaknya upaya menghadirkan kesadaran dari dalam diri peserta didik melalui penerapan kesepakatan kelas tetap harus dijalankan. Sementara itu, dalam pelaksanaan berbagi praktik baik dalam bentuk kesepakatan dengan para rekan sejawat sebaiknya memikirkan waktu yang lebih baik dan membuat jadwal yang lebih rinci. Dengan demikian, penjelasan tentang praktik baik penerapan kesepakatan kelas ini mampu dipahami dan diterima oleh rekan sejawat yang lain.
- Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan
Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah terkait rencana sosialisasi kepada guru-guru tentang pentingnya kesepakatan kelas dalam membangun budaya positif di sekolah.Kepala Sekolah memberi respon positif dan memberi kesempatan untuk melakukan sosialisasi kepada rekan guru di sekolah.
Berdiskusi dengan rekan sejawat mensosialisasikan budaya positif sekolah yang dibangun melalui kesepakatan kelas yang menunjukkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik
Selanjutnya berkoordinasi dengan Pengurus OSIS yang kemudian mensosialisasikannya dengan perwakilan kelas.
Guru Mata Pelajaran bersama dengan peserta didik mendiskusikan kesepakatan kelas di awal pertemuan tahun pelajaran 2021/2022
Tahapan Pembuatan kesepakatan kelas
Contoh Kesepakatan Kelas Budaya Positif Sekolah
Berdoa Sebelum Belajar
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Sebelum Memulai Pembelajaran.
Watansoppeng, 18 November 2021