Oleh: Devinarti Seixas
Merindukan waktu kecil Ayah membawa aku ke salah satu teman karibnya yang sama-sama seorang Militer. Waktu itu Bapak Baru WANRA. Di moment itu Dev sakit dan tujuan Bapak Membawa Dev ke rekannya karena untuk memeriksa kesehatan Dev yang lagi pilek dan demam.Setelah teman ayah berikan obat berupa syirup satu botol saja mungkin syirup Amoxilin kalau rasa yang masih terbayang hingga tak bisa Dev lupa hingga detik Ini.
Ayah lalu berikan syirup itu dan berkata pegang baik-baik ya .Ini obat untuk kamu.Ayah masib berbincang sama sahabatnya dan aku mulai rasa lapar dan haus karena Ayah lagi asyik ngobrol.Ia ambilkan botol kecil itu sambil buka tutupnya dan Aku tes apa rasa obat itu ya? Manis atau pahit? Tanya aku dalam hati.Saat kucoba sedikit ehhhh… rasanya manis banget ya karena aku yang masih berusia 3 tahun mengira itu bukan obat tapi permen cair jadi kuhabisi aja sekalian sampai botolnya kosong.Ayah ngak melihat sama sekali,karena asyik ngobrol ,akhirnya mulai larut malam.Ayah mengajak pulang tanpa bertanya obat aku di mana.Namun, setelah meminum semua syirup sekalian aku ngak membuang botolnya takut ketahuan ayah dan marah.
Setiba di rumah, ayah memanaskan satu makanan kaleng yakni T2, lalu ayah kasih makan ke aku.Aku senang banget soalnya ayah begitu sayang sama aku.Selesai makan, Ayah mulai menanyakan, Ehhh Dev, mana Obat kamu yang tadi di kasih sama Om tentara ganteng itu?Aku jawab,obat apa? Ayah terkejut lho bukannya tadi ayah membawakanmu untuk periksa kesehatan? Terus mana obat yang tadi ayah kasih?
Ya… aku terkejut. Akhirnya aku loncat dari kursi,lalu lari masuk kamar ambil botol obat tadi,dan ehhh… ternyata saat ayah suruh aku berikan botol udah kosong.Ayah terkejut. Kok aneh, teman ayah tadi kasih lagi botol obat yang kosong? Tanya ayah seperti bingung.Aku memegang tangan ayah, terus aku bilang tidak kok ayah tadi ada isinya tapi karena aku haus cuman lihat ayah lagi asyik ngobrol jadi Aku buka dan aku tes rasanya kayak permen cair jadi aku habisi aja sekalian Ayah.
Aduh Tuhan, Bagaimana mungkin kamu meminum obat sebotol itu sekali aja,sambil ayah peluk aku bilang tapi kamu ngak apa apakan! Ya saya hanya tersenyum karena bersalah.Ayah mampir ke dapur dan berkata pada ibu Lihat putri kita yang satu ini .Obat cair berupa syirup untuk tiga hari dia bilang permen cair jadi sudah dia minum kasih habis .Hmmmmm ibu hanya tarik nafas aja.Aku tertawa tapi berpikir agar bisa memperbaiki kesalahan aku .