A. Mengenal Philip Goff (filsuf)
Philip Goff adalah seorang penulis Inggris, filsuf, dan Associate Professor di Universitas Durham yang penelitiannya berfokus pada Filsafat pikiran dan kesadaran . 

Secara khusus, ini berfokus pada bagaimana kesadaran dapat menjadi bagian dari pandangan dunia ilmiah. 

Goff berpendapat bahwa materialisme tidak koheren dan dualisme mengarah pada “kompleksitas, diskontinuitas, dan misteri”. 

Sebaliknya, ia menganjurkan “jalan ketiga“, sebuah versi monisme idealis Russel Ian yang mencoba menjelaskan sifat intrinsik realitas dengan menyatakan bahwa kesadaran adalah fitur fundamental dunia fisik yang ada di mana-mana.

 “Komitmen dasarnya adalah bahwa konstituen fundamental dari realitas—mungkin elektron dan quark—memiliki bentuk pengalaman yang sangat sederhana.” 

Sebelum mengajar di Durham, Goff berada di Departemen Filsafat, Universitas Birmingham, Universitas Hertfordshire, dan King College London. 


Dia melakukan pekerjaan postdoctoral di Center for Consciousness di Australian National University, dan mendapatkan gelar PhD di University of Reading. 


Dia adalah Associate Professor Filsafat di Universitas Eropa Tengah. 


Pada tahun 2014, Goff menghadiri Consciousness Cruise di Greenland yang disponsori oleh Dimitri Volkov dan Pusat Studi Kesadaran Moskow. 

Itu adalah konferensi terapung di atas perahu layar yang menampilkan pemikiran para filsuf terkemuka seperti David Chalmers, Paul Churchland, Patricis Churchland , Andy Clark, Daniel Dennet, Daniel Dennet, Keith Frsnkish, Nicholas Humprey, Jesse Prinz, Nicholas , dan Derk Pereboon. 

Goff memberikan ceramah tentang posisinya yang berkembang dan pembelaan panpsikisme. 

Goff dan Keith Frankish, seorang rekan yang membela pandangan yang berlawanan tentang ilusionisme, memulai saluran YouTube “Mind Chat” pada tahun 2021, mewawancarai para ilmuwan dan filsuf kesadaran.

kesadaran berhubungan erat dengan akal, yang dianggap sebagai kosmik, generalisasi dari dunia nyata, sinonim untuk hukum universal.

Filsafat Kuno


B. Filsafat adalah Kesadaran
Salah satu persoalan yang belum selesai dan terus dibicarakan dalam lingkup filsafat ialah kesadaran.

Meski para psikolog dan neurosaintis telah memberikan jawaban masing-masing terkait kesadaran, bukan berarti problem kesadaran, terutama “the hard problem of consciousness” usai.

Seringkali kita menggunakan kata “kesadaran” yang diasosiasikan dengan self-awareness dan pikiran.

Namun apa yang kita bicarakan di sini merupakan “kesadaran” yang merujuk pada apa yang dirasakan terlepas dari kontennya.

Tepatnya pembedaan ini bisa kita rujuk pada Thomas Nagel–manusia mungkin bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi kelelawar dengan mengambil sudut pandang kelelawar, akan tetapi “untuk mengetahui apa rasanya bagi kelelawar untuk menjadi dirinya” merupakan hal yang mustahil.

jiwa hanya berpikir dan tubuh hanya bergerak. Pandangan ini memiliki pengaruh luar biasa pada semua teori kesadaran berikutnya, yang kemudian diidentifikasi dengan kemampuan subjek untuk memiliki pengetahuan tentang kondisi mentalnya sendiri.

Descartes

Penulis buku Galileo’s Error, @Philip_Goff, membawa topik kesadaran lebih jauh dengan pertanyaan: “Mungkinkah kesadaran merupakan sifat materi, alih-alih muncul ketika materi non-sadar berperilaku dengan cara tertentu, bahwa ia ada selama ini?”

Selama ini fakta tentang kesadaran merupakan self-report dan tak bisa dikonfirmasi secara langsung oleh pengamat luar.

Artinya, kita dipaksa memilih salah satu asumsi dari:
(1) pengalaman yang dirasakan muncul dari proses tidak sadar (nonconscious), atau .
(2) kesadaran merupakan properti dari materi pada dirinya sendiri (yang lebih mendasar)–pandangan kedua ini disebut sebagai panpsikisme yang juga diajukan oleh Philip Goff.

Menurut Goff, sebagaimana dualisme, panpsikisme mengklaim jika kesadaran tidak dapat direduksi.

Di sisi yang lain, sebagaimana seorang materialis, panpsikisme meyakini bahwa kesadaran tidak berada di luar alam, dengan kata lain kesadaran berada di dunia material.

Namun, panpsikisme lebih radikal bahwa kesadaran ‘ada di alam dan di mana-mana’ sejauh merupakan sifat yang melekat tidak hanya pada manusia dan beberapa hewan, tetapi bahkan unsur/konstituen paling mendasar dari realitas fisik.

Panpsikisme percaya bahwa seluruh bagian yang ada di dunia ini memiliki kesadaran.

Namun, bukan berarti baju yang kita kenakan sehari-hari juga memiliki kesadaran, karena Goff akan menolaknya.

Kecuali jika kita mengatakan bahwa ketika membuat baju tersebut memang melibatkan banyak hal secara sadar, misalnya para buruh pembuat baju pada waktu tertentu.

Selain itu, kesadaran memang merupakan hasil dari proses panjang dari evolusi dan merupakan hal yang rumit dan melibatkan emosi subtil dan kompleks serta pengalaman sensorik.

Kesadaran tidak hadir begitu saja dalam bentuk sederhana, dan kita juga tidak tahu apakah kesadaran muncul karena adanya otak atau justru kesadaran merupakan bukti kompleks dari materi yang ada di alam semesta.

Kesadaran dan otak walaupun tidak memiliki hubungan kausal (indikator; sebab-akibat universal), tetapi keduanya memiliki keterhubungan yang sangat kompleks dan terjalin dengan menghasilkan banyak kualitas tertentu, sehingga keduanya sangat diperlukan dalam atribusi maupun keputusan-keputusan lain dalam hidup yang memerlukan opsi-opsi rasional normatif.

Sumber bacaan:
Goff, Philip. (2019). Galileo’s Error: Foundations for a New Science of Consciousness. Ebury Publishing.
https://t.co/p8Qh6nIxuz
https://t.co/4BiCUa7j1m

Kecerdasan buatan tidak bisa cerdas dengan sendirinya, dan hanya terbatas melakukan tugas-tugas spesifik dan rutin. Mereka tetap tidak dapat menggantikan kecerdasan manusia.

Ahmad Mustafid

Makassar 10 Muharram 1444H.

Salam literasi

Telah di edit & Diberdayakan :

sudirman MUHAMMADIYAH.
(Belajar bijak )

(Visited 97 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

One thought on “Catatan Kuliah Filsafat:Philip Goff Kesadaran dan Filsafat”
  1. Menurut saya kesadaran itu apabila sang hamba mengingat Tuhannya.dan menggantungkan hudupnya pada Khaliknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: