Oleh : Fani Oschalia*
Umur tidak bisa menjadi patokan utama kedewasaan seseorang. Dewasa itu terbagi dua, yaitu dewasa secara umur dan dewasa secara mental. Dewasa secara umur sudah pasti tetapi dewasa secara mental tidak banyak.
Banyak orang dewasa yang umurnya sudah masuk tahap dewasa atau senior tetapi tidak banyak yang memiliki mental yang bagus. Orang dewasa yang seharusnya memberikan contoh perilaku dan sikap yang baik, tapi justru sekarang merekalah yang memberikan contoh tidak senonoh kepada generasi berikutnya.
Seperti korupsi, pelecehan, pembunuhan, perjudian dan banyak lainnya. Bukankah itu semua orang dewasa yang melakukannya. Lalu bagaimana dengan generasi selanjutnya yang selalu bercermin kepada orang-orang terdahulu mereka.
Tidak salah kemudian kalau banyak generasi sekarang juga melakukan hal yang sama secara spontan. Orang dewasa tidak pernah sadar atas kesalahan yang mereka lakukan. Mereka merasa selalu benar karena katanya mereka telah melalui banyak proses dan pengalaman yang panjang.
Pengalaman seperti apa yang mereka maksud sebenarnya? Apakah mungkin pengalaman mampu melakukan banyak hal-hal buruk yang tidak patut untuk dicontoh. Orang dewasa itu terlalu percaya diri tanpa sadar dia telah memberikan contoh yang buruk selama ini. Mungkin sebagian ada yang mengklaim tidak semua orang dewasa memberikan contoh yang buruk, dan itu benar. Tetapi kebanyakan hal-hal yang buruk itu datangnya dari orang dewasa.
*Penggiat literasi membaca dan menulis di Minangkabau