Oleh: Juharman Muliadi
Perkembangan digital yang pesat kini tak lagi membedakan kasta dan kekuasaan. Hampir semua kalangan merasakan dampak dari digital. Tak ketinggalan anak usia sekolah yang kini mayoritas menggunakan android, di era modern dan serba digital memang tak mengapa. Jika anak pandai menggunakan android, tetap harus penggunaan android di kalangan anak harus tetap dalam pengawasan orang tua.
Karena sudah banyak anak yang menyalagunakan android, alat yang seharus bisa digunakan untuk lebih mudah dalam pembelajaran, namun karena kelalaian orang dalam pengawasan malah berdampak pada kecanduan main game. Padahal kita sudah di sajikan beberapa fenomena dari dampak kecanduan main game mulai dari terkena rabun di usia yang masih remaja sampai terkena sindrom hp karena kecanduan main game.
Terkadang orang juga mengawasi anak dalam mengunakan hp, termasuk membatasi waktu anak dalam pengunaan android, namun metode yang diberikan terkadang memaksa anak untuk berbohong karena dia terpaksa main petak umpet agar tidak ketahuan dalam mengunakan hp. Hal ini terjadi karena kita sebagai orang tua dari anak hanya melarang saja, tanpa memberikan kesibukan yang lain yang dapat mengalihkan pikiran dari anak atau menyiapkan rutinitas yang dapat membantu anak dalam bersosialisasi secara langsung dengan teman sebayanya.
Oleh karena itu, peran orang tua bukan hanya sekadar mengawasi atau bahkan hanya menitipkan anak di sekolah dan memberikan tanggungjawab sepenuhnya kepada sekolah untuk mendidik anak-anak kita dan ketika gagal orang tua hanya bisa menuntut kepada pihak sekolah dengan dalih tak bisa mencerdaskan anak-anak mereka tanpa dia sadari bahwa di sekolah anak atau siswa hanya sekadar di berikan stimulus. Sebagaimana salah satu filsuf yang mengatakan “guru tak dapat mengajarkan beribu macam teori dia hanya bisa membantu siswa atau anak untuk menemukan potensi dirinya”
Dari pendapat di atas, kita bisa beranggapan bahwa peran orang tua dalam memfasilitasi perkembangan anak sangat dibutuhkan. Maka dari itu, pengawasan orang tua akan sangat berpengaruh bagi seorang anak terhadap bimbingan dari guru di sekolah. Jadi, keduanya harus bisa bekerja sama dalam perkembangan kognitif dan psikomotorik seorang anak, yang nantinya bisa dievaluasi oleh keduanya melalui afektif yang dilakukan oleh seorang anak tersebut.
Mari merawat aset terbesar bangsa kita dengan mendidik anak dengan baik. Karena salah satu aset yang tidak akan pernah habis adalah sumber daya manusia, dan anak muda hari ini adalah obor masa depan. Jangan biarkan ia padam hanya karena alasan kesibukan. Ayo jaga obor itu dan pastikan generasi kita adalah generasi yang unggul di masa yang akan datang.