
Bagi bangsa Indonesia bulan Agustus adalah bulan yang sangat isimewa dan sangat bersejarah karena bulan tersebut Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya setelah terjajah selama ratusan tahun. Memperingati hari kemerdekaan pada setiap tanggal 17 Agustus di setiap tahunnya dengan menampakkan berbagai ekspresi melalui aneka perlombaan dan ketangkasan yang sering digelar oleh berbagai kalangan, mulai dari lomba anak-anak, sampai orang dewasa bahkan kakek nenek tidak kalah semnagat ikut memeriahkan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada yang melakukan perlombaan dengan berdansa, poco-poco, joget-joget, panjat pinang, makan krupuk dan lain-lain pelombaan, tak ketinggalan pula lomba berbagai kesenian dan olahraga. Sebagian orang terkesan bahwa perayaan HUT RI menganggapnya hanya sebagai kegiatan berhura-hura, mubazziir, bahkan ada yang menganggapnya melakukan kegiatan yang mengarah kepada kemaksiatan. Terlepas semua anggapan tersebut, bukanlah tujuan utama Tulisan ini disajikan tapi lebih utama bagaimana kita memaknai peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Repoblik Indonesia, negara kita tercinta yang direbut dalam godam peperangan yang dasyat selama ratusan tahun lamanya.
Sejatinya perayaan HUT-RI baiknya diperingati untuk menumbuhkan kembali semangat patriotisme dan nasionalisme sesuai cita-cita awal kemerdekaan oleh para founding Father bangsa Indonesia. Iman As-Syafi’I berkata bahwa : “barang siapa yang menggunakan nikmat Allah untuk selaim ketaatan kepadanya maka dia telah mengkufuri nikmatnya”. Kemerdekaan Indonesia merupakan nikmat yang wajib untuk di syukuri karena berkat Rahmat Nya kemerdakaan bangsa Indonesia dapat di raih. Kemerdakaan Indonesia bukanlah tujuan akhir sebagai sebuah negara yang berdaulat, tetapi sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita cita dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. Dalam pembukaan UUD 45 tercermin tujuan Negara Republik Indonesia, yang tertulis dalam alinea keempat yang berbunyi : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Pertanyaan kemudian, “apakah kemerdekaan dan tujuan kemerdakaan negara kita sudah terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? jawabannya bisa ya bisa tidak.”
Terkadang kita hanya memahami kemerdakaan dengan terusirnya penjajah dari negeri ini, padahal merdeka adalah ketika sebuah bangsa telah berdiri sendiri dan tidak dibawah kendali atau pengaruh oleh bangsa lain dalam mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat sesuai tuntunan Konstitusi kita yang telah dibuat para pendiri bangsa melalui rapat panjang dan alot oleh panitia persiapan kemerdekaa Indonesia sebelum memproklamirkannya Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Kalau dari sudut pandang keislaman, merdeka adalah kebebasan seorang muslim untuk menjalankan syariatnya tanpa campur tangan dan kekangan oleh pihak-pihak lain.
Bung Hatta, salah satu Proklamator kemerdekaan Indonesia bernama lengkap Drs. Muhammad Hatta berpendapat bahhwa : “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya untukmenggunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita : hidup Bahagia dan Makmur. Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai. Malahan kita berada pada permulaan perjuangan lebih jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan..”
Berikut satu lagi kutipan pendapat yang cemerlang Bung Hatta bahwa :“………. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini (Indonesia), bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi. Dari salah satu pendapat Bung Hatta tersebut tentu juga menjadi amanah untuk kita semua, sebagai generasi yang telah menikmati kemerdekaan tanpa pernah ikut merasakan derita membela dan berjuang menghadapi tekanan para penjajah biadab untuk merdeka. Pernahkah terpikir oleh kita untuk benar-benar mempertahankan dan menjaganya? Pasti masih ada, tapi ada pula yang menyalah gunakan wewenang untuk merampas kekayaan Indonesia demi kepentingan pribadi dan golongannya, terbukti masih ada yang melakukan korupsi hingga trilyunan. Semoga ini akan disudahi di tahun politik ini, tahun pemilihan pemimpin-pemimpin di berbagai daerah, semoga rakyat dapat memilih pemimpin yang mendekati karakter seperti pejuang kemerdekaan. Rela berkorban tanpa berharap imbalan, semata-mata agar mereka mampu mewariskan bangsa yang merdeka untuk anak cucunya. Mereka semua tentu menjadi pahlawan sejati yang namanya pasti tercatat dalam sejarah sebagai nama yang harum dikenang sepanjang masa sebagai pejuang yang tidk akan mungkin tercatat sebagai pecundang yang bersekutu dengan kebiadaban, na’uzubillah .
Bagi bangsa Indonesia bulan Agustus adalah bulan yang sangat isimewa dan sangat bersejarah karena bulan tersebut Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya setelah terjajah selama ratusan tahun. Memperingati hari kemerdekaan pada setiap tanggal 17 Agustus di setiap tahunnya dengan menampakkan berbagai ekspresi melalui aneka perlombaan dan ketangkasan yang sering digelar oleh berbagai kalangan, mulai dari lomba anak-anak, sampai orang dewasa bahkan kakek nenek tidak kalah semnagat ikut memeriahkan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada yang melakukan perlombaan dengan berdansa, poco-poco, joget-joget, panjat pinang, makan krupuk dan lain-lain pelombaan, tak ketinggalan pula lomba berbagai kesenian dan olahraga. Sebagian orang terkesan bahwa perayaan HUT RI menganggapnya hanya sebagai kegiatan berhura-hura, mubazziir, bahkan ada yang menganggapnya melakukan kegiatan yang mengarah kepada kemaksiatan. Terlepas semua anggapan tersebut, bukanlah tujuan utama Tulisan ini disajikan tapi lebih utama bagaimana kita memaknai peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Repoblik Indonesia, negara kita tercinta yang direbut dalam godam peperangan yang dasyat selama ratusan tahun lamanya.
Sejatinya perayaan HUT-RI baiknya diperingati untuk menumbuhkan kembali semangat patriotisme dan nasionalisme sesuai cita-cita awal kemerdekaan oleh para founding Father bangsa Indonesia. Iman As-Syafi’I berkata bahwa : “barang siapa yang menggunakan nikmat Allah untuk selaim ketaatan kepadanya maka dia telah mengkufuri nikmatnya”. Kemerdekaan Indonesia merupakan nikmat yang wajib untuk di syukuri karena berkat Rahmat Nya kemerdakaan bangsa Indonesia dapat di raih. Kemerdakaan Indonesia bukanlah tujuan akhir sebagai sebuah negara yang berdaulat, tetapi sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita cita dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. Dalam pembukaan UUD 45 tercermin tujuan Negara Republik Indonesia, yang tertulis dalam alinea keempat yang berbunyi : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Pertanyaan kemudian, “apakah kemerdekaan dan tujuan kemerdakaan negara kita sudah terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? jawabannya bisa ya bisa tidak.”
Terkadang kita hanya memahami kemerdakaan dengan terusirnya penjajah dari negeri ini, padahal merdeka adalah ketika sebuah bangsa telah berdiri sendiri dan tidak dibawah kendali atau pengaruh oleh bangsa lain dalam mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat sesuai tuntunan Konstitusi kita yang telah dibuat para pendiri bangsa melalui rapat panjang dan alot oleh panitia persiapan kemerdekaa Indonesia sebelum memproklamirkannya Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Kalau dari sudut pandang keislaman, merdeka adalah kebebasan seorang muslim untuk menjalankan syariatnya tanpa campur tangan dan kekangan oleh pihak-pihak lain.
Bung Hatta, salah satu Proklamator kemerdekaan Indonesia bernama lengkap Drs. Muhammad Hatta berpendapat bahhwa : “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya untukmenggunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita : hidup Bahagia dan Makmur. Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai. Malahan kita berada pada permulaan perjuangan lebih jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan..”
Berikut satu lagi kutipan pendapat yang cemerlang Bung Hatta bahwa :“………. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini (Indonesia), bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi. Dari salah satu pendapat Bung Hatta tersebut tentu juga menjadi amanah untuk kita semua, sebagai generasi yang telah menikmati kemerdekaan tanpa pernah ikut merasakan derita membela dan berjuang menghadapi tekanan para penjajah biadab untuk merdeka. Pernahkah terpikir oleh kita untuk benar-benar mempertahankan dan menjaganya? Pasti masih ada, tapi ada pula yang menyalah gunakan wewenang untuk merampas kekayaan Indonesia demi kepentingan pribadi dan golongannya, terbukti masih ada yang melakukan korupsi hingga trilyunan. Semoga ini akan disudahi di tahun politik ini, tahun pemilihan pemimpin-pemimpin di berbagai daerah, semoga rakyat dapat memilih pemimpin yang mendekati karakter seperti pejuang kemerdekaan. Rela berkorban tanpa berharap imbalan, semata-mata agar mereka mampu mewariskan bangsa yang merdeka untuk anak cucunya. Mereka semua tentu menjadi pahlawan sejati yang namanya pasti tercatat dalam sejarah sebagai nama yang harum dikenang sepanjang masa sebagai pejuang yang tidk akan mungkin tercatat sebagai pecundang yang bersekutu dengan kebiadaban, na’uzubillah .
Bagi bangsa Indonesia bulan Agustus adalah bulan yang sangat isimewa dan sangat bersejarah karena bulan tersebut Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya setelah terjajah selama ratusan tahun. Memperingati hari kemerdekaan pada setiap tanggal 17 Agustus di setiap tahunnya dengan menampakkan berbagai ekspresi melalui aneka perlombaan dan ketangkasan yang sering digelar oleh berbagai kalangan, mulai dari lomba anak-anak, sampai orang dewasa bahkan kakek nenek tidak kalah semnagat ikut memeriahkan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada yang melakukan perlombaan dengan berdansa, poco-poco, joget-joget, panjat pinang, makan krupuk dan lain-lain pelombaan, tak ketinggalan pula lomba berbagai kesenian dan olahraga. Sebagian orang terkesan bahwa perayaan HUT RI menganggapnya hanya sebagai kegiatan berhura-hura, mubazziir, bahkan ada yang menganggapnya melakukan kegiatan yang mengarah kepada kemaksiatan. Terlepas semua anggapan tersebut, bukanlah tujuan utama Tulisan ini disajikan tapi lebih utama bagaimana kita memaknai peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Repoblik Indonesia, negara kita tercinta yang direbut dalam godam peperangan yang dasyat selama ratusan tahun lamanya.
Sejatinya perayaan HUT-RI baiknya diperingati untuk menumbuhkan kembali semangat patriotisme dan nasionalisme sesuai cita-cita awal kemerdekaan oleh para founding Father bangsa Indonesia. Iman As-Syafi’I berkata bahwa : “barang siapa yang menggunakan nikmat Allah untuk selaim ketaatan kepadanya maka dia telah mengkufuri nikmatnya”. Kemerdekaan Indonesia merupakan nikmat yang wajib untuk di syukuri karena berkat Rahmat Nya kemerdakaan bangsa Indonesia dapat di raih. Kemerdakaan Indonesia bukanlah tujuan akhir sebagai sebuah negara yang berdaulat, tetapi sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita cita dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. Dalam pembukaan UUD 45 tercermin tujuan Negara Republik Indonesia, yang tertulis dalam alinea keempat yang berbunyi : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Pertanyaan kemudian, “apakah kemerdekaan dan tujuan kemerdakaan negara kita sudah terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? jawabannya bisa ya bisa tidak.”
Terkadang kita hanya memahami kemerdakaan dengan terusirnya penjajah dari negeri ini, padahal merdeka adalah ketika sebuah bangsa telah berdiri sendiri dan tidak dibawah kendali atau pengaruh oleh bangsa lain dalam mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat sesuai tuntunan Konstitusi kita yang telah dibuat para pendiri bangsa melalui rapat panjang dan alot oleh panitia persiapan kemerdekaa Indonesia sebelum memproklamirkannya Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Kalau dari sudut pandang keislaman, merdeka adalah kebebasan seorang muslim untuk menjalankan syariatnya tanpa campur tangan dan kekangan oleh pihak-pihak lain.
Bung Hatta, salah satu Proklamator kemerdekaan Indonesia bernama lengkap Drs. Muhammad Hatta berpendapat bahhwa : “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya untukmenggunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita : hidup Bahagia dan Makmur. Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai. Malahan kita berada pada permulaan perjuangan lebih jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan..”
Berikut satu lagi kutipan pendapat yang cemerlang Bung Hatta bahwa :“………. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini (Indonesia), bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi. Dari salah satu pendapat Bung Hatta tersebut tentu juga menjadi amanah untuk kita semua, sebagai generasi yang telah menikmati kemerdekaan tanpa pernah ikut merasakan derita membela dan berjuang menghadapi tekanan para penjajah biadab untuk merdeka. Pernahkah terpikir oleh kita untuk benar-benar mempertahankan dan menjaganya? Pasti masih ada, tapi ada pula yang menyalah gunakan wewenang untuk merampas kekayaan Indonesia demi kepentingan pribadi dan golongannya, terbukti masih ada yang melakukan korupsi hingga trilyunan. Semoga ini akan disudahi di tahun politik ini, tahun pemilihan pemimpin-pemimpin di berbagai daerah, semoga rakyat dapat memilih pemimpin yang mendekati karakter seperti pejuang kemerdekaan. Rela berkorban tanpa berharap imbalan, semata-mata agar mereka mampu mewariskan bangsa yang merdeka untuk anak cucunya. Mereka semua tentu menjadi pahlawan sejati yang namanya pasti tercatat dalam sejarah sebagai nama yang harum dikenang sepanjang masa sebagai pejuang yang tidk akan mungkin tercatat sebagai pecundang yang bersekutu dengan kebiadaban, na’uzubillah .