Kala itu di tahun delapan puluhan di salah satu SMPN 1 Lospalos, anak-anak yang menimba ilmu di sekolah itu berlalu lalang mencari beraneka ragam ilmu dari sang guru bidang tertentu untuk mengisi dan mengajar kekosongan yang ada, dimana mereka berlarian menuju ruangan mereka untuk mencari tempat duduk yang disukai dan aman menurut keinginan mereka masing-masing.

Pagi yang cerah saat itu, mentaripun sedang menyembunyikan wajahnya di balik awan kelabu menyaksikkan dua sejoli yang berebut kursi untuk didudukinya. Namun mereka berdua berempati untuk membagi satu kursi itu untuk diduduki berdua, karena banyaknya murid dalam kelas itu sehingga tidak kebagian kursi untuk duduk dan menerima pelajaran.

Di saat guru masuk memberi pelajaran bahasa inggris dua sejoli ini, sedang asyiknya menikmati pelajaran yang diberikan oleh sang ibu guru inggris yang galak itu, bu Sataria; istri dari seorang prajurit 745 kala itu sedang bertugas di Lospalos. Namun kedua sejoli ini, membarinkan tubuh mereka satu sama lain, layaknya suami istri yang sedang memadu kasih. Si lelaki merupakan murid lama yang tinggal kelas, sedangkan si cewek adalah murid baru, yang baru naik dari kelas satu SMP ke kelas dua. Sehingga keinginan cewek itu untuk menimba ilmu dari temannya yang tinggal kelas, karena ia sudah berpengalaman dalam bidang studi yang telah diterimanya tahun lalu.

Saat pelajaran mulai, dan guru pun bertanya pada murid-murid, “How are you my students?”. Karena banyak murid yang belum tahu bahasa inggris sehingga mereka semua diam dan tak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Namun tiba-tiba si anak lelaki yang berbagi kursi dengan sahabat karibnya itu pun menjawabnya, “I’m fine teacher…” Semua mata murid yang lain menatapnya dengan terheran-heran. Namun si cewek yang bebagi kursi dengan si cowok yang tinggal kelas itu kagum padanya, karena begitu lihainya ia menjawab pada bu guru inggris dengan lancar.

Sejak saat itulah, si cewek selalu bergantung pada si cowok itu untuk menimba ilmu apa saja yang dimilikinya dan dikuasainya. Baik itu bahasa Inggris sendiri, maupun bidang-bidang studi lainnya seperti, matematika, fisika, biologi, dsb…sehingga semua PR dari materi-materi tersebut diembangkan pada si cowok yang mengerjakannya. Lalu si cewek tinggal menulis namanya dan mengumpulkannya pada guru bidang studi yang ditugasinya. Upahnya pada si cowok, adalah saat istirahat ia ditraktir oleh si cewek yang memberikan PRnya pada si cowok.

Sepulang dari sekolah, si cowok mulai menyusun strategi untuk menarik hati si cewek, dengan berkata pada si cewek bahwa, nanti malam harus dengar radio, karena nanti akan ada kiriman puisi dan lagu melalui radio  untukmu. Si cewek menanyakannya, siapa yang akan kirim hal itu padaku? Siapa lagi kalau bukan sahabat karibmu yang selalu membantumu di dalam kelas maupun di luar kelas, dan berbagi kursi di kelas…Oh gitu ya sobat, nanti malam akan aku monitor radionya.

Sepulang dari sekolah, si cowokpun mulai menyusun puisi dan lagu yang akan dikirimnya, pada sahabat karibnya yang sangat ia sayangi dan rindukan itu. Dengan hati yang berdebar-debar ia mulai menyusun kata-katanya yang romantis dengan rayuan gombalnya demikian, “Ina sahabat karibku…, kekasih jiwaku yang kudambakan, kalaulah satu-satunya sahabatku yang tahu isi hati ini, karena kebaikanmulah kita berdua berbagi kursi di kelas, meskipun banyak yang kesal dan iri pada kita, tapi kita tidak menghiraukannya. Kalau anda sedang belajar malam ini, monitorlah radio kesayanganmu ini agar pelajaran yang kau pelajari cepat meresapi ke otakmu, supaya tidak membebani lagi PRmu pada sahabatmu ini”.

Mentaripun mulai menyembunyikan wajahnya di balik bumi, dan si cowok mengirim kata-katanya gombalannya pada radio FM lokal tersebut. Tibalah malam hari yang ditunggu-tunggu, sang penyiarpun mulai membaca kiriman dari si cowok yang ditulisnya tadi sore, diiringi dengan lagu “Kisah Kasih di Sekolah”. Mereka berduapun semua memonitor siaran radio FM lokal itu, hingga pagi hari berikutnya masuk sekolah suasana pun berubah seratus delapan puluh derajat. Se cewek marah pada si cowok dan tak ingin duduk berdua lagi satu kursi dengannya di kelas, karena ia telah mencemarkan nama baiknya di radio FM lokal semalaman.

Namun karena si cowok yang tinggal kelas ini pandai mengambil hati, akhirnya mereka akur lagi dan kembali bersatu duduk bersama berbagi satu kursi di kelas itu, karena kalau tanpa adanya bantuan dari si cowok, si cewekpun tak berarti alias tak apa-apa tentang tugas-tugas materi yang diembangkan oleh para guru bidang pada mereka.

Dengan adanya sedikit kesalapahaman dari kiriman lagu dan puisi lewat radio FM lokal itulah, mereka berdua semakin akrab, dalam hal apa saja selalu berbagi, baik suka maupun duka, berbagi jajan, alat tulis sekolah, keperluan sekolah lainnya seperti biaya sekolah, semuanya saling membantu satu sama lain. Karena si cowok yang pandai segala ilmu ini, rupanya dia kaya ilmu tapi miskin harta, sehingga mereka berdua saling mengisi dan berbagi satu sama lain, akan kebutuhan mereka berdua hingga naik ke kelas tiga SMP.

Di kala keakraban itu, si cowok yang tidak mengerti satu kata dalam salah satu wacana liar, yaitu kata “Haid”. Lalu menanyakan pada si ceweknya, tapi si cewek menjawabnya bahwa, kamu belum saatnya untuk mengerti kata itu. Namun si cowok semakin penasaran apa arti kata itu sebenarnya, sehingga ia selalu menanyakan pada si ceweknya untuk menjelaskan padanya. Akhirnya si cewek pun membuka mulut bahwa, itu adalah penyakit wanita, jadi cowok tidak perlu tahu. Oh gitu…si cowok pun mangut-mangut…benarkah?

Begitulah keakraban mereka berdua yang berbagi satu kursi dalam kelas dua saat itu, hingga mereka berdua naik ke kelas tiga, dan si cowok menyandang juara umum di sekolah itu, karena pada saat itu memang nilainya yang tertinggi di sekolah itu, sehingga ia mendapat banyak hadiah dan ucapan selamat dari para guru dan menjadi teladan bagi murid-murid lain untuk mengikutinya. Dan kisah kasih di sekolah itu pun berakhir di situ, karena setelah menamatkan sekolah mereka berduapun berpisah dan melanjutkan studinya masing-masing menurut kehendaknya demi mengejar cita-citanya kelak, dimana si cewek melanjutkan studinya ke SPK Dili, dan si cowok melanjutkan studinya ke SMAN Lospalos.

Edisi special nostalgia SMP….

(Visited 15 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Aldo Jlm

Elemen KPKers-Lospalos,Timor Leste, Penulis, Editor & Kontributor Bengkel Narasi sejak 2021 hingga kini telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan ke BN, berupa cerpen, puisi, opini, dan berita, dari negeri Buaya ke negeri Pancasila, dengan motonya 3S-Santai, Serius dan Sukses. Sebagai penulis, pianis dan guru, selalu bergumul dengan literasi dunia keabadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.