Penyambutan Sri Paus Fransiskus telah dipersiapkan oleh Aparat Pemerintah Timor Leste dan Konferensi Wali Gereja Timor Leste (CET=Conferência Episcopal Timorense), enam bulan sebelumnya, dimana pemerintah mempersiapkan dari sisi material dan Konferensi Wali Gereja Timor Leste atau CET mempersiapkan dari sisi rohani. Semuanya sukses dan membawa para umat Katolik yang persetasenya terdiri dari 98% lebih ini, secara utuh dalam menyambut kedatangan Paus Fransiskus pada tanggal 9-11 September 2024. Persiapan ini menelan biaya Rp.185 Miliar.
Lawatan Paus ke Timor Leste ini membawa kabar gembira dan kedamaian bagi uma katolik di bumi Lorosa’e yang telah lama menantikannya. Dua hari sebelumnya umat telah berbondong-bondong menuju kota Dili, untuk menyambutnya di hari senin tanggal 9 september 2024, di bandara udara Nicolau Lobato. Pada hari itu mereka semua turun ke jalan-jalan protokol yang akan dilalui oleh Paus untuk menyambutnya. Penyambutan yang luar biasa ini membuat Paus terkejut dan terpesona, karena hal ini tidak pernah ia alami sebelumnya dari kunjungan sebelumnya di negara-negara lain, namun kali ini penyambutannya luar biasa.

Dalam jadwal lawatannya itu, ia akan mengadakan pertemuan kenegaraan dengan aparat pemerintah dan para dubes di Istana Presiden RDTL, kunjungan di panti asuhan orang-orang dengan status khusus di Suster ALMA Bebonuk, pertemuan dengan para frater, imam dan suster di Katedral Dili, dilanjutkan dengan misa akbar di Taman Mini Tasi-Tolu yang diikuti oleh lautan manusia sekitar 750 ribu orang lebih, dan berakhir dengan pertemuan para pemuda-pemudi di CCD (Centro Convenção Dili). Setelah itu Ia melanjutkan perjalanannya ke negara Singapura.
PesanNya Pertemuan Kenegaraan dengan Aparat Pemerintah
Kristianisme yang hidup sampai di Asia Pasifik ini, melalui misionaris Europa, yang telah memberi kesaksian tentang lokalisasi universal dan kapasitasnya untuk mengharmonisasi dirinya dengan beraneka budaya, bahwa ketika menyatu dengan Injil, jadi sintesis baru yang tinggi dan lebih dalam.
Inkulturasi Kristianisme, mengambil beraneka ragam kultur di bumi lorosa’e yang kaya akan ritusnya dengan umatnya yang beraneka ragam budaya, karena dimensi penting dari kristianisme ini adalah keimanan akan inkulturasinya. Dan juga menginjili kultur itu sendiri. Binómiun ini yang menghidupi kristiani adalah: “inkulturasi keimanan dan evanjelisasi budaya”. Bukan percaya pada ideologinya, tetapi iman yang berakar dari budaya itu sendiri.
Negara ini indah dengan pengunungannya, hutan tropis dan dataran rendah, yang dihiasi dengan segala keindahannya yang ada, kaya dengan segala sesuatu, beraneka ragam buah-buahan dari pepohonan yang ada. Dengan segala sesuatu yang ada, negeri ini melewati masa lalunya melalui tahap sengsara. Dengan pengalaman pahit dan kekerasan yang muncul ketika masyarakat mencari kemerdekaannya yang sejati dan orang tidak akan memberi dari keinginan ini.

Sejak tanggal 28 november 1975 sampai pada tanggal 20 mei 2002, bahwa sejak memulai deklarasi kemerdekaan sampai ke restorasinya sampai selamanya. Timor Lorosa’e hidup pada tahun-tahun kesengsaraannya dan hasil test menandakan bahwa ia betul-betul sengsara. Tradisi yang kaya akan kepercayaan kerendahan hati bagi Tuhan, saling mengampuni, sengsara dan kesabaran dalam kesusahan. Dan saya mengatakan bahwa rakyat ini sengsara tapi bijaksana dalam kesengsaraannya.
Hal inilah yang menjadi alasan pengakuan dan rasa syukur pada kesempatan 20 tahun kemerdekaannya ini, kalian menginkulturasi “Deklarasi Persahabatan atau Declaration Fraternity” merupakan suatu dokumen nasional, yang saya tanda tangani bersama dengan Imam besar Al-Azhar di Abu Dhabi, yang kalian adopsi lalu dijadikan sebagai kurikulum di sekolah-sekolah kalian.
“Semoga iman anda menjadi budaya anda” merupakan moto yang mengilhami, proyek, dan keputusan menurut injil. Dalam tantangan ini, saya berpikir bahwa fenomena emigrasi yang tetap jadi indikator dalam kegunaannya tidak mencukupi bagi sumber daya manusia yang ada, dan menyulitkannya untuk mendapat pekerjaan yang baik dan menghidupi keluarga mereka sebagai keperluan dasar.
Negeri ini indah, tetapi apa yang terbaik dari negeri ini? Rakyatnya/Orangnya! Memperhatikan pemuda-pemudi kalian. Mencintai rakyat kalian. Membantu rakyat kalian menjadi bangsa yang besar. Umat ini terlalu istimewa. Istimewa sekali! Jika saya lama menyatu dengan mereka, kalian akan lihat umat ini akan mengekspresi dirinya dengan harga diri dan bahagia. Mereka adalah rakyat/umat yang bahagia.
Melihat masa lalu kalian ini dan apa yang telah dilakukannya sampai sekarang, mempunyai alasan untuk percaya bahwa negeri kalian akan mengalami masa-masa sulit dan beraneka ragam masalah dengan bijaksana, baik hati dan kreativitas. Percaya pada umat/rakyat yang bijaksana ini.
Saya menyarankan pada Timor Lorosa’e dan semua orang-orangnya yang berada dalam perlindungan Patrone Imaculata Conception, ibu surga, yang bertitel Bunda Aitara. Dia selalu menemai dan memberkati misi kalian dalam membangun negeri ini dengan bebas, demokratik, menyokong dan bergembira, dimana tidak ada seorang pun yang merasa dirinya tersisih dari kehidupan damai dan harga diri. Tuhan memberkati Timor Leste.
Pesannya Saat Melawat Orang-orang dengan Status Khusus
Ketika Yesus berbicara tentang penghakiman terakhir, dia mengatakan pada orang-orang tertentu: “Datanglah bersamaku”, tetapi dia tidak mengatakan: “datanglah bersamaku karena kalian telah dibaptis, karena kalian telah menerima Krisma, karena kalian telah menikah di gereja, karena kalian tidak bohong, karena kalian tidak mencuri”. Tidak, tetapi dia mengatakan: “Datanglah bersamaku karena kalian telah merawatku, ketika saya lapar kalian memberiku makan, ketika saya haus kalian memberiku air, ketika saya sakit kalian mengunjungiku, dst…”.
Saya menamakan ini sakramen orang miskin. Cinta yang mendorong, mendirikan, menetapkan. Dan ini kita mendapatkannya disini: Cinta. Jika tidak ada cinta, hal ini tidak ada artinya. Sehingga meskipun kita tidak mengerti Cinta Yesus. Dia mempersembahkan kehidupannya bagi kita. Kita tidak mengerti cinta Yesus ketika kita tidak mulai mencintai. Membagi kehidupan kita bagi orang-orang yang membutuhkan sebuah program bagi kalian, dan bagi setiap umat kristiani.

Pesannya di Missa Akbar Tasi-Tolu
Hati-hatilah dengan gigitan buaya, karena mereka akan memakan kalian dan memakan budaya kalian semuanya, sehingga berhati-hatilah. Negeri ini harum dengan kayu cendananya, tetapi lebih harum jika mewartakan keharuman Injil bagi semua orang. Memperhatikan anak-anak kecil dan membantu para tua jompo, karena merekalah yang memberi inspirasi pada generasi muda sebagai penerus bangsa kecil Timor Leste ini di masa depan.
Pesannya bagi generasi Muda di CCD
Masa muda adalah masa transisi antara anak kecil dan tua jompo. Ada dua pesan bagi mereka yakni: “ributlah dan hormatilah”. Selalu ribut berarti, kalian harus bersuara lantang dengan kebaikan. Menghormati para orang tua kalian, karena merekalah yang memberikan inspirasi pada kalian agar menjadi manusia yang berguna bagi masa depan negeri ini, sebagai lider, demi membangun negeri ini di masa depan.
Itulah ringkasan lawatan dan pesan-pesan Sri Paus Fransiskus selama 3 hari di bumi Lorosa’e membawa pesan cinta, dan damai pada umatnya yang mendiami negeri setengah pulau Timor Leste, dengan persentase 98% menganut agama Katolik. Meninggalkan kesan, berkat dan mukjiat tersendiri selama tiga hari di Timor Leste. Karena ratusan ribu yang menghadiri misi tidak ada yang terluka, hanya ada beberapa orang yang pinsang, kehilangan arah waktu pulang. Ada burung merpati yang muncul di perjalanan Sri Paus, dan kerumunan burung pipit di atas misa akbar merupakan suatu tanda mujijat yang tak terduga dan muncul secara spontan.
Edisi Khusus Kunjungan Sri Paus