A.Tentang Karl Popper

Karl Popper (1902-1994) adalah seorang filsuf Austria-Inggris yang terkenal karena teorinya tentang filsafat ilmu pengetahuan, politik, dan sejarah. Berikut adalah beberapa fakta tentang kehidupan Karl Popper:

Kehidupan Awal

  1. Lahir di Wina, Austria: Karl Popper lahir pada tanggal 28 Juli 1902 di Wina, Austria.
  2. Keluarga Yahudi: Popper berasal dari keluarga Yahudi yang berpindah ke Austria dari Jerman.
  3. Pendidikan: Popper menempuh pendidikan di Universitas Wina dan Universitas Cambridge.

Karir Akademik

  1. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Popper memulai karir akademiknya sebagai profesor filsafat ilmu pengetahuan di Universitas Canterbury, Selandia Baru.
  2. Pengembangan Teori Falsifikasi: Popper mengembangkan teori falsifikasi yang menyatakan bahwa suatu teori ilmiah dapat dibuktikan salah melalui eksperimen dan observasi.
  3. Pengembangan Teori Paradigma: Popper juga mengembangkan teori paradigma yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan berkembang melalui serangkaian paradigma yang berbeda.

Kehidupan Pribadi

  1. Menikah dengan Josefine Henninger: Popper menikah dengan Josefine Henninger pada tahun 1930.
  2. Pindah ke Inggris: Popper pindah ke Inggris pada tahun 1946 dan menjadi warga negara Inggris pada tahun 1949.
  3. Meninggal pada tahun 1994: Popper meninggal pada tanggal 17 September 1994 di London, Inggris.

Penghargaan

  1. Penghargaan Nobel: Popper tidak pernah menerima Penghargaan Nobel, tetapi ia dianggap sebagai salah satu filsuf terpenting abad ke-20.
  2. Penghargaan Lomonosov: Popper menerima Penghargaan Lomonosov dari Universitas Moskow pada tahun 1977.
  3. Penghargaan Kyoto: Popper menerima Penghargaan Kyoto dalam bidang filsafat pada tahun 1992.

Meninggal

Karl Popper meninggal pada tanggal 17 September 1994 di London, Inggris, pada usia 92 tahun. Ia meninggal karena komplikasi penyakit ginjal dan jantung.

Penyebab Meninggal

  1. Penyakit Ginjal: Popper menderita penyakit ginjal yang parah pada tahun-tahun terakhir hidupnya.
  2. Penyakit Jantung: Popper juga menderita penyakit jantung yang parah, yang memperburuk kondisi ginjalnya.
  3. Komplikasi: Kombinasi penyakit ginjal dan jantung menyebabkan komplikasi yang parah, yang akhirnya menyebabkan kematiannya.

Reaksi Dunia

  1. Penghargaan: Dunia akademik dan ilmiah memberikan penghargaan kepada Popper atas kontribusinya yang luar biasa dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
  2. Penghormatan: Banyak universitas dan lembaga ilmiah memberikan penghormatan kepada Popper dengan menamai bangunan, ruang kuliah, dan program akademik dengan namanya.
  3. Peringatan: Peringatan kematian Popper diadakan di berbagai tempat di dunia, termasuk di London, Wina, dan New York.

B.Sejarah dan Perkembangan Teori Kritisme

Berikut adalah sejarah dan perkembangan teori kritisisme Karl Popper:

Latar Belakang
Karl Popper lahir pada tahun 1902 di Wina, Austria. Ia tumbuh dalam lingkungan yang sangat berpengaruh dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan politik. Popper sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran filsuf seperti Immanuel Kant, Ernst Mach, dan Bertrand Russell.

Awal Perkembangan (1920-1930)
Pada awal 1920-an, Popper mulai mengembangkan pemikiran-pemikirannya tentang filsafat ilmu pengetahuan. Ia sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran positivisme logis, yang menekankan pentingnya metode ilmiah yang ketat dan penggunaan logika dalam penelitian ilmiah.

Perkembangan Teori Kritisisme (1930-1940)
Pada awal 1930-an, Popper mulai mengembangkan teori kritisismenya. Ia menekankan pentingnya pengujian dan kritik terhadap teori-teori ilmiah, serta pentingnya mempertimbangkan alternatif-alternatif lain dalam penelitian ilmiah.

Publikasi “The Logic of Scientific Discovery” (1934)
Pada tahun 1934, Popper menerbitkan bukunya yang berjudul “The Logic of Scientific Discovery”. Buku ini merupakan karya utama Popper dan memperkenalkan teori kritisismenya kepada masyarakat akademik.

Perkembangan Selanjutnya (1940-1980)
Setelah Perang Dunia II, Popper terus mengembangkan pemikiran-pemikirannya tentang filsafat ilmu pengetahuan dan politik. Ia menerbitkan beberapa buku lainnya, termasuk “The Open Society and Its Enemies” (1945) dan “Conjectures and Refutations” (1963).

Pengaruh dan Warisan
Teori kritisisme Karl Popper telah mempengaruhi perkembangan filsafat ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan politik. Ia dianggap sebagai salah satu filsuf paling berpengaruh abad ke-20 dan telah mempengaruhi banyak pemikir dan ilmuwan lainnya.

C. Teori Kritisme Katl Popper

Teori Kritisisme Karl Popper adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Karl Popper, seorang filsuf ilmu pengetahuan dan politik Austria-Britania. Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan ilmiah harus dikembangkan melalui proses kritisisme, yaitu melalui proses pengujian dan kritik terhadap teori-teori yang ada.

Prinsip-Prinsip Teori Kritisisme Karl Popper

  1. Pengujian: Teori-teori ilmiah harus diuji dan dikritik untuk menentukan kebenarannya.
  2. Kritisisme: Kritisisme adalah proses pengujian dan kritik terhadap teori-teori yang ada.
  3. Falsifikasi: Teori-teori ilmiah harus dapat difalsifikasi, yaitu dapat dibuktikan salah melalui pengujian dan kritik.
  4. Pengembangan: Pengetahuan ilmiah harus dikembangkan melalui proses pengujian, kritik, dan pengembangan teori-teori yang ada.

Ciri-Ciri Teori Kritisisme Karl Popper

  1. Rasionalisme: Teori kritisisme Karl Popper berdasarkan pada rasionalisme, yaitu keyakinan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui akal dan pengalaman.
  2. Empirisme: Teori kritisisme Karl Popper juga berdasarkan pada empirisme, yaitu keyakinan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman dan observasi.
  3. Antipositivisme: Teori kritisisme Karl Popper menentang positivisme, yaitu keyakinan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui metode ilmiah yang ketat.

Pengaruh Teori Kritisisme Karl Popper

  1. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Teori kritisisme Karl Popper telah mempengaruhi perkembangan filsafat ilmu pengetahuan, terutama dalam hal metode ilmiah dan penentuan kebenaran.
  2. Ilmu Pengetahuan: Teori kritisisme Karl Popper telah mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam hal pengujian dan kritik terhadap teori-teori yang ada.
  3. Filsafat Politik: Teori kritisisme Karl Popper juga telah mempengaruhi perkembangan filsafat politik, terutama dalam hal kritik terhadap ideologi dan sistem politik yang ada.

Kritik dan Pengembangan Teori

Berikut adalah beberapa kritik dan pengembangan terhadap teori kritisisme Karl Popper:

Kritik

  1. Keterbatasan Falsifikasi: Beberapa kritikus berpendapat bahwa falsifikasi tidak selalu dapat dilakukan dengan jelas dan tegas, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan yang kompleks.
  2. Ketergantungan pada Pengalaman: Teori kritisisme Karl Popper bergantung pada pengalaman dan observasi, namun beberapa kritikus berpendapat bahwa pengalaman dan observasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif.
  3. Keterbatasan Rasionalisme: Beberapa kritikus berpendapat bahwa rasionalisme yang menjadi dasar teori kritisisme Karl Popper dapat terlalu sempit dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan.

Pengembangan

  1. Pengembangan Teori Falsifikasi: Beberapa filsuf telah mengembangkan teori falsifikasi Karl Popper dengan menambahkan konsep-konsep seperti “falsifikasi parsial” dan “falsifikasi gradual”.
  2. Pengembangan Teori Kritisisme: Beberapa filsuf telah mengembangkan teori kritisisme Karl Popper dengan menambahkan konsep-konsep seperti “kritisisme reflexif” dan “kritisisme transformatif”.
  3. Pengembangan Teori Pengetahuan: Beberapa filsuf telah mengembangkan teori pengetahuan Karl Popper dengan menambahkan konsep-konsep seperti “pengetahuan kontekstual” dan “pengetahuan reflektif”.

Tokoh-Tokoh yang Mengembangkan Teori Kritisisme Karl Popper

  1. Imre Lakatos: Seorang filsuf Hungaria yang mengembangkan teori kritisisme Karl Popper dengan menambahkan konsep “program penelitian” dan “heuristik”.
  2. Paul Feyerabend: Seorang filsuf Austria-Amerika yang mengembangkan teori kritisisme Karl Popper dengan menambahkan konsep “anarkisme epistemologis” dan “pluralisme”.
  3. Thomas Kuhn: Seorang filsuf Amerika yang mengembangkan teori kritisisme Karl Popper dengan menambahkan konsep “revolusi ilmiah” dan “paradigma”.

Referensi Rujukan

Berikut beberapa pustaka yang relevan dengan sejarah dan perkembangan teori kritisisme Karl Popper:

Buku

  1. “The Logic of Scientific Discovery” oleh Karl Popper (1934)
  2. “The Open Society and Its Enemies” oleh Karl Popper (1945)
  3. “Conjectures and Refutations” oleh Karl Popper (1963)
  4. “Objective Knowledge” oleh Karl Popper (1972)
  5. “The Philosophy of Karl Popper” oleh Anthony O’Hear (1980)

Artikel

  1. “Falsification and the Methodology of Scientific Research” oleh Karl Popper (1957)
  2. “The Problem of Induction” oleh Karl Popper (1953)
  3. “Popper’s Falsificationism” oleh John Worrall (1982)

Jurnal

  1. “The British Journal for the Philosophy of Science”
  2. “The Journal of Philosophy”
  3. “The Philosophical Quarterly”
  4. “Synthese”

Situs Web

  1. The Karl Popper Web
  2. The Stanford Encyclopedia of Philosophy: Karl Popper
  3. The Internet Encyclopedia of Philosophy: Karl Popper

Penutup

Berikut adalah penutup tentang teori kritisme Karl Popper:

Teori Kritisme Karl Popper: Penutup
Teori kritisme Karl Popper merupakan salah satu teori filsafat ilmu yang paling berpengaruh dalam sejarah. Teori ini menekankan pentingnya kritik dan pengujian terhadap teori-teori ilmiah.

Menurut Popper, teori ilmiah tidak dapat dibuktikan secara absolut, tetapi dapat diuji dan dikritik melalui proses falsifikasi. Falsifikasi adalah proses pengujian teori dengan mencari bukti-bukti yang dapat menyangkal atau mengkontradiksi teori tersebut.

Teori kritisme Popper memiliki beberapa implikasi penting dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti:

  1. Pentingnya kritik dan pengujian: Teori kritisme Popper menekankan pentingnya kritik dan pengujian terhadap teori-teori ilmiah.
  2. Falsifikasi sebagai metode pengujian: Falsifikasi adalah metode pengujian teori yang paling efektif menurut Popper.
  3. Tidak ada kebenaran absolut: Teori kritisme Popper menekankan bahwa tidak ada kebenaran absolut dalam ilmu pengetahuan.

Dalam konteks diskusi tentang dosa sosial, teori kritisme Popper dapat membantu kita dalam mengkritik dan menguji teori-teori tentang dosa sosial. Dengan menggunakan metode falsifikasi, kita dapat menguji teori-teori tentang dosa sosial dan mencari bukti-bukti yang dapat menyangkal atau mengkontradiksi teori tersebut.

Saləm Literasi,

Makassar, 03|03|25

diberdayakan : Dr. Sudirman, S. Pd, M. Si.

(Visited 36 times, 2 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

One thought on “Teori Kritisme [Sebuah Analisis Karl Popper]”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.