Karya Dev Seixas 1125

Setiap hari meski dengan mereka atau tanpa mereka berlima. Jack, Carmo, Iqo, Tome dan Angelo. Kelima putraku saling mengenal satu sama lain sejak mereka baru pertama kali melanjutkan kuliah di sebuah universitas swasta di Dili Timor-Leste yakni UNDIL.

Semua memilih jurusan bahasa Inggris. Jack suatu hari mengalami tantangan demi melanjutkan kuliahnya karena ia menuntut kebenaran di balik anggapan masyarakat yang selalu menyalahkan karakteristik anak-anak, yang benar di salahkan, hanya demi membenarkan yang salah karena nama mereka adalah anak.

Jack akhirnya berhenti, tapi ibunya selalu berdoa agar Jack, jadi anak yang sukses kelak entah gimanapun caranya. Demi keselamatan Jack Ibu dan adiknya mulai mengikuti jalur kehidupan berpindah-pindah tempat dari satu kos ke kos yang lain, hanya ingin menjaga jiwa Jack yang lagi terluka akibat mempertahankan kebenaran secara nyata dalam hidup.

Namun, keempat sahabatnya Jack satu persatu hadir menemani hari-hari Jack, tanpa peduli apa Jack masih teman kuliah atau sudah berhenti kuliah. Hubungan Jack bermula dengan Carmo, sejak semester awal. Mereka dua bagai pinang terbelah dua di manapun selalu saling menyapa, meskipun Jack terpaksa berhenti kuliah karena demi mempertahankan kebenaran.

Mungkin dunia menilai anak-anak yang bertindak kasar itu salah, akan tetapi buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya, maka kita jangan menghakimi anak-anak, apabila sebagai orang tua sebaliknya kita yang harus memberikan contoh yang benar. Jika anak bertindak salah itu bertanda kita gagal jadi orang tua, karena mereka tidak akan hidup seperti orang lain, jika kita jauh lebih memperhatikan mereka daripada orang lain.

Terus menjaling hubungan komunikasi, Carmo menjadi Akrab dan sering berkomunikasi lewat via internet, bahkan sering mengunjungi Jack kala Jack berhenti kuliah. Sahabat sejati hubungan mereka berdua.

Suatu hari selain Carmo muncul lagi Iqo berciri humoris, serta muda akrab pula hadir lagi di antara Jack dan Carmo. Sebagai seorang ibu aku tentu konsisten dan memberikan apresiasi kepada hubungan ketiga anak-anakku. Bagiku antara ketiga anak-anakmu yang menjaling hubungan persahabatan sebagai kakak dan adik, tentu tidak bisa aku bedakan sebagai anak kandung atau anak tiri, akan tetapi mereka semua adalah anak-anakku generasi muda bangsa ini.

Tak sampai berapa bulan muncul lagi Tome, dengan ciri khas muda tersenyum dan beradaptasi dengan ketiga teman. Aku memantau dari sudut kacamataku, bahwa sesungguhnya ke empat putraku ini selain teman namun, saling peduli satu sama lain seperti saudara kandung.

Tak sampai beberapa bulan mereka menjadi akrab satu sama lain. Muncul lagi Angelo dan mereka sudah memiliki kekuatan cinta sebagai sahabat sejati. Jack mencoba memperkenalkan satu-persatu dari ke empat saudaranya meskipun tidak terlahir dari rahim yang sama akan tetapi saling peduli satu sama lain layaknya keluarga sendiri.

Sebagai seorang ibu, aku tidak cuek, aku justru mencari kesempatan mencoba bertanya satu persatu apa tujuan mereka dalam hidup. Bukan hanya Jack putra semata wayangku, akan tetapi kelima putraku sering bertanya tentang pengalaman-pengalaman yang sudah terlewati. Sambil berbagi pengalaman ketika aku di hutan bersama dengan para FALINTIL adalah motivasi pertama, yang aku bagikan pada mereka berlima.

Perlahan-lahan Jack bertanya; Bu, apakah aku dan teman-teman bisa bergabung dengan kegiatan pengiatan literasi? Ya of Course kenapa tidak nak, komunikasi ketika waktu malam tentu aku panggil nak akan tetapi ketika pagi hingga sore kami tidak ada relasi ibu dan anak, akan tetapi Founder dan Trainer.

Ibu setuju jika kamu sudah memiliki kemampuan berpikir ke arah itu. Akan tetapi jelaskan terlebih dahulu bahwa kita hanya memiliki rumus, berjalan dengan nasi kering karena ibu ingin mendidik kalian menjadi generasi yang tahu diri, tahu bersyukur dan tahu berterima kasih dengan jasa kaum pejuang. Baik Bu, ujar Jack malam itu.

Aku melihatnya dengan naluri ibu, putraku merasa sedih meskipun sebenarnya ia baik-baik saja di hadapanku juga sang adik. Tak lama mereka ke rumah jadi aku mencoba tanya satu persatu dan mereka setuju untuk jadi trainer literasi Inggris, yang bermula dari Jack, Carmo akhirnya muncul Iqo dan Tome dan terakhir Angelo. Aku sebagai ibu ketika malam tiba, akan tetapi sebagai founder ketika pagi hingga sore tentu merasa bahagia dan salut, sebelum aku menantan mereka untuk memulai sesuatu dari angka zero, agar bisa bersahabat dengan hukum proses.

Tidak terasa hubungan persahabatan mereka terus berjalan mengikuti proses waktu. Mereka sama-sama selektif dan ingin memulai hal baru bersama dengan tugas sebagai trainer bahasa Inggris level satu. Awalnya masih malu atau grogi, namun dengan berjalannya proses waktu akhirnya mereka sukses menjadi trainer sejak 2024 hingga 2025.

Terkadang aku marah Jack, aku marah Carmo karena mereka berdua lebih dulu akrab akan tetapi rasa marah itu bukan hanya berhenti di situ, pada akhirnya aku marah juga sama Tome ketika berjalan ke arah yang jauh tanpa tujuan dan akhirnya Iqo, ketika suka mengabaikan panggilan sang pacar dan sampailah ke Angelo, dimana ketika ia memutuskan pacarnya hanya karena tidak hadir sesuai dengan permintaannya.

Saat jadi trainer pertama aku melihat bahwa mereka belum fokus sebagai trainer mungkin karena memang belum massanya. Ke-lima putraku akhirnya jadi akrab dan terus bersama. Suatu hari aku mencoba menantang mereka bahwa, jika Lider kita bisa berjuang bersama selama 24 tahun, aku mau kalian berlima jadikan itu sebagai motivasi dan fokus pada satu arah.

Dan hubungan persahabatan mereka sudah berjalan setahun selama ke-lima putraku memutuskan untuk jadi trainer bahasa Inggris sejak semula hingga kini masih tetap eksis. Aku tentu tidak membiarkan mereka terlalu bebas dimana kebebasan mereka harus ada batasannya. Ketika satu salah aku marah karena aku ingin mendidik mereka mengerti, bahwa orang marah berarti sayang bukan benci.

Jika memberikan kepercayaan bukan karena dia adalah anak kandung atau anak tiri, akan tetapi karena mereka memiliki kemampuan yang sama di area mereka, yakni bahasa Inggris. Jadi apapun konsekuensinya aku menantang mereka berlima untuk berjuang bersama, berkarya bersama bahkan kelak sukses bersama, biar jadi narasi bersama bahwa hanya kemapuan seseorang yang mampu menjadikan seorang sukses, melalui sebuah proses bukan karena kita memiliki keluarga yang memiliki jabatan atau gelar, itulah kesuksesan kuadrat bagi intelektual murni.

Jack suka emosi, Carmo suka mengeluh kalau ada masalah sekecil apapun, Iqo tegas akan tetapi Humoris, Tome konsisten tapi mudah berubah, sedangkan Angelo fokus dan cuek, itulah ciri-ciri mereka yang aku pantau selama setahun hingga hari ini.

Bahwa sesungguhnya generasi muda perlu kita tantang agar mereka sadar, bahwa segala upaya tentu akan menghasilkan hikmah apabila mereka sungguh-sungguh berjuang sesuai dengan komitmen berdasarkan kemampuan yang ada.

Jadi ibu apabila marah bertanda ibu sayang sama kalian berlima, ketika melihat dengan mata kepala apabila kalian adalah, generasi kreatif dan inovatif dan ketika jam aktivitas atau tidak bagi ibu, kalian semua adalah anak-anak ibu, generasi bangsa Timor-Leste yang memiliki kemampuan tanpa kata, anak kandung ataupun anak Tiri. Harapan ibu maju terus sesuai dengan kemampuan yang ada.

(Visited 9 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.