Dalam kesunyian yang mendalam dan dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, sering kali semesta menyapa kita bukan melalui suara, tetapi melalui peristiwa. Ia berbicara lewat kejadian-kejadian kecil maupun besar, melalui orang yang datang dan pergi, melalui kesulitan yang mengguncang, ataupun berkat yang tiba-tiba hadir seperti embun pagi.

Semesta tidak pernah diam. Ia terus berkomunikasi, tetapi pesan-pesannya hanya dapat diterima oleh hati yang peka dan jiwa yang terbuka. Saat seseorang mengalami keterlambatan yang membuatnya tidak jadi naik kendaraan yang kemudian mengalami kecelakaan, atau ketika seseorang kehilangan pekerjaan namun menemukan panggilan sejati dalam pelayanan atau karya baru — itu bukan sekadar kebetulan. Itu adalah sapaan lembut dari semesta yang mengarahkan, membimbing, dan bahkan melindungi.

Peristiwa dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun menyakitkan, memiliki makna yang lebih dalam daripada yang tampak di permukaan. Ketika hati kita dilanda kesedihan, bisa jadi semesta sedang mengajak kita untuk masuk lebih dalam ke dalam diri, menemukan pelajaran yang tak terucapkan dalam kata. Ketika kita merasa kehilangan, barangkali semesta sedang membukakan ruang untuk sesuatu yang lebih besar datang.

Banyak orang yang menyebut hal ini sebagai sinkronisitas, yaitu ketika dua atau lebih kejadian yang tampaknya tidak berkaitan ternyata membawa pesan atau makna khusus bagi seseorang. Misalnya, ketika kamu sedang memikirkan seseorang dan tiba-tiba ia menghubungimu. Atau ketika kamu merasa ragu dengan suatu pilihan, dan tiba-tiba sebuah buku, lagu, atau bahkan papan iklan memberikan jawaban yang kamu butuhkan.

Semesta bukan hanya ruang fisik di luar sana, tetapi juga energi yang hidup dan menyatu dengan seluruh ciptaan, termasuk dirimu dan aku. Ia terhubung dengan Sang Pencipta, dan menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam membimbing kita menuju pertumbuhan, kedewasaan, dan misi hidup yang sejati.

Agar kita mampu mendengar dan mengerti pesan semesta, dibutuhkan keheningan batin, kerendahan hati, dan keberanian untuk mempercayai bahwa setiap peristiwa bukanlah suatu kebetulan. Dalam doa, meditasi, atau saat-saat teduh, kita bisa menafsirkan ulang peristiwa-peristiwa dalam hidup dan menemukan makna di baliknya.

Akhirnya, ketika kita mulai menyadari bahwa semesta berkomunikasi terus-menerus, kita akan menjalani hidup dengan lebih peka, penuh rasa syukur, dan siap menyambut setiap kejadian sebagai bagian dari pesan Ilahi. Karena di balik setiap peristiwa, semesta sedang berkata: “Aku di sini. Dengarkan Aku. Aku membimbingmu.”

by profa.Elvira P.Xim’25

(Visited 13 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.