A. Sekilas tentang ANTONIO GRAMSCI.

Teori hegemoni Gramsci adalah teori makro yang menganalisi hubungan- hubungan antara system ekonomi produksi, negara (political society) dan masyarakat sipil (civil society).

wikipedia

Antonio Gramsci Telahir di Ales, Italy, pada Tanggal 22 Januari 1891– wafat 27 April 1937, pada umur 46 tahun adalah filsuf Italia, penulis, dan teoritik politik Anggota pendiri dan pernah menjadi pemimpin Partai Komunis Italia,

Gramsci sempat menjalani pemenjaraan pada masa berkuasanya rezim  Fasis BennitobMussolini Tulisan-tulisannya menitikberatkan pada analisis budaya dan kepemimpinan politik.

Ia dianggap sebagai salah satu pemikir orisinal utama dalam tradisi pemikiran Marxis Ia juga dikenal sebagai penemu konsep Hegemoni Budays sebagai cara untuk menjaga keberlangsungan negara dalam sebuah masyarakat  KAPITALISME.
(eikipedia)


Gramsci menulis lebih dari 30 buku catatan dan 3.000 halaman sejarah dan analisis selama penahanannya. Buku Catatannya selama di penjara dianggap sebagai kontribusi yang sangat orisinal untuk teori politik abad ke-20 . Sassoon, Anne Showstack (1991). 


Gramsci memperoleh wawasan dari berbagai sumber – tidak hanya kaum Marxis lainnya tetapi juga para pemikir seperti Nicocolo Macchiavelli, Vilfredo Pareto ,  Buku catatan tersebut mencakup berbagai topik, termasuk sejarah dan nasionalisme Italy , Revolusi Prancis , fasisme , Taylorisme , dan Fordisme, masyarakat sipil, cerita rakyat , agama dan budaya dan populer .

Gramsci terkenal karena teorinya tentang Hegemoni Budaya , yang menggambarkan bagaimana negara dan kelas kapitalis yang berkuasa – borjuis- menggunakan institusi budaya untuk mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat kapitalis. 

Kaum borjuasi, dalam pandangan Gramsci, mengembangkan budaya hegemonik dengan menggunakan idiologi daripada kekerasan, kekuatan ekonomi, atau paksaan.

 Budaya hegemonik menyebarkan nilai dan normanya sendiri sehingga menjadi nilai ” Akal Sehat ” semua orang dan dengan demikian mempertahankan Statis quo . Oleh karena itu, hegemoni budaya digunakan untuk mempertahankan persetujuan terhadap tatanan kapitalis, daripada menggunakan kekuatan untuk menjaga ketertiban. 

Hegemoni budaya ini diproduksi dan direproduksi oleh kelas dominan melalui institusi yang membentuk  SUPRASTRUKTURnya.

Gramsci juga berusaha untuk istirahat dari determenisme ekonomi dari Marxis Tradisional pemikiran, dan kadang-kadang digambarkan sebagai neo Marxis. 


Haralambos, Michael; Holborn, Martin (2013). Dia menganut pemahaman humanistik tentang Marxisme, melihatnya sebagai “filosofi praksis” dan ” Historisme absolut ” yang melampaui materialisme tradisional dan idialisme tradisional .

B. NEGARA & HEGEMONI

Hegemoni (egemonia), dalam bahasa aslinya, Yunani, berarti penguasaan satu bangsa atas bangsa lainnya. Hegemoni dalam pengertian Gramsci adalah sebuah konsensus dimana ketertundukan diperoleh melalui penerimaan ideologi kelas yang menghegemoni oleh kelas yang terhegemoni.

Ada tiga tingkatan yang dikemukakan oleh Gramsci, yaitu :
1). hegemoni total (integral),
2).hegemini yang merosot (decadent) dan
3).hegemino yang minimum (Femia, 1981).

Dalam konteks ini dapat dirumuskan bahwa konsep hegemoni merujuk pada pengertian tentang situasi sosial politik. Namun sebelum menuju ke titik permasalahan adapun terdapat beberapa pembahasan yang dinilai fundamental dalam pengaruhnya untuk memahami konsepsi Gramsci tentang negara dan hegemoni.

Gramsci adalah seorang Marxis modern yang kritis, ia mengkritik pemikiran Marxis ortodoks dalam diri Bukharin.

Kritik Gramsci terhadap pemikiran Marxis ortodoks bisa dilihat dalam memandang materialisme dimana Gramsci sangat anti terhadap materialisme metafisik. Selain itu Gramsci juga menunjukkan sikap berbeda manakala menafsirkan tentang objektivisme, menurutnya objektivisme bisa didapat dengan menggunakan logika manusia dan tak didasarkan pada ilmu alam yang positivistik. Gramsci pun objektivisme bisa didapat apabila manusia terlepas dari perasaan agnositisme.


Diskursus para Marxis terhadap apa itu negara dengan sebelumnya menggambarkan konsepsi negara menurut para filsuf liberalis. Hobbes dengan Leviathan nya, John Locke dengan hak asasi manusia nya dan Jean Jascques Rousseau dengan kehendak rakyatnya memberikan variasi penafsiran mengenai negara menurut paham liberalisme.

Tentu para Marxis memiliki perbedaan yang sangat esensial dalam memandang konsepsi negara, menurut Marx saja negara merupakan setidaknya memiliki tiga pengertian, sebagai alat represi kelas dominan dan merupakan ekspresi politik kelas dominan. Berbeda lagi dengan Lenin yang memandang bahwa negara adalah alat untuk berkuasa bagi kelas dominan yang mempunyai kekuatan khusus untuk menindas kelas yang berada di bawahnya.

menurut Gramsci cikal bakal untuk terbentuknya hegemoni adalah dengan dominasi dan kemampuan intelektual. Dominasi itu dapat dicapai dengan konsensus yang sebelumnya kelas yang sudah terhegemoni beranjak dari perjuangan korporasi ekonomi, sedangkan kemampuan intelektual menurut Gramsci bisa dicapai dengan gerakan dewan pabrik yang berangkat pada kemampuan kritis para buruh yang membuat beberapa organisasi kolektif untuk menentang kapitalisme.

Jika sudah tercapai hegemoni dalam suatu kelas maka diperlukan sebuah negara untuk melegitimasi hegemoni tersebut, pertanyaan nya negara yang bagaimana? Gramsci menjelaskan bahwa negara yang ideal untuk mendukung hegemoni adalah negara integral, negara yang terdiri dari masyarakat sipil dan masyarakat politik yang saling mengelaborasi. Hegemoni yang dilindungi oleh kekerasan.

Perlunya menjaga kelangsungan hegemoni – atau yang dinamakan Lenin sebagai kediktatoran proletariat – menjadi penting di era kapitalisme ini. Caranya? Gramsci menjelaskan dengan perang posisi (war of positions) sehingga kelas yang memegang hegemoni ini bisa terbebas dari krisis organik dan menjadi kelompok yang tercatat dalam blok historis. dalam buku
Nezar Patria dan Andi Arief (1999).

Ada dua jenis masyarakat dalam pemikiran Antonio Gramsci.

Gramsci dikenal luas karena teori hegemoninya. Dalam konsep tersebut, ia menjelaskan bahwa faktor ideologi, yang dimanifestasikan dalam sistem budaya, merupakan hal yang juga menentukan masyarakat—di samping faktor ekonomi. Teorinya telah berangkat dari & melampaui pemikiran Marx

Gramsci menjelaskan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi dinamika masyarakat adalah ideologi. Hegemoni tidak sama dengan dominasi militeristik. Sebagai sebuah strategi penguasaan, hegemoni berupaya menciptakan “masyarakat yang sepakat”.

Frasa “masyarakat yang sepakat” tidak bermakna bahwa masyarakat menganut nilai yang semata-mata tunggal. “Kesepakatan” yang dimaksud adalah keharmonisan semu yang termanifestasi ke dalam bentuk “tujuan bersama”. Dengan kata lain, hegemoni bekerja pada ranah kesepakatan.

Dengan menciptakan “kesepakatan”, negara dapat mengontrol masyarakat. Kontrol tersebut menciptakan standar baik-buruk, benar-salah, indah-tidak indah, dll.

Masyarakat dapat dikontrol menggunakan nilai2 yang diinternalisasikan pada masyarakat melalui institusi-institusi tertentu, seperti sekolah, dewan kesenian, dll. Institusi-institusi tersebut berfungsi untuk mempertahankan dan/atau membentuk pemahaman masyarakat (baca: ideologi).

Nah, Gramsci menyatakan bahwa masyarakat yang ada di lingkungan sekolah (pengajar dan siswa) dan dewan kesenian (seniman, kurator, dan masyarakat seni) termasuk ke dalam golongan masyarakat sipil

Jadi, dalam konsep negara Gramscian, kita dapat menyimpulkan bahwa negara adalah  kediktatoran+hegemoni.
(Konten oleh @eaxxdr) 2020

Konsensus yang terjadi antara dua kelas ini diciptakan melalui pemaksaan maupun pengaruh terselubung dalam melalui pengetahuan yang disebarkan melalui perangkat-perangkat kekuasaan. Teori ini dibangun atas premis yang menyatakan pentingnya ide dan tidak mencukupinya kekuatan fisik dalam kontrol sosial politik.

4 Oktober 2019
Credit pic: google20wq

Sumber:
1. Selection From Prison Notebooks (Antonio Gramsci)
2. Pengantar Sosiologi Sastra (Faruk)
3. https://t.co/aoMTwdsFty
4. Sassoon, Anne Showstack (1991). “Buku Catatan Penjara”. Di Bottomore, Tom ; Harris, Laurence; Kiernan, VG ; Miliband, Ralph (eds.). The Dictionary of Marxist Thought (edisi ke-Second). Blackwell Publishers Ltd.
5.Haralambos, Michael; Holborn, Martin (2013). SociologyThemes and Perspectives (edisi ke-8th). Kota New York: HarperCollins . hlm. 597–598. ISBN 978-0-00-749882-6

(Visited 841 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

2 thoughts on “Negara dan Hegemoni Pemikiran Antonio Gramsci”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.