Credit pic.google.2021

I don’t feel that it is necessary to know exactly what I am. The main interest in life and work is to become someone else that you were not in the beginning.

Michel Foucault


A. PROLOG
Masih seri tokoh dan Karya monumentalnya bagi ilmu pengetahuan, terinspirasi dari hari buku nasional, untuk membaca dan menulis, ketertarikan membaca dan merepost ulang karya Discipline and Punish buah pemikiran Foucault secara garis besar berpendapat bahwa disiplin bukan merupakan pelaksanaan kehendak yang dipaksakan orang lain tetapi atas kehendak sendiri.

Maka disiplin harus dibedakan dengan kepatuhan seorang budak yang bertindak atas kemauan tuannya.Michel Foucault (1926-1984), Secara Epistemologi Kekuasaan didasarkan pada pengetahuan.
Relasi antara kuasa (power) dan pengetahuan (knowledge) yang menjadi salah satu bidang sentral dalam ilmu sosial.

B. Sekilas tentang Michel Foucault

Lahir pada tanggal 15 Oktober 1926 di Poitiers, Perancis, Foucault sudah dikatakan sebagai anak yang brilian. Pada umurnya yang ke-20, ia menempuh pendidikann di École Normale Supérieure. Disana, ia tertarik dengan karya-larya Heidegger, Marx, dan Hyppolite.

Foucault pun mulai berkarya dengan latar belakang yang mirip seperti filsuf-filsuf Prancis sebelumnya, kita sebut saja contohnya Sartre. Latar belakang apa? Yakni kebencian terhadap kemasyarakatan dan budaya borjuis, lalu memberikan simpati secara spontan ke orang marjinal.
Tetapi, secara filosofis, ia juga banyak bertentangan dengan Sartre, seperti “narsisme transendental” dan “intelektual universal” yang menilai masyarakat dengan mengimbau prinsip-prinsip moral universal (seperti kebebasan individu yang tidak dapat diganggu gugat inviolability).

Foucault semasa hidupnya menerbitkan beberapa karya yang sangat populer seperti Discipline and Punish, History of Sexuality, Madness and Civilization, Birth of the Clinic, dan lainnya.

Paul-Michel Foucault merupakan intelektual serba bisa. Foucault- demikian ia akrab disapa- adalah seorang filsuf Perancis, sejarahwan, kritikus, sosiolog, dan psikolog. Foucault merupakan penulis cukup banyak karya-karya di bidang humaniora yang sangat berpengaruh di abad 20. Kenyataan ini aneh, mengingat Foucault dibesarkan dengan pendidikan utama di bidang filsafat. Namun apabila kita amati lebih jauh, hal ini semakin menunjukkan kecemerlangannya di berbagai ragam diskurkus keilmuan. Foucault juga kerap dikaitkan dengan strukturalisme, dan post strukturalisme meskipun ia sendiri menolak untuk masuk dalam kategori keduanya.

Foucault merupakan anak kedua pasangan Paul dan Anne yang lahir di Perancis tepatnya di Kota Pointiers pada 15 Oktober 1926. Keluarga Foucault memiliki sejarah keluarga yang berasal dari kalangan ahli bedah. Paul, ayahnya adalah guru besar dalam bidang anatomi di sebuah perguruan tinggi Perancis. Sementara ibunya, Anne juga berasal dari keluarga yang berprofesi ahli bedah.

Latar belakang keluarga ahli bedah inilah yang kemudian menyebabkan pertengkaran hebat antara Foucault dan ayahnya yang bersikukuh mendorong anaknya untuk mengikuti jejak keluarga, menjadi seorang ahli bedah. Foucault, sebagai pribadi yang dianggap ‘bermasalah’ kejiwaan kemudian nekat dan menanggalkan nama depan Paul pada nama lengkapnya. Peristiwa ini pula yang membuatnya untuk memilih jurusan sastra dan sejarah ketika mendaftar di Ecole Normale Superieure tahun 1943.

Sebagai seorang yang diakui kecemerlangan otaknya sejak kecil, Foucault berhasil membuktikan kehebatannya di hadapan dosen dan kawan-kawannya di universitas. Hanya saja, selama berkuliah di sana Foucault mengalami masalah pergaulan. Kondisi pergaulan yang eksklusif layaknya kaum bangsawan membuat Foucault merasa frustasi, tertekan, dan depresi. Sampai pada puncaknya teman-temannya menemukan Foucault terbaring bersimbah darah di sudut kampus, akibat percobaan bunuh diri.

Masa suram keluarga Foucault semakin bertambah setelah pengakuan Foucault bahwa dirinya seorang homoseksual, sesuatu yang dianggap kelainan menjijikkan di masa itu. Gusar akan ‘penyimpangan’ yang diderita anaknya, Paul membawa Foucault menjalani terapi mental untuk memulihkan kejiwaannya. Ketika menjalani perawatan itulah yang membuat Foucault tertarik untuk menggeluti psikologi ketika kembali ke Ecole Normale Superieure. Semasa menggeluti psikologi, Foucault kerap keluar masuk rumah sakit jiwa untuk mengamati bagaimana dokter melakukan terapi dan mengobati pasien-pasiennya. 

Sempat masuk menjadi anggota Partai Komunis Perancis atas ajakan Louis Althusser. Pada tahun 1950-1953, pada 1955 ia kemudian bekerja di jurusan studi Romawi di Universitas Upsalla, Swedia. Di sini Foucault lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, yang memiliki banyak koleksi buku, khususnya tentang kejiwaan. Dari sanalah kemudian lahir karya-karya monumental seperti Madness and Civization: A History of Insanity in the Age of Reason (1961), dan The Birth of The Clinic: An Archaeology of Medical Perception (1963).

Karir inetelektual Foucault semakin bersinar. Karya-karya yang dihasilkannya banyak mengundang antusiasme pembaca. Dalam karyanya, Foucault banyak melahirkan pemikiran yang kritis dan kontroversial. Studi kritisnya terhadap institusi sosial, seperti klinik, rumah sakit, penjara berpengaruh cukup luas. Pengagum Nietzsche ini juga melakukan kritik terhadap pandangan tentang seksualitas. Tulisannya mengenai relasi pengetahuan dan kekuasaan mendapat apresiasi yang sangat besar di kalangan lingkaran akademisi.

Selain aktif menulis, Foucault juga aktif dalam aksi-aksi politik. Ia juga kerap diundang ke banyak negara seperti Polandia, Tunisia, Jerman, dan Amerika Serikat untuk memberikan orasi ilmiah. Meskipun karir akademisnya semakin menanjak, kepribadiannya sebagai seorang yang ‘menyimpang’ tidak pernah memudar. Foucault dikenal sebagai seorang pemabuk, homoseksual, pecandu obat-obatan terlarang, opium, ganja, kokain, dan LSD. Kematiannya pada tanggal 25 Juni 1984 ditengarai disebabkan oleh penyakit AIDS.(Riset dan analisa : Atiqoh Hasan.2021)

BUKU: DISCIPLINE and PUNISH.

Pembahasan tentang pemikiran  Foucalt dari buku Discipline and Punish!

Terbit pada tahun 1975, buku ini merupakan sebuah studi genealogi terhadap perkembangan cara modern untuk memenjarakan penjahat dibandingkan menyiksa/membunuh mereka.
Disiplin dan Menghukum: Kelahiran Penjara adalah buku tahun 1975 oleh filsuf Prancis Michel Foucault. Ini adalah analisis mekanisme sosial dan teoritis di balik perubahan yang terjadi dalam sistem pidana Barat selama zaman modern berdasarkan dokumen sejarah dari Prancis. Wikipedia (2020)
Foucault secara khusus menekankan bagaimana reformasi dapat menjadi kendaraan dari kontrol yang lebih efektif.

Ia berpendapat bahwa mode hukuman (punishment) yang baru ini menjadi model untuk mengontrol seluruh masyarakat, dengan pabrik, rumah sakit, dan sekolah dimodelkan sebagai penjara modern.

Inti dari gambaran Foucault tentang masyarakat disiplin modern ialah tiga teknik kontrol utama: observasi hierarkis, penilaian normal, dan pemeriksaan.

Kontrol atas orang (power) dapat dicapai hanya dengan mengamati/mengobservasi mereka.
Misalnya, deretan kursi di stadion sepakbola itu tidak hanya memudahkan penonton untuk melihat, tapi juga memudahkan aparat keamanan dan CCTV untuk melihat audiens. Sistem pengamatan yang sempurna akan memungkinkan penjaga (guard) untuk melihat segalanya.

Namun, karena ini ialah hal yang cukup utopis, maka kemudian ada kebutuhan untuk “relay” dari pengamat/pengobservasi ini, melalui siapa data yang diamati ini lewat dari tingkat yang rendah ke level yang lebih tinggi.

Foucault melanjutkan, ciri khas dari kekuasaan modern ialah kepeduliannya dengan apa yang belum dilakukan orang (nonobservence). Concern ini menggambarkan fungsi utama dari sistem disiplin modern: memperbaiki perilaku yang menyimpang.

Tujuan dari sistem ini bukanlah untuk membalas dendam, tetapi reformasi. Reformasi disini berarti datang untuk hidup dengan standar dan norma masyarakat.

Foucault kemudian membicarakan tentang relasi kekuasaan dan pengetahuan.

Relasi kedua bidang dari Foucault ini jauh lebih dekat dengan model Baconian yang menyatakan bahwa “knowledge is power” yang berarti pengetahuan merupakan instrumen dari kekuasaan, meski keduanya berdiri secara mandiri/independen.

Foucault memberikan poin bahwa (setidaknya untuk studi tentang manusia), tujuan utama dari pengetahuan dan kekuasaan itu tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan itu selalu menjadi exercise dari kekuasaan dan kekuasaan selalu menjadi fungsi dari pengetahuan.

Kutipan dari buku Discipline and Punish akan menutup Artikel tentang  Foucault.yakni :Tidak ada hubungan kekuasaan tanpa konstitusi yang korelatif dari bidang pengetahuan, juga tidak ada pengetahuan yang tidak mengandaikan hubungannya dengan kekuasaan”
Demikian seri tokoh dan Karyanya, tetap cinta BUKU dan semangat MEMBACA,

Sumber:
1. https://t.co/BC82LWAl34
2. https://t.co/aqxfzrbrHH
3. Konten @NathPribady

Knowledge is not for knowing: knowledge is for cutting.

Michel Foucault

(Visited 1,150 times, 2 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

3 thoughts on “Discipline and Punish Michel Foucault”
  1. Makasih pk. Atas pencerahan melalui petunjuk buku dan tulisannya. Semoga aktifitas ini menbuka jalan menambah wawasan, pentingnya baca buku sebagai modal dalam menjalani hidup pada ketepatan mengambil keputusan, baik dalam hal berpendapat maupun melakukan tindakan.

  2. Pengetahuan dan kekuasaan merupakan dua hal yang sulit terpisahkan. Tentunya, kekuasaan ini, seperti yang dipandang Foucault, terbebas dari pemaknaan yang negatif. Terima kasih atas pencerahannya.

  3. Pengetahuan dan kekuasaan merupakan dua hal yang sulit terpisahkan. Tentunya, kekuasaan ini, seperti yang dipandang Foucault, harus terbebas dari pemaknaan yang negatif. Terima kasih atas pencerahannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.