Oleh : Gisdayanti
Rindu merupakan rasa yang muncul dari dalam lubuk hati paling dalam. Menurut KBBI kata rindu memiliki arti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu, Rindu juga berarti memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu, itulah aku saat ini. Tahun 2011 saat pertama kali kita menginjakkan kaki di bangku universitas merupakan awal persahabatan kita.
Kita ke kampus bersama, mengerjakan tugas bersama, menangis dan tertawa bersama. Walau sebenarnya aku telah lama mengenalmu, dan kamu pun sudah lama mengenalku, tapi kita hanya saling mengenal nama tidak pernah saling menyapa.
Kampuslah yang menyatukan kita. Engkau orang yang sangat pelupa bahkan NIM kamu sendiri pun selalu lupa, dan selalu meminta aku untuk mengingatnya, karena urutan nama kita berdekatan F dan G. Banyak temanku tapi tidak seperti dirimu. Biasanya saat kita berteman dan memiliki keluarga maka kita akan saling canggung, tapi tidak dengan dirimu.
Kita berteman saat aku masih sendiri dan kamu masih menyandang status singel mom satu putra. Persahabatan kita terus berlanjut tanpa konflik sampai kita sama-sama memiliki dua putra. semuanya berjalan mulus tanpa hambatan merasakan suka dan duka kehidupan.
Belum lepas cerita kita di kampus, kita bersama lagi di BKKBN. Kamu pernah iseng menjahiliku sampai-sampai kejadian itu membuatmu tertawa selama seminggu setiap kali melihatku.
Kemudian tahun 2020 untuk kedua kalinya kita bersama lagi di bangku kuliah bukan untuk jenjang S2, tetapi tetap mengambil S1 dengan jurusan yang kita suka dan kita tekuni saat ini yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Dari sini lagi kita berdua membuat rencana masa depan kita.
Kamu selalu berkata kepadaku, “Sampai tua nanti aku bonceng terus, baru kamu tidak pernah bonceng aku”. Memang sejak berteman dengannya dapat dihitung dengan jari hanya berapa kali aku memboncengnya, karena setiap ingin bepergian kita pasti berlomba naik di atas motor, dan kamu selalu mendahului aku memegang kendali motor.
Kita juga pernah berkata, “Bila nanti ada beasiswa S2 ayo kita kuliah lagi. Biarlah sampai tua bersama-sama terus, jadi nanti yang kita bahas bukan parfum apa yang kamu pakai, tapi minyak gosok apa yang kamu pakai”. Celoteh itulah yang membuat kita terus tertawa bersama, dan tidak bisa aku lupakan.
Setahun berlalu semenjak kita di PG-PAUD aku anggap semua akan baik-baik saja, dan sesuai rencana kita menua bersama. Namun rernyata Tuhan mempunyai rencana lain untuk kita berdua. Tuhan lebih sayang kepadamu, dan memisahkanmu denganku. Semua makhluk memang akan pegi ke hadapan Sang Khalik, tetapi kepergianmu yang begitu tragis tidak dapat aku bayangkan.
Kepergianmu secara mendadak Jumat 27 Agustus 2021 membuat hatiku hancur, jiwaku terkulai, dan batinku meronta. Ternyata hari itu kamu ingin sekali bertemu denganku, tapi entah kenapa kamu ada keraguan ke rumahku. Inilah rahasia Ilahi yang tidak satupun makhluknya bisa mengetahuinya.
Berita yang sampai padaku bagaikan petir mengelegar melumpuhkan pancaindraku, meremukkan tulang-tulangku. Tanpa sadar aku tersungkur di tanah dan tidak dapat berbuat apa-apa. Saat itu hanya dua nama yang aku ingat, Besse Rismawati ketua tingkatku di UMK dan Ruhaena sahabatku sewaktu di USN.
Aku tidak ingin mempercayainya tapi malam itu aku melihatmu tertidur manis dan tak bergerak lagi. Kamu benar-benar telah meninggalkanku selamanya. Begitu banyak kenangan bersamamu, menangis dan tertawa bersama tidak terhitung lagi jumlahnya. Dulu saat kita berjauhan kamu selalu berkata kepadaku, “Aku merindukanmu”. Kini rinduku hanya bisa aku adukan pada yang memberi keabadian, semoga engkau tenang di keabadian sahabatku. Aku mengikhlaskanmu meski rindu itu masih tertancap dalam di hatiku, dan mungkin selamanya tertancap. Selamat jalan sahabat, aku tidak akan pernah berhenti merindukanmu.