Sejarah Islam Sulawesi Selatan

Buku : Sejarah Islam di Sulawesi Selatan

Penulis : Suriadi Mappangara dan Irwan Abbas

Penerbit : Lamacca Press, Makassar 2003 (Bekerja sama dengan Biro KAPP Setda Provinsi Sulawesi Selatan)

Jumlah Halaman : viii + 201

ISBN : 979-97452-5-X

Buku ini terdiri dari 6 bab, dimana pada bagian atau bab pertama hanya berupa pengantar, yang membahas tentang latar belakang penulisan buku, tujuan dan manfaat penulisan dan kerangka konseptual.

Kebudayaan dan Kepercayaan Pra-Islam dibahas pada bagian ke-2. Pada bagian ini ada pembahasan tentang suku bangsa dan bahasa, religi masyarakat yang terdiri dari: kepercayaan Toani Tolotang, Patuntung, dan Aluk Todolo’. Penulis juga menjelaskan tentang pranata keagamaan,  dan bentuk ibadah kuno dan tata  cara penguburan. Bentuk ibadah kuno misalnya penyembahan Dewa Matahari dan Bulan, pemujaan terjadap Kalompoang, Arajang, Saukang. Dan Stratifikasi Sosial.

Bagian ke-3 merupakan inti pembahasan buku ini, yaitu asal mula masuknya Islam di Sulawesi Selatan. Diawali dengan pembahasan tentang masuknya orang Melayu dan bangsa asing di Sulawesi Selatan yaitu  bangsa Portugis, Belanda dan Inggris. Orang Melayu inilah yang kemudian dianggap berjasa dalam pengembangan Islam di Sulawesi Selatan. Disebutkan bahwa ada 3 mubalig dari Minangkabau (Melayu) yang menyebarkan Islam di Sulawesi Selatan yaitu :

1. Abdul Makmur Khatib Tunggal Dato Ibadah (Dato Ri Bandang)

2. Sulaeman Khatib Sulung atau (Dato Patimang)

3. Abdul Jawad Khatib Bungsu atau (Dato di Tiro).

Kemudian dijelaskan tentang penyebaran Islam di Kerajaan Luwu, daerah Tiro di Bulukumba, dan kerajaan Gantarang di Pulau Selayar. Disebutkan pula dalam buku ini bahwa Kerajaan Gowa adalah yang dominan dalam penyebaran Islam diantara sekian kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan dan bahkan menjadi pusat pengembangan dan penyebaran Islam didaerah lain di Sulawesi Selatan.

Bagaimana proses penyebaran Islam di Sulawesi Selatan, dibahas pada bagian ke-4. Pertama yaitu penyebaran Islam di Gowa, kemudian masuknya Islam dikerajaan TellumpoccoE, serta di Lita Mandar. Banyak kisah menarik pada bagian ini. Misalnya, sebelum anggota kerajaan Gowa masuk Islam, ternyata, di Cikoang (wilayah Takalar sekarang) yang merupakan daerah kekuasaan Gowa, sudah memeluk Islam. Islam di Cikoang dibawa oleh mubalig Sayyid Jalaluddin Al Aidid. Selain Cikoang, Sayyid Jalaluddin juga meng-Islamkan Laikang dan Turatea.

Setelah raja raja dan petinggi kerajaan Gowa memeluk Islam, kemudian satu persatu kerajaan di Sulawesi Selatan di Islamkan. Dimulai di kerajaan Soppeng pada tahun 1609, kemudian Wajo (1610) dan Bone (1611). Bahkan dalam Lontara Bilang ada disebutkan tanggal masuk Islamnya para pemimpin kerajaan Bone yaitu pada tanggal 23 November 1611.

Bagian ke-5 dijelaskan tentang corak Islam dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan, mulai dari sistem sosialnya, kebiasaan masyarakatnya, model kepemimpinan, birokrasi pemerintahan, sastra dan bahasa, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Salah satu kebiasaan lama masyarakat Sulawesi Selatan sebelum masuknya Islam adalah makan babi dan minuman beralkohol, juga berpakaian hanya menutup area vital saja. Setelah masuknya Islam, semua itu ditanggalkan.

Bagian terakhir adalah kesimpulan, daftar pustaka dan daftar singkatan.

Bagi anda yang membutuhkan informasi tentang sejarah Islam di Sulawesi Selatan, penyebaran Islam, kehidupan pra-Islam, kedatangan orang Eropa di Sulawesi Selatan, maka buku ini layak sebagai referensi.

tt
(Visited 243 times, 3 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.