Oleh: Gusnawati Lukman

Pengertian Kurikulum Merdeka 

Menurut BSNP atau Badan Standar Nasional Pendidikan, pengertian kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Di sini, para pelajar (baik siswa maupun mahasiswa) dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.

Mengapa Kurikulum Merdeka?

Kondisi pendidikan di Indonesia

● Banyak siswa Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

● Banyak siswa Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

● Terdapat kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia.

● Hal ini diperparah dengan merebaknya pandemi Covid-19.

● Kita perlu perubahan yang sistemik, salah satunya kurikulum.

Hasil Evaluasi Kurikulum 2013

● Kompetensi Kurikulum 2013 terlalu luas, sulit dipahami, dan diimplementasikan oleh guru.

● Kurikulum 2013 belum disesuaikan oleh satuan pendidikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik.

● Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21.

● Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender Pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat.

● Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam kurikulum 2013 tanpa ada pilihan pendekatan lain

● Struktur kurikulum pada jenjang SMA yang memuat mata pelajaran pilihan (peminatan) kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain peminatan IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi hirarkis.

Kriteria Kurikulum yang Diperlukan

● Orientasi holistik mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.

● Berbasis kompetensi, bukan konten berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi tertentu.

● Kontekstualisasi dan personalisasi tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Kriteria Kurikulum Merdeka

● Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, takwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebhinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).

● Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar (literasi dan numerasi).

● Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Tujuan Kurikulum Merdeka menitikberatkan ke tiga hal, yaitu;

– Pengembangan karakter

– Fokus pada materi sosial

– Fleksibilitas perancangan kurikulum sekolah

Perihal pengembangan karakter, Kurikulum Merdeka fokus pada enam karakter yang

seharusnya dimiliki oleh siswa, yang disebut Profil Pelajar Pancasila, berisi:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia

2. Berkebinekaan global

3. Bergotong-royong

4. Kreatif

5. Bernalar kritis

6. Mandiri

Dengan tujuan seperti tertulis di atas, capaian belajar Kurikulum 2013 pun disesuaikan di Kurikulum Merdeka. Capaian Pembelajaran tidak lagi ditulis dalam format butir, namun dalam kalimat penuh menyusun sebuah paragraf pendek. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman sekaligus memberi keleluasaan pada tiap sekolah untuk menjalankan pembelajaran sesuai situasi dan kondisi peserta didik. Keleluasaan ini juga tercermin dalam sistem tingkatan yang disebut fase, bukan tahun. Karena dalam setiap fase bisa terdiri lebih dari satu tahun, maka murid punya waktu lebih banyak untuk mengembangkan kompetensinya. Selain itu, fokus Kurikulum Merdeka adalah kompetensi, bukan pemenuhan materi.

Pendekatan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai target, maka tantangannya adalah: bagaimana mencapainya?

Kegiatan pembelajaran yang familiar dengan di masa lampau biasanya adalah menghafal, ritual seperti upacara atau kewajiban mengerjakan PR. Kurikulum Merdeka memperkenalkan pembelajaran berbasis proyek, dimana pembelajaran berpusat pada murid dan murid dilibatkan sebagai pelaku pembelajaran dan bukan sebagai obyek pembelajaran.

Beberapa contoh nyata dari kegiatan belajar yang sesuai dengan arahan Kurikulum

Merdeka adalah memberi konteks pada kegiatan menghafal. Konteks dapat diberikan melalui gambar, cerita soal, maupun artikel. Dengan cara tersebut, murid paham relevansi materi dengan kehidupan sehari-harinya dan dapat mempelajari materi dalam gambaran besar, bukan sepotong materi. Lebih jauh lagi, pembelajaran berbasis proyek juga bisa dianggap sebagai integrasi ekskul ke mata pelajaran, di mana murid belajar sambil mengalami (experiential learning). Aplikasi pembelajaran berbasis proyek ini bervariasi dari belajar di alam terbuka, hingga pengolahan sampah menjadi pupuk, tergantung karakter muridnya.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Watansoppeng, 7 April 2022

(Visited 470 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: