Judul : A.M. Fatwa, Dari Mimbar ke Penjara, Suara Nurani Pencari Keadilan dan Kebebasan
Penulis : A.M. Fatwa
Penyunting : Idi Subandy Ibrahim
Penerbit : Penerbit Mizan
Tahun : 1999
Tempat : Bandung
Jumlah Halaman : 196
Ukuran : 13,2 x 20,5 cm
ISBN : 979-433-210-0
Buku ini adalah catatan perjalanan hidup dan perjuangan Andi Mappetahang Fatwa, seorang politisi dan juga purnawiran TNI Angkatan Laut berpangkat KKO. A.M. Fatwa pernah menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan DPD RI, Anggota DPD RI, Wakil Ketua MPR RI, dan Wakil Ketua DPR RI. A.M. Fatwa lahir di Bone, Sulawesi Selatan pada 12 Februari 1939 dan wafat pada 14 Desember 2017 di Rumah Sakit MMC Jakarta.
Membaca buku ini, membawa kita ke masa awal kemerdekaan, masa masa demonstrasi dan penahanan sampai ke kehidupan dalam penjara penjara di berbagai daerah. Kehidupan berorganisasi dimulai sejak terpilih A.M. Fatwa terpilih sebagai Ketua Umum PII Cabang Sumbawa dan merangkap Ketua Umum PII Wilayah Nusa Tenggara. Terakhir menjalani kehidupan penjara dari tahun 1984 -1993 secara berpindah pindah.
Buku ini terbagi menjadi 3 bagian utama, diawali dengan Tentang Penulis, Pengantar Penerbit, dan Kata Pengantar dari M. Amien Rais, ucapan Terima Kasih dan Lembaran Hidup yang berisi foto foto A.M. Fatwa di penjara dan orang orang yang menjenguknya. Tercatat, para tokoh yang pernah menjenguk beliau di penjara adalah : Prof. Dr. Hamka, Mar’ie Muhammad yang merupakan sahabat dekatnya, Ali Sadikin, Ramadhan K.H., dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng.
Bagian pertama buku ini membahas tentang Narapidana Politik; Kisah pergolakan batin dari Penjara ke Penjara. Dikisahkan disini tentang ‘Peristiwa Priok’ 12 September 1984 yang menyeret A.M. Fatwa ke penjara selama 9 tahun. Peristiwa pengeroyokan yang dialami yang menyebabkan gegar otak dan harus dirawat dirumahsakit selama 3 pekan, namun kemudian melarikan diri dari Rumah Sakit dan menuju ke rumah Ali Sadikin. Bagian pertama ini ada 25 kisah hidup yang diungkapkan oleh A.M. Fatwa.
Pada bagian kedua dengan judul “Sebagai Umat Islam, Berpolitik adalah Ibadah”, dibagi dalam 8 kisah perjalanan hidup, dimulai dengan kisah ketika A.M. Fatwa menjadikan mimbar dakwah sebagai sarana karena menurut beliau berpolitik juga ibadah. Pada bagian kedua ini juga di kisahkan tentang peristiwa Priok.
Bagian terakhir diberi judul “Sebagai Warga Negara, Menghidupkan Budaya Demokrasi”. Bagian ini diawali dengan perihal pendekatan politik dan pendekatan intelijen. Juga dibahas tentang pendekatan baru bagi kerukunan Nasional, bagaimana menghidupkan budaya demikrasi, bagaimana membangun sikap toleran dan saling pengertian dengan golongan lain dan juga perlunya pembinaan Narapidana merasakan nuansa religius didalam penjara
Bagian akhir buku ini adalah indeks, yang memudahkan pembaca untuk mencari topik topik tertentu yang ingin dibaca, tanpa perlu membaca secara urut dari awal sampai akhir.
Buku ini koleksi Perpustakaan Abdurrasyid Daeng Lurang, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan.
Penulis :
Suharman Musa
Dapat dihubungi pada email shrmnms@gmail.com atau pesan WA pada 085241699630