Oleh : Abdul Kholid*

Di antara hari-hari lain, hari Rabu ternyata memiliki keistimewaan tersendiri. Pada hari Rabu Allah Swt menciptakan cahaya yang banyak ulama memanfaatkannya untuk berdoa, memulai majelis, sedekah dan belajar. Pada hari Rabu 28 September 2023 juga memiliki arti penting bagiku sebagai hari terbangkitnya semangatku berkali-kali setelah bertemu dengan sang motivator andal mahasiswa. Ia membangkitkan semangat belajarku terutama dalam bidang jurnalistik.

Beliau penulis trilogi buku politik dalam pemilu. Ia memberikan materi yang begitu hebat, berkobar-kobar menyalakan api semangat untuk terus maju dan percaya diri. Saya salut kepada beliau, bukan hannya mengajarkan bagaimana pentingnya public speaking bagi mahasiswa, tapi dalam berkarya dan menjalankan aktivitasnya sangat mengutamakan Tuhan dalam setiap aspek perjalanan kariernya. Hal ini membuat saya terenyuh betapa orang sesibuk berkarya seperti beliau masih menguatkan kekokohan “iman”.

Ruslan Ismail Mage, nama yang begitu indah melekat pada jiwa yang kuat, tangguh, tegas dan lugas. Bayangkan teman-teman, di tengah kesibukan yang padat beliau masih menyempatkan waktunya untuk kami para mahasiswa, padahal tidak ada jam kuliah dengannya. Bisa dibayangkan betapa hambelnya beliau dalam memberikan ilmu. Mungkin waktu yang singkat itu beliau bisa mendapatkan cuan jutaan, namun beliau memilih untuk datang memberikan motivasi dengan cuma-cuma.

Bisa saya katakan kalau hari Rabu ini adalah hari keberuntunganku. Bagaimana tidak, saya merasa mimpi yang selama ini saya bangun akan segera terwujud. Ternyata menjadi seorang mahasiswa sekarang, bukan lagi hanya sekadar berburu ijazah saja, tapi karya apa yang sudah dilahirkan. Menabung prestasi dari sekarang untuk modal sukses di masa depan bukan lagi harus tapi wajib dilakukan.

Salah satu petuahnya yang masih melekat sampai saat ini adalah konsepnya yang mengatakan, “Panca indra yang paling duluan berfungai adalah telinga. jika seorang di karunia pendengaran yang sempurna, namun tidak digunakan untuk mendengar, itu suatu suatu kesombongan”. Beliau juga menyampaikan dalam menuntut ilmu itu bukanlah sekadar mengejar nilai tinggi, tapi bagaimana ilmu itu memilili keberkahan dengan memuliakan orang tua dan guru.

Terima kasih pak Ruslan Ismail Mage yang begitu terlihat tulus menyampaikan materi di hadapan kami, sehingga apa yang bapak sampaikan tadi sangat bermanfaat, sampai membakar semangat bangkit kami. Kalau dianalogikan saya akan menjadi botol yang penuh air ilmu pengetahuan, bukan menjadi botol kosong yang dianggap sampah tidak berguna.

*Mahasiswa Prodi Komunikasi Unes

(Visited 73 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Inspirasi Daerah

Inspirasi Daerah memuat narasi pemerintahan daerah seluruh Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: