Riwayat Hidup

Santo Fransiskus dari Assisi (1181/1182 – 3 Oktober 1226) adalah seorang tokoh Kristen yang sangat dihormati, terkenal karena hidupnya yang sederhana dan kedekatannya dengan alam serta semua makhluk ciptaan Tuhan. Lahir dengan nama Giovanni di Pietro di Bernardone di kota Assisi, Italia, Fransiskus merupakan putra seorang saudagar kain yang kaya. Meski awalnya ia menikmati kehidupan yang penuh kesenangan duniawi, Fransiskus mengalami pertobatan besar yang membuatnya meninggalkan gaya hidup tersebut dan memilih untuk mengikuti jalan kemiskinan dan pelayanan kepada Tuhan.

Pertobatan Fransiskus dimulai setelah serangkaian pengalaman spiritual, termasuk saat ia mendengar suara Yesus dari salib gereja San Damiano yang memintanya untuk “memperbaiki Gereja-Nya.” Ia mulai hidup dalam kemiskinan, meninggalkan warisan keluarganya, dan mengabdikan hidupnya untuk membantu orang miskin, merawat yang sakit, serta mewartakan Injil.

Pada tahun 1209, Fransiskus mendirikan Ordo Saudara Dina (Fransiskan), yang dikenal dengan sebutan Ordo Fratrum Minorum (OFM), yang berlandaskan pada kehidupan sederhana dan kemiskinan. Beberapa tahun kemudian, ordo ini diakui oleh Paus Innocentius III. Fransiskus juga mendirikan Ordo Klaris (untuk para biarawati) dan Ordo Ketiga Fransiskan (untuk kaum awam yang ingin mengikuti spiritualitas Fransiskan).

Fransiskus dikenal karena cintanya yang mendalam terhadap alam dan semua ciptaan Tuhan, sebuah aspek yang sering disimbolkan dalam legenda tentang bagaimana ia berkhotbah kepada burung-burung dan menjinakkan serigala. Ia wafat pada 3 Oktober 1226 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius IX pada 16 Juli 1228.

Spiritualitas Santo Fransiskus

Spiritualitas Fransiskus dari Assisi sangat dipengaruhi oleh beberapa konsep utama yang tetap relevan hingga hari ini. Berikut adalah beberapa aspek penting dari spiritualitasnya:

  1. Kemiskinan dan Kehidupan Sederhana
    Fransiskus memilih hidup dalam kemiskinan total sebagai bentuk penyerahan diri kepada Tuhan dan meneladani kehidupan Yesus Kristus. Ia percaya bahwa dengan melepaskan diri dari harta benda duniawi, seseorang dapat lebih terbuka terhadap kehendak Allah dan berbelas kasih kepada sesama. Semangat kemiskinan ini menjadi fondasi dari Ordo Fransiskan.
  2. Cinta Kasih kepada Seluruh Ciptaan
    Fransiskus melihat seluruh alam semesta sebagai ciptaan Allah yang baik dan indah. Ia menganggap makhluk hidup sebagai saudara dan saudari, dan ini tampak jelas dalam himne terkenalnya, Kidung Saudara Matahari (Cantico di Frate Sole). Bagi Fransiskus, merawat bumi dan segala isinya merupakan bagian dari iman dan pemujaan kepada Tuhan.
  3. Kerendahan Hati dan Ketaatan
    Salah satu ajaran utama Fransiskus adalah pentingnya kerendahan hati dan ketaatan kepada kehendak Allah. Ia mengajarkan para pengikutnya untuk tidak mencari kehormatan atau kekuasaan duniawi, tetapi untuk merendahkan diri dan melayani sesama dalam semangat cinta kasih Kristiani.
  4. Damai dan Rekonsiliasi
    Fransiskus dikenal sebagai pembawa damai, baik antara manusia maupun antara manusia dan alam. Ia terlibat dalam upaya rekonsiliasi selama Perang Salib dan mencoba menjalin dialog dengan Sultan Mesir, Malik al-Kamil, dalam semangat damai dan pengertian lintas agama.
  5. Stigmata dan Persatuan dengan Kristus
    Pada akhir hidupnya, Fransiskus menerima stigmata, tanda luka Kristus yang muncul di tubuhnya sebagai simbol persatuan yang mendalam dengan penderitaan Yesus. Stigmata ini menunjukkan intensitas cintanya kepada Kristus dan pengorbanan totalnya dalam mengikuti jalan salib.

Referensi

  1. Vauchez, A. (2012). Francis of Assisi: The Life and Afterlife of a Medieval Saint. Yale University Press.
  2. Thompson, A. C. (2012). Francis of Assisi: A New Biography. Cornell University Press.
  3. Moorman, J. R. H. (1968). A History of the Franciscan Order. Oxford University Press.

by profa Elvira’24

(Visited 19 times, 2 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.