Dalam perjalanan hidup, tidak ada kesempurnaan yang bisa diraih dalam sekejap mata. Seperti anak tangga yang kita naiki satu per satu, kehidupan juga membawa kita maju perlahan, selangkah demi selangkah. Di sini, literasi—proses pengulangan yang penuh kesabaran—menjadi teman setia yang setia menemani di setiap langkah yang kita tempuh.

Literasi mengajarkan kita bahwa setiap langkah kecil itu penting. Dalam banyak hal, kita seringkali mengulangi langkah-langkah serupa—belajar dari kesalahan, memperbaiki apa yang belum sempurna, dan mencoba lagi dengan semangat yang lebih besar. Proses ini tidak sekadar mengarahkan kita pada hasil, tetapi juga membentuk diri kita; kita menjadi lebih sabar, lebih kuat, dan lebih bijaksana.

Saat kita merasa jatuh atau gagal, literasi hadir untuk mengingatkan bahwa setiap kekurangan adalah kesempatan untuk mencoba lagi, untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya. Literasi adalah suara kecil yang mengatakan, “Mari kita coba lagi, dan kali ini kita akan menjadi lebih baik.”

Dengan menjadikan literasi sebagai teman setia, kita belajar melihat hidup sebagai perjalanan yang penuh pembelajaran, bukan sekadar garis akhir yang harus dicapai. Kita memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses, dan keberhasilan adalah hasil dari ketekunan dan ketulusan kita dalam berproses. Literasi mengubah rasa putus asa menjadi harapan baru, dan setiap percobaan menjadi batu loncatan menuju sesuatu yang lebih bermakna.

Pada akhirnya, literasi mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen, menyadari betapa berharganya setiap langkah kecil, dan menumbuhkan kepercayaan bahwa kita selalu bisa menjadi lebih baik, sedikit demi sedikit. Seiring waktu, kita menyadari bahwa perjalanan hidup ini bukanlah tentang mencapai tujuan akhir, melainkan tentang menikmati dan menghargai setiap proses yang kita lalui.

by profa Elvira’24

(Visited 13 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.