Ajaran Umat Katolik yang berladaskan pada 3 ajaran yakni: “Tradisi Suci, Magisterium dan Kitab Suci”. Tidak seperti Kristen lainnya yang hanya mengambil salah satu dari ketiga ajaran di atas, seperti percaya saja pada Kitab Suci dan mengabaikan yang lainnya, karena dianggap sudah tidak relevan.
Katolik Universal, yang beriman pada, “Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik”, yang terankum dalam “Aku Percaya”. Jadi umat Katolik percaya secara utuh dan sempurna, bukan sebagian saja, karena kalau yang terdahulu tidak ada, maka masa kini juga tidak ada, jadi jangan mengabaikan mereka.
Katolik itu universal karena dimanapun kita berdoa tata cara berdoanya sama, mengikuti aturan yang ditetapkan oleh bapa gereja atau magisterium yaitu hirarki gereja Katolik dari Paus, Kardinal, Uskup, Pastor, Katekis dan Umat, semuanya seiring dan sejalan, mengikuti satu ajaran yakni ajaran Yesus Kristus yang diwariskan turun-temurun melalui bapa gereja kita terdahulu.

Makna Puasa Prapaskah Katolik
Masa prapaskah adalah masa dimana Umat Katolik mempersiapkan diri, hati dan pikiran dalam menyongsong Paskah.
Masa Prapaskah berlangsung selama 40 hari, tetapi jika dihitung dari Rabu Abu hingga Sabtu Suci (sebelum Paskah), jumlahnya 46 hari. Cara menghitungnya:
- Dari Rabu Abu hingga Sabtu Suci adalah 46 hari.
- Hari Minggu tidak dihitung, sebagai hari puasa, karena hari minggu adalah hari perayaan kebangkitan Kristus.
- Jika kita mengurangoi 6 hari minggu dari total 46 hari, maka hasilnya adalah 40 hari puasa.
Pengertian Rabu Abu
Rabu Abu adalah hari pertama dalam masa prapaskah, yaitu periode 40 hari yang diberikan oleh gereja Katolik sebagai persiapan rohani sebelum hari Raya Paskah. Pada hari Rabu Abu, umat menerima abu yang ditandai dalam bentuk salib di dahi sebagai simbol pertobatan, kerendahan hati, dan pengingat akan kefanaan manusia.
Dasar Alkitabiah dan Tradisi Gereja
- Kejadian 3:19 – “Sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu”.
- Ayub 42:6 – “Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu”.
- Yunus 3:6 – “Ketika kabar itu sampai kepada raja Niniwe, bangunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubunginya tubuhnya dengan kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu”.

Makna Abu dalam Rabu Abu
- Pertobatan: Umat Katolik diajak untuk bertobat dari dosa dan kembali kepada Allah.
- Kefanaan manusia: Abu mengingatkan bahwa kehidupan manusia di dunia ini sementara, sehingga harus dijalani dengan penuh iman dan kebajikan.
- Pembaharuan diri: Masa Prapaskah menjadi kesempatan untuk merefleksikan kehidupan dan memperbaharui iman melalui doa, puasa, dan amal kasih.
Peraturan Puasa-Pantang Rabu Abu
Menurut Kitab Hukum Kanonik (Kanon 1251-1252) dan ajarak gereja Katolik:
- Puasa wajib bagi umat yang berusia 18 – 60 tahun, yaitu hanya maka kenyang sekali sehari dengan dua kali makan ringan yang tidak mengenyangkan.
- Pantang wajib bagi umat yang berusia 14 tahun ke atas, yaitu tidak megkonsumsi daging.
Rabu abu, awal Masa Prapaskah
Rabu Abu menandai dimulainya Masa Prapaskah, periode 40 hari sebelum Paskah, yang melambangkan:
- 40 hari Yesus berpuasa, di padang gurun sebelum memulai pelayanan-Nya (Mat.4:1-11).
- 40 hari Musa berpuasa, sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah di gunung Sinai (Kel.34:28).
- 40 tahun perjalanan bangsa Israel, di padang gurun sebelum memasuki Tanah Perjanjian (Bil.4:1-13)
Selama Masa Prapaskah, umat Katolik diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui tiga pilar utama:
- Doa: meningkatkan kehidupan doa, baik pribadi maupun komunitas.
- Puasa: Menahan diri dari sesuatu yang berlebihan sebagai bentuk latihan rohani.
- Amal Kasih: membantu sesama, terutama yang miskin dan menderita.
Mengapa dimulai pada Hari Rabu?
Sejarah dan Alasan Liturgis:
- Awalnya, Masa Prapaskah dimulai pada hari Minggu, tetapi karena hari Minggu adalah hari perayaan kebangkitan Kristus, gereja tidak menganggapnya sebagai hari untuk berpuasa.
- Untuk memastikan umat menjalani 40 hari penuh berpuasa, gereja menghitung mundur dari Minggu Paskah, mengabaikan hari Minggu, sehingga jatuh pada hari Rabu sebelum Minggu pertama Prapaskah.
- Praktek ini ditetapkan secara resmi oleh Paus Gregorius I (590-604 M), yang mengatur bahwa Masa Prapaskah harus berlangsung selama 40 hari penuh, tidak termasuk hari Minggu.
Kesimpulan:
Pantang dan Puasa hanya dilakukan dua kali yaitu: Rabu Abu dan Jum’at Agung. Puasa hanya makan kenyang sekali perhari, tidak boleh makan daging, hanya diperboleh makan telor dan ikan. Meskipun terhitung hingga 40 hari, dan hanya makan sekali kenyang sehari, selalu ceria melakukan pekerjaan kita sehari-hari, di rumah, di sekolah, di kebun, di kantor, di gereja dan dimana saja; agar orang lain tidak tahu bahwa kita berpuasa.
Ada dua Pantang dan Puasa yakni: “secara jasmani dan secara rohani/spiritual“.
Secara jasmani: kita harus melatih berkorban melalui: berdoa, beramal kasih dan berpuasa yang berarti berdoa berelasi dengan Tuhan, beramal kasih bagi sesama kita yang berkekurangan dalam segala hal, dan berpuasa untuk menginstrospeksi diri dengan menyangkal diri kita.
Secara spiritual: memurnikan hati orang, dengan berdiam diri untuk mengatasi masalah, selalu tersenyum untuk meringangan masalah kehidupan kita.
By prof EdoSantos’25